Seorang pria turun dari dalam mobil dengan tergesa - gesa. Pria itu berlari menuju Unit Gawat Darurat sambil menggendong seorang pemuda manis yang sudah tidak sadarkan diri.
Pria itu adalah Jay..
Dan pemuda manis itu adalah Jungwon..
Bersamaan dengan rasa takut yang semakin menguasai hatinya. Jay berusaha sekuat tenaga untuk berteriak meminta pertolongan kepada Suster dan Dokter yang sedang bertugas.
Wajahnya sangat berkeringat, air mata terus jatuh membasahi pipinya, bahkan tuxedo miliknya sudah dipenuhi oleh darah berwarna merah pekat. Akan tetapi Jay tidak mempedulikannya sama sekali.
Jay hanya ingin Jungwon segera mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga Jungwon bisa diselamatkan.
Jungwon harus selamat..
Ketika dua orang Suster datang menghampiri Jay dengan brankar, Jay segera meletakkan tubuh Jungwon di atasnya.
Dua Suster itu bergerak dengan cepat, bersama - sama mendorong brankar menuju ruangan operasi.
Jay ikut berlari di sisi brankar tanpa melepaskan genggaman tangannya di tangan Jungwon.
Ketika sampai di depan pintu ruangan operasi, dengan sangat terpaksa Jay harus melepaskan tangan Jungwon dari genggamannya.
Bersamaan dengan rasa sesak yang semakin menghantam dadanya. Pintu ruangan operasi itu, akhirnya tertutup rapat.
Jay terdiam di depan pintu ruangan operasi, pikirannya begitu kacau dan tak tentu arah. Bahkan air matanya kembali jatuh, ketika Jay menatap tangannya yang ternyata dipenuhi oleh darah Jungwon.
Jay kembali membawa ingatannya pada kejadian beberapa jam yang lalu.
Guncangan dari gempa yang cukup dahsyat, telah menghancurkan beberapa titik di berbagai tempat.
Jay masih mengingatnya...
Tepat saat gempa itu terjadi, Jungwon berlari ke arahnya untuk menyelamatkan nyawanya dan nyawa Chaewon dari sebuah lampu gantung berukuran besar yang terjatuh.
Semua terjadi begitu cepat dan Jungwon tertimpa lampu besar itu, tepat di depan matanya.
Jay tak pernah menduga kalau Jungwon akan rela mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan nyawanya dan nyawa Chaewon.
Kenapa?
Hantaman di dalam dadanya, terasa semakin menyakitkan. Segalanya terasa begitu hampa dan kosong, ketika melihat Jungwon tak merespon setiap panggilannya.
Bahkan Jay masih bisa merasakan setiap inci tubuh Jungwon yang terasa semakin mendingin, ketika berada di dalam dekapannya. Rasa dingin itu, menciptakan ketakutan yang tak mampu untuk Jay jelaskan dengan kata - kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Done For Me 2 | JayWon [Fate and Change]✔
Fiksi PenggemarPenyesalan dan Kerinduan menenggelamkan Jay ke dalam rasa sakit tak berujung. Kenangan manis, senyuman, tawa dan canda, ketika Jungwon masih di sisinya. Semua itu berputar - putar di dalam pikirannya dari waktu ke waktu tanpa bisa dihentikan. Tidak...