Part 21 (Yang Kedua)☑️

2.5K 96 1
                                    

Suasana di rumah tempat ku tinggal kali ini begitu ramai, tak seperti biasanya sepi kali ini aku kedatangan tamu tak biasa. Bisa dikatakan mereka adalah santri ku yang sengaja menjengukku karena  pagi ini mereka libur kelas.

Perbedaannya adalah kami bukan seperti santri dan Ning pada umumnya yang mempunyai batasan. Mereka seperti teman, adik bagiku. Karena setelah menikah aku tak banyak mempunyai teman disini, selain usatdzah dan santri yang akrab denganku.

Keakraban kami berlangsung sampai sekarang  walaupun awalnya aku belum diterima karena menjadi istri kedua. Namun seiring berjalannya waktu mereka mulai mengerti akan status ku sekarang.

Mereka salah satu santri Aliyah yang cukup dekat denganku selama mengajar di pesantren. saat berkunjung untuk menjenguk mereka dengan ide cemerlangnya ingin memasakan ku makan siang karena melihat kondisi ku yang belum pulih, dan juga tak ada yang menemaniku di rumah ini.

Mas hafiz ?? Entah lah, mungkin saja dia masih mengajar atau bersama dengan mbak Zoya saat ini.

Aku hanya bisa diam saat mereka tak menginginkan aku untuk ikut membantu dan pada akhirnya aku hanya melihat mereka dari ruang tamu. Aku tertawa pelan saat mereka bersenda gurau, entah lah aku seperti memiliki anak yang usianya sudah besar namun kelakuan seperti anak kecil.

Hemmm...

Tak terasa hari berlalu begitu cepat. Ku lirik jam dinding sudah menunjukkan angka set 12 siang pantas saja adzan di masjid pesantren sudah terdengar dan bersamaan itu pula aku mendengar suara mas hafiz di luar sambi mengucapkan salam dan tak lama kemudian sebelum aku membuka pintu, dia sudah membukanya lebih dulu dan menatap ku bingung.

"Oh ada tamu ternyata ?." Ucapnya. Aku menanggapinya Hanya dengan senyum. Mereka tampak canggung sekarang setelah kedatangan mas hafiz. Tak ada lagi suara berisik.

"Mereka membantu saya masak makan siang mas." Ucapku.

Mas hafiz mengangguk kemudian dia izin untuk membersihkan diri dan langsung ke kamar. Citra datang menghampiri ku. Wajahnya masih terlihat jelas masih takut.

"Ning. Kami kembali sekarang yaa." Ucapnya.

"Makasih yaa. Emmm kalian bawa juga lah sebagian makanannya saya gak mungkin habiskan semuanya sendiri." Ucapku.

Aya mencegahku. Sepertinya gadis itu dan teman temannya sungkan.

"Gak perlu Ning, masa kebanyakan kan Ning makan sama Gus hafiz." Ucapnya.

"Gpp. Saya bawakan tempat untuk makanan kalian yaa. Tapi tolong kembalikan wadahnya nanti hehe soalnya itu wadah dari umi saya." Ucapnya.

Mereka terlihat pasrah namun juga ikutt tertawa. Aku menyiapkan nya sesuai dengan porsi mereka agar nanti cukup untuk semuanya makan bersama di asrama. Tak lupa juga dengan nasi.

"Ya Allah Ning. Ini banyak sekali ?." Citra menatap wadah itu kaget. Begitupun yang lainnya.

"Iya Ning benar. Cukup tempe dan osengnya saja sudah cukup Ning." Ucap gia. Tapi aku menggeleng. Rasa nya aku akan sangat tidak adil, mereka yang memasak banyak tapi aku yang menikmati semuanya.

"Wes. Sudah !! Sana balik. Keburu Gus hafiz keluar kamar." Usirku. Terpaksa, jika tidak mereka akan memasak untuk kembali.

Ku lihat wajah mereka yang tampak pasrah membuatku terkekeh pelan. Mereka pulang dengan membawa makanan. Hatiku sangat senang, mereka bisa menerima tulus diriku.

"Dek " aku menoleh. Mas hafiz keluar dengan mengenakan baju biasa lalu menghampiriku.

"Ngapain mereka kesini ?." Tanyanya masih bingung.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang