Part 17☑️

2.5K 110 6
                                    

Senin pagi waktunya kembali beraktivitas setelah beberapa hari libur. Begitupun Jihan dan juga hafiz.  Pagi pagi sekali Jihan sudah bangun menyiapkan keperluan suaminya untuk berangkat mengajar di kampus.

Jihan juga ada kuliah namun jadwalnya masih nanti jam 1 siang. Jadi setelah mengurus semuanya Jihan berniat untuk membersihkan rumah baru nya itu.

"Nanti jam berapa berangkat kuliah ?." Tanyanya.

"Kira kira set 1 mas berangkatnya. Mas jihan boleh tidak pinjam motor pesantren kan ada 3. Boleh pinjam 1 untuk Jihan pakai kuliah " Ucapnya.

"Memangnya kamu bisa naik motor ?." Tanyanya lagi.

"Bisa. Tapi matic." Jawabnya membuat hafiz mengangguk.

"Boleh. Tapi ingat harus hati hati bawa motornya juga jangan ngebut " ucapnya membuat Jihan menatap hafiz senang.

"Siap. Kalau itu mah gampang mas. Jihan akan tetap hati hati kok " Ucapnya.

"Bagus. Tapi ingat, kalau kamu melanggar janji kamu. Kamu akan dapat hukuman." Ucapnya membuat Jihan tertawa karena hafiz mencolek hidungnya.

"Hehhe hukumannya apa sih ?.* tanya nya menasaran. Sedangkan hafiz sudah menatap Jihan dengan senyum liciknya.

"Double......" Hafiz melanjutkan kata katanya dengan berbisik pada Jihan, hingga .membuat istrinya itu menatap hafiz gugup. Jihan baru tau sifat asli hafiz ternyata juga bisa mesum seperti ini.

"Kok ada hukuman kayak gitu " ucapnya setelah dia rasa sudah lebih baik. Hafiz terkekeh pelan melihat Jihan yang tampak takut padanya, padahal dia hanya berniat menggoda saja.

"Ya ada lah. Itu berlaku sama kamu saja " ucapnya sambil tersenyum.

"Gak bisa mas !! Kan Jihan lagi halangan." Ucapnya jujur. Tapi hafiz juga tidak mau kalah dan masih melancarkan aksinya untuk menggoda istrinya.

"Bisa saja hukuman itu setelah selesai kan ??." Ucapnya sambil tersenyum menatap Jihan.

"Sudah... Sudah bahas nanti saja. Lagian Jihan juga gak berminat mau melanggarnya kan ?." Ucapnya pasrah.

"Iya sudah kalau tidak berminat, kalau begitu mas berangkat dulu." Ucapnya. Jihan membalasnya dengan mengangguk.

Jihan mengantarkan hafiz sampai di pintu depan rumahnya. Tak lupa dia menyalimi suaminya sebelum berangkat. Setelah itu Hafiz menuju dhalem untuk menemui Zoya sekalian berpamitan.

Sedangkan Jihan langsung beres beres rumah barunya itu. Rumahnya masih kosong hanya ada sofa diruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga.

Dirumah itu cuma ada dua kamar. Satu kamar hafiz dan Jihan sudah lengkap perabotannya, satu lagi Jihan menjadikannya sebagai ruang belajar dimana diruangan itu terdapat banyak buku buku. Tak hanya buku kuliah namun juga novel dan buku mengajar dan dll.

Karena hobi Jihan yang membaca buku. Hafiz sengaja membelikan nya rak buku yang minimalis ditempatkan di ruangan itu.

Uhukkk...uhukkk...

Jihan sampai terbatuk karena debu yang menempel. Beberapa hari tidak ditempati karena dia ikut hafiz membuat debu bersarang di beberapa tempat.

"Heeh.... Capek juga. Apa aku minta tolong abdi dhalem saja yaa untuk membersihkan ini ?." Pikirnya namun secepat mungkin dia urungkan.

"Ah tidak perlu lah sekalian saja mengisi waktu luang " ucapnya lalu kembali membersihkan seluruh rumahnya.

Tepat adzan dhuhur berkumandang. Jihan Barus elesai menyapu, mengepel seluruh rumah nya. Wanita itu sekarang sedang bersantai sejenak sebelum dia berangkat untuk kuliah.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang