Fate and Change • 2

2.1K 142 9
                                    

Jay melihat jam yang berada di dinding ruangan kamarnya dan waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay melihat jam yang berada di dinding ruangan kamarnya dan waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Dalam keadaan yang gelisah dan berkeringat. Jay berusaha mencari ponsel miliknya. Ketika sudah menemukan keberadaan ponselnya, Jay segera menekan nomor seseorang dan memanggilnya.

" Sial!! kenapa mimpi itu tak mau pergi!! "

Jay terus mengumpat di dalam hatinya. Sesekali Jay mencoba menghirup oksigen sebanyak - banyaknya untuk mengurangi debaran tak nyaman pada jantungnya. Seperti tertusuk oleh ribuan duri dan rasanya sangat amat menyakitkan.

" Mimpi itu datang lagi, mimpi itu benar - benar menggangguku!! "

Jay mencengkram kepalanya dengan sangat kuat sambil berteriak kepada seseorang yang baru saja mengangkat panggilan telepon darinya.

Mimpi itu selalu saja datang dan terus - menerus menyiksanya tanpa henti. Seolah tak pernah mau berakhir, hidup Jay seperti diombang - ambingkan pada rasa sakit yang selalu dirasakannya.

Semenjak kejadian mengerikan itu, Jay tak pernah memiliki waktu tidur yang tenang. Rasa bersalah itu terus menggerogoti batinnya, lalu mengoyaknya. Hingga membuat Jay tak mampu merasakan ketenangan di dalam hidupnya.

" Cobalah untuk tetap tenang Jay, tarik nafasmu dalam - dalam lalu keluarkan secara perlahan - lahan. Seperti yang selalu aku ajarkan padamu Jay! "

Suara dari seberang sana, terdengar sangat khas seperti seseorang yang dipaksa untuk bangun tidur.

Seseorang itu adalah Dokyeom, Dokter psikiater yang sudah dipercaya oleh Jay selama bertahun - tahun untuk membantunya dalam mengobati trauma yang selalu dirasakannya.

Sudah bertahun - tahun berlalu, namun semuanya tetap sama dan tak ada yang berubah. Setiap mimpi buruk itu datang, Jay akan selalu menghubungi dirinya dan takkan pernah membiarkannya untuk tidur dengan nyenyak.

Jay menggigit bibir bawahnya, mencoba mengikuti saran dari Dokter psikiaternya. Namun hasilnya sama saja, Jay tetap merasa gelisah dan tubuhnya terasa semakin menggigil.

" Perlahan - lahan saja, jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku akan ke kantormu pagi nanti. "

Pada akhirnya, Dokyeom membuat keputusannya.

Sejujurnya Jay ingin sekali menyuruh Dokyeom untuk datang ke rumahnya sekarang juga. Tetapi Jay sadar, dirinya tak bisa memaksakan kehendaknya pada Dokyeom.

" Baiklah.. dan datanglah tepat waktu.. "

Jay segera menutup panggilan itu tanpa menunggu balasan dari seberang sana. Kemudian meletakkan ponselnya ke atas kasur dengan kasar, lalu berbaring kembali.

Beberapa kali Jay mencoba untuk memejamkan mata. Namun, hingga cahaya matahari masuk dan menembus tirai di kamarnya. Jay tetap tidak bisa menutup kedua matanya.

Done For Me 2 | JayWon [Fate and Change]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang