The roomate
-Arga Dirgantara-
Kaivan keluar dari kamarnya sudah dalam keadaan rapi, mengenakan kemeja berwarna maroon dan celana bahan berwarna hitam.
"Oh...! Hari ini masuk pagi Mas?"
Kaivan sedikit kaget ketika tidak sengaja berpapasan di dapur dengan Arga yang juga sudah terlihat rapi.
"Iya, kamu udah mau berangkat? Kalau iya barengan aja perginya"
"Eh, gak usah Mas. Daerah sana macet nanti Mas telat lagi"
"Saya gak megang kunci toko kok, jadi santai. Ayo berangkat"
Kaivan yang sudah tidak bisa menolak lagi akhirnya menurut saja dan berangkat bersama Arga.
Perjalanan Kaivan yang biasanya dilaluinya dalam diam, pagi ini berbeda. Selagi mobil melaju memecah kemacetan, Kaivan mengobrol ringan bersama Arga.
"Kamu turun di sini gak papa Kai?"
Mobil Arga berhenti di pinggir jalan tak jauh dari jembatan penyeberangan.
"Gak papa Mas, tinggal jalan dikit lagi kok. Aku juga biasanya turun di sana" Tunjuk Kaivan ke halte di seberang jalan tepat di sebelah jembatan penyeberangan.
"Yaudah hati-hati kamu nyebrangnya"
"Mm, makasih ya Mas Arga"
"Kamu nanti pulang jam berapa?" Tanya Arga sebelum Kaivan menutup pintu mobilnya.
Kaivan melihat jam di pergelangan tangannya.
"Kayaknya bakal telat deh Mas, sekitar jam tujuh? Soalnya aku ada ngumpul tim sebentar"
"Oke, kalau gitu bareng lagi aja"
"Eh??? Gak usah Mas, aku nanti balik pakai ojol aja"
Kali ini Kaivan benar-benar merasa tak enak hati kalau harus menerima tumpangan dari Arga lagi.
"Gak papa Kai, saya juga sekalian lewat"
"Oke deh, kalau gitu kita sekalian makan ya Mas aku yang traktir"
Mulut Arga terbuka hendak menjawab ucapan Kaivan, namun Kaivan sudah berbicara lagi.
"Gak nerima penolakan"
Arga terkekeh pelan seraya menganggukkan kepalanya.
"Oke, nanti sore saya kabari kalau udah jalan"
"Oke Mas, hati-hati" Tutup Kaivan dan mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kantor masing-masing.
***
Kaivan mengangkat kedua tangannya di udara, meluruskan punggungnya setelah duduk selama berjam-jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not GAY!
Romantik"Aku bukan gay!" "Aku bilang, AKU BUKAN GAY!" -------------------- Tidak cukup dirundung karena fisik dan gaya hidupnya, Kaivan juga harus merasakan sakit ketika seksualitasnya dipertanyakan. Awalnya Kaivan berusaha untuk tak ambil pusing dan memili...