Good sign?
-Arga Dirgantara-
Terdengar umpatan pelan dari mulut Kaivan ketika pintu lift terbuka dia melihat ada Arga menunggu di lobby kantornya.
"Itu... Mas Arga kan Kai?" Tanya Rumi memastikan kalau mata minusnya tidak salah melihat.
"Mm" Jawab Kaivan kelewat singkat sampai Rumi menoleh ke arahnya dan mendapati wajah Kaivan yang tidak bersahabat.
Padahal biasanya Kaivan bersemangat kalau Arga menjemputnya pulang.
"Muka kamu kenapa deh? Kalian lagi berantem?" Tebak Rumi.
"Gak papa, aku cuma capek aja"
"Aku duluan ya Rumi, nanti file-nya jangan lupa kirim ke aku sebelum jam dua belas ya"
Kaivan lalu mempercepat langkahnya meninggalkan Rumi yang bertanya-tanya dalam hatinya.
"Hei, kamu pu—"
Kalimat sapaan Arga terputus karena Kaivan menarik tangannya dan berjalan terburu-buru keluar dari gedung kantornya.
"Mas, parkir di sebelah mana tadi?" Tanya Kaivan sambil tetap berjalan cepat.
Arga menjawab dengan menunjuk ke arah kanan Kaivan. Tidak perlu bertanya dua kali, mata Kaivan langsung menangkap di mana mobil Arga terparkir.
"Mas, aku kan udah bilang gak perlu jemput aku"
Baru saja mereka duduk di dalam mobil, Kaivan langsung melayangkan protes ke Arga.
"Saya tadi cuma ngabarin, bukan minta izin buat jemput kamu" Jawab Arga sambil menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya keluar dari parkiran.
Kaivan hanya bersungut kesal dan memilih untuk tidak bersuara lagi. Percuma kalau dia menjawab lagi, dia pasti akan kalah berdebat dengan Arga.
"Saya ada salah sama kamu?"
Arga tiba-tiba bertanya memecah sunyi di dalam mobil di tengah-tengah kemacetan yang membuat mobilnya bergerak lambat.
Kaivan dengan ragu melihat ke Arga karena merasa aneh kalau pertanyaan itu ditanyakan kepadanya.
"Saya tanya Kai, saya ada salah sama kamu?" Ulang Arga lagi karena Kaivan tak kunjung menjawab.
"Gak ada Mas"
"Kalau saya gak ada salah, kenapa kamu menghindar?"
Sebenarnya Kaivan juga tidak mau menghindari Arga, tetapi dia terpaksa melakukan itu. Mau tidak mau, suka tidak suka.
Selain karena dirinya yang sudah merepotkan Arga sewaktu mabuk kemarin, Kaivan juga merasa berdosa sudah membayangkan yang tidak-tidak dengan Arga, walaupun itu hanya membayangkan mereka berciuman dan dalam keadaan dia tidak sadar, tapi tetap saja. Hal tersebut tidaklah pantas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not GAY!
Romance"Aku bukan gay!" "Aku bilang, AKU BUKAN GAY!" -------------------- Tidak cukup dirundung karena fisik dan gaya hidupnya, Kaivan juga harus merasakan sakit ketika seksualitasnya dipertanyakan. Awalnya Kaivan berusaha untuk tak ambil pusing dan memili...