Part 27 (Permintaan Jihan )☑️

2.7K 95 0
                                    

Keesokan harinya, seluruh keluarga sedang bersiap untuk pergi ke malang, tepatnya kediaman keluarga Zoya.  Acara tujuh bulanan nya akan dilaksanakan di rumah orang tuanya tentu saja membuat dia sangat antusias. Jihan juga membantunya memasukkan bajunya dan juga baju hafiz karena Zoya tidak bisa bergerak terlalu lincah karena kandungannya membuatnya cepat merasa lelah. Maka dari itu selagi Jihan libur semester, wanita itu memilih untuk membantu Zoya menyiapkan baju yang akan mereka bawa kerumah orang tua nya.

"Berapa hari disana mbak ?." Tanya Jihan sambil menata baju ke dalam koper hitam besar itu.

"Kira kira 3 harian Han Kamu juga ikut kan ?." Ucapnya. Mereka sudah kembali berbaikan, yaa tentu saja Jihan yang mengelah dengan meminta maaf lebih dulu sehingga saat seperti ini sudah menjadi hal biasa lagi bagi mereka.

"Emmm... Kalau boleh sih Jihan mau disini saja." Ucapnya. Zoya menatap wanita muda itu, dia mengerti akan keraguan di wajah madunya itu.

Tapi Zoya ingat apa yang dikatakan ibunya beberapa hari yang lalu. Dia sangat senang jika Zoya juga mengajak Jihan kesana dan akan memperkenalkan madunya itu pada seluruh keluarga.

"Ikut ya. Mbak disana pasti akan memerlukan bantuan Kamu. Ibu dan keluarga lainnya pasti masih repot mengurus semuanya han. Lagi pula, ibu ku sangat senang jika aku mengajak mu juga." Ucapnya.

Jihan menatap Zoya. Wanita itu mengangguk sebagai balasan karena tak tau harus mengatakan apa. Memang benar, namun siapa tau sesampainya disana ?.

"Baiklah." Jawab Jihan pasrah namun Zoya menatap nya dengan senang.

"Baju baju kamu sudah siap kan ?." Tanyanya. Jihan mengangguk.

"Sudah mbak cuma bawa beberapa baju saja. Sini biar Jihan yang bawa." Ucapnya.

Dengan senang hati Zoya memberikan semuanya pada Jihan. Wanita itu sebanarnya tampak kesulitan untuk mengangkat dia koper yang lumayan berat itu namun tak ada pilihan lain.

"Ya Allah berat sekali." Ucapnya dalam hati. Ingin mengeluh tapi dia tidak mungkin menyuruh Zoya yang membawanya sendiri.

Dengan perlahan Jihan memasukkan koper ke dalam mobil dan tak lama kemudian umi, Abi, dan hafiz datang menghampiri mereka.

" Sudah semuanya kan ??." Tanya hafiz. Jihan hanya mengangguk tanpa menjawab sambil  mengelus peluh di dahinya.

" Ya sudah jika sudah semua yuk berangkat keburu sampai petang." ucapnya. Mereka memasuki mobil satu persatu. Jihan. Berada di depan kemudi bersama hafiz karena dia sendiri takut mabuk perjalanan.
.
.
.

Beberapa jam kemudian mereka sudah sampai di Kediaman Zoya.

Jihan menatap rumah sederhana milik kakak madunya itu. Walaupun masih bergaya rumah adat Jawa jaman dahulu. Tapi suasanya masih sangat sejuk. Jihan tak menyangka dipedesaab kota malang ini masih ada desa yang begitu asri serta rumah rumah yang masih bertahan dengan ciri khas jawanya.

Jihan menatap semua orang yang menyambut mereka. Kemudian datang seorang wanita paruh baya yang langsung memeluknya erat. Beberapa jam perjalanan membuat punggung jihn sedikit sakit, mereka sampai di kediaman Zoya pada pukul 5 sore  karena diperjalanan tadi terkena macet.

"Ini Jihan ya ? Masyaallah cantik sekali kamu nak." Tanyanya. Dengan sedikit ragu Jihan mengangguk lalu mencium tangan wanita itu.

Bisa ditebak wanita paruh baya yang sedang memeluknya erat ini adalah ibu dari kakak madunya. Zoya.

"Terimakasih Bu " wanita paruh baya itu mengangguk.

"Saya ibu nya Zoya. Mbak mu sudah banyak menceritakan mu melalui telfon setiap dia merasa senang dia pasti bercerita tentang kesehariannya dan juga kamu. Terimakasih ya sudah mau menjadi teman dekat Zoya dan juga sudah membantu anak ibu." Ucap nya tulus. Jihan menatapnya wanita itu dengan senyum tulus diwajahnya.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang