#Duapuluh

28 4 0
                                    

Safe and Sound

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Safe and Sound

-Kaivan Arnawama-

"MAS ARGA!!!"

"MAS!!!"

Teriakan Kaivan terdengar sampai keluar sewaktu ada petir yang menyambar dengan kuatnya sampai menyebabkan pemadaman listrik secara tiba-tiba.

Sebenarnya Kaivan tidak takut dengan hujan, dia juga masih bisa tenang mendengar suara petir walau sering kaget, namun yang tidak bisa dia hadapi adalah hujan dengan petir lalu di-combo dengan pemadaman listrik.

Kaivan takut gelap. Walaupun dia selalu tidur dengan lampu utama yang dimatikan, tetapi dia tetap menggunakan lampu tidur sehingga suasana kamarnya tidak gelap gulita seperti sekarang.

Semuanya terlihat hitam pekat, padahal Kaivan yakin kalau matanya sedang terbuka lebar.

"MAS ARGA...!!!" Teriak Kaivan lagi kali ini dengan suara bergetar karena rasa takut yang semakin menyelimuti.

"Iya Kai, sebentar!"

Kaivan sedikit bernapas lega ketika mendengar teriakan balasan Arga dari kamarnya.

"Saya nyari hp tadi"

Tak lama Arga muncul. Begitu matanya melihat setitik cahaya dari lampu senter hp Arga, Kaivan langsung beranjak dari tempat tidurnya dan lari menghambur ke dalam pelukan Arga.

"Kai... are you okay...?"

Arga merasakan badan Kaivan yang memeluknya gemetar, dia juga mendengar napas berat Kaivan.

"Hei, gak papa, udah ada saya..."

"It's okay Kai, it's okay..."

Tak kunjung menjawab, Arga bersuara lagi untuk menenangkan Kaivan dengan tangan kirinya yang bebas mengusap-usap punggung Kaivan.

Perlahan Kaivan mulai tenang. Napasnya mulai teratur dan badannya sudah tidak lagi gemetar.

"Udah?" Tanya Arga lagi masih dengan tangan yang terus setia mengusap punggung Kaivan.

Kaivan mengangguk pelan, namun baru saja Kaivan hendak melepaskan pelukannya, tiba-tiba ada cahaya kilat yang masuk melalui celah gorden.

Sebelum suara sambaran petir terdengar, tangan Arga segera memegang belakang kepala Kaivan.

"Jangan takut Kai, saya udah di sini" Bisik Arga merasa Kaivan kembali ketakutan.

Begitu sambaran petir terdengar lagi dan lebih kuat dari sebelumnya, pelukan Kaivan kembali mengerat, kedua matanya tertutup rapat, dan napasnya tertahan.

"Mas Arga di sini aja, jangan pergi..." Rengek Kaivan setelah dirinya cukup tenang, walau di luar suara petir dan angin masih saling bersahutan.

"Saya tidur di sini, sama kamu?"

I'm Not GAY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang