Part 29 (Kabar Bahagia)✔️

3.4K 108 0
                                    

Jihan menatap rumah besar di depannya ini. Baru kali dia melihat rumah yang begitu besar dengan halaman rumah yang luas.

Bak seperti dunia dongeng, ada juga taman kecil dan juga sebuah gazebo di samping rumah. Nita menatap sahabatnya itu gemas, karena semenjak sampai Jihan seakan terhipnotis dengan lingkungan rumahnya.

Jihan tak menyangka ternyata bunda Nita menyambutnya dengan baik bahkan dengan senang hati menyiapkan makanan yang begitu banyak sambil bercerita.

"Nak Jihan tau tidak, bunda itu punya anak mu laki laki. Tapi dia bekerja terlalu padat sampai tidak bisa menemani bunda kalau Nita kuliah." Ucapnya.

"Memangnya Abang nya nita kerja apa Bun." Tanyanya.

"Dia dokter di rumah sakit swasta. Biasanya jam makan siang, dia akan pulang untuk makan siang dirumah. Nanti bunda kenalkan, sekarang kamu bersih bersih dulu ya nak setelah itu kita makan siang bareng." Ucapnya.

"Wajah kamu kelihatan pucat apa kamu sakit ??." Ucap bunda khawatir.

Jihan hanya mampu tersenyum canggung. Memang kepalanya sakit mungkin Karena terlalu memikirkan hafiz dan juga perjalanan jauh membuatnya tidak terbiasa menaiki kereta api.

"Gpp kok Bun. Mungkin karena Jihan baru menempuh perjalanan jauh sampai ke Bandung." Ucap nya.

"Kalau begitu kamu istirahat lah dulu yaa. Bunda mau siapin makan siang. Dek antar temanmu ke kamar tamu yaa." ucapnya membuat Nita mengangguk.

"Yuk. Kamar kamu ada di lantai dua. Dekat kamarku." Ucap nya.

"Makasih banyak yaa, maaf udah ngerepotin kamu dan bunda." Nita menggeleng pelan.

"Apasih !!! Gitu aja pakek maaf. Sudah sana, perlu istirahat tuh wajah udah pucet Han. Nanti aku panggil kalah udah mau makan siang."

Jihan mengangguk saja dan langsung memasuki kamar tamu yang ada di rumah itu.

.
.
.

Abi menatap hafiz dengan tatapan sulit di artikan. Mereka berdua saat ini  berada di kamar karena Abi ingin berbicara berdua dengan anak pertamanya itu.

"Ada yang ingin kamu jelaskan pada Abi ?." Ucapnya. Hafiz hanya mampu menghelah nafas, nada bicara abi nya terkesan datar dan tegas saat berbicara. Hafiz tau saat ini dia telah melakukan kesalahan besar dengan membiarkan Jihan pergi sendiri.

"Abi. Hafiz tidak tau jika Jihan akan pergi tanpa pamit." Ucap nya jujur.

"Pasti ada sesuatu diantara kalian, sehingga membuat Jihan pergi tanpa pamit.  Bukan nya kalian semalam ini masih bersama." Ucap Abi.

"Iya Bi. Maaf, hafiz sudah terlanjur jujur mengenai perasaan hafiz padanya. Mungkin karena ini juga Jihan pergi tanpa pamit." Ucapnya. Abi menatap putranya seketika menunduk.

Yang di pikirkan nya sekarang, Jihan menantunya ada dimana, bagaimana jika keluarga Jihan bertanya tapi mereka tidak tau Jihan ada dimana sekarang.

"Abi sudah peringatkan kamu nak. Tapi ya sudahlah..... Sudah terlanjur terjadi juga. Acara ini lebih cepat lebih baik, karena Abi mau pulang setelah acara selesai." Ucapnya langsung meninggalkan hafiz sendirian.

Pria itu hanya bisa menghelah nafasnya dengan kasar. Hafiz keluar dengan wajah lesu, sedangkan Zoya menatap pria itu cemas.

"Mas. Ada apa ?? Kenapa Abi tadi bilang akan segera pulang dan acaranya di percepat ?.' ucapnya.

"Sepertinya Abi marah. Mas tidak tau lagi harus bagaimana ? Ini semua gara gara mas, kalau saja mas tidak mengatakan sejujurnya tidak akan seperti ini jadinya."

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang