Harapan baru di tahun baru
-Kaivan Arnawama-
Perhatian Kaivan dari televisi beralih ke arah pintu depan yang kuncinya terdengar sedang dibuka dari luar.
Setelah kunci terputar sempurna, ada Arga yang masuk, dan kembali mengunci pintu tersebut.
Kaivan melihat sekilas ke Arga sebelum perhatiannya kembali ke televisi.
Arga pun sama. Tidak ada sapaan atau sekadar basa-basi seperti biasanya. Dia terus melangkah menuju kamarnya tanpa memedulikan keberadaan Kaivan.
Tak lama, Arga kembali keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah berganti dari pakaian kerja ke pakaian rumah.
Arga berjalan ke arah dapur, baru setelah itu duduk di meja makan untuk makan nasi goreng yang tadi dibelinya saat perjalanan pulang.
Arga memakan makan malamnya sendirian, tanpa menawari atau membelikan Kaivan seperti yang biasa dilakukannya.
Sejak hari kedatangan teman-teman Kaivan ke rumah ini, hubungan antara Arga dan Kaivan semakin meregang.
Jangankan mengobrol, untuk sekadar bertegur sapa pun tidak lagi dilakukan keduanya.
Kaivan yang sudah lebih dulu bersikap dingin setelah pengakuan Arga tentang perasaannya memilih untuk tetap bersikap demikian, sedangkan Arga merasa semua usahanya untuk membuktikan ucapannya sama sekali tidak dihargai oleh Kaivan. Bahkan kemarin sepertinya Kaivan sengaja bersikap seperti itu ke Rumi untuk menegaskan ke Arga kalau tidak akan ada kesempatan untuknya.
Jadi Arga berpikir kalau tidak ada gunanya dia terus bersikap seperti itu. Sudah cukup cintanya saja yang bertepuk sebelah tangan, jangan sampai dirinya tak lagi dihargai karena dia terlalu bersemangat untuk memberikan pembuktian.
***
Hari ini Kaivan menyambut pagi dengan senyum merekah di kedua sudut bibirnya, karena mulai hari ini sampai tahun baru nanti kantor Kaivan sedang cuti bersama. Itu artinya dia bisa beristirahat sejenak dari kegiatannya menjadi budak kantor.
Selesai merapikan tempat tidurnya, Kaivan berjalan keluar kamar. Hendak bersih-bersih sebelum keluar untuk mencari sarapan.
Di luar, Kaivan mendapati Arga di dapur, sedang terburu-buru memakai kemeja kerjanya dengan selembar roti diselipkan di mulutnya.
Penampilan Arga jauh dari kata rapi, tidak seperti biasa dia pergi bekerja.
Dilihat dari berantakannya penampilan Arga, Kaivan bisa menyimpulkan kalau Arga kesiangan.
Bukan sesuatu yang biasa Arga kesiangan, tetapi melihat teman serumahnya ini baru pulang larut malam semalam, Kaivan merasa wajar kalau Arga terlambat bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not GAY!
Romance"Aku bukan gay!" "Aku bilang, AKU BUKAN GAY!" -------------------- Tidak cukup dirundung karena fisik dan gaya hidupnya, Kaivan juga harus merasakan sakit ketika seksualitasnya dipertanyakan. Awalnya Kaivan berusaha untuk tak ambil pusing dan memili...