Memulai lembaran baru
-Arga Dirgantara-
Kaivan perlahan membuka kedua matanya. Sambil mengumpulkan kembali kesadarannya, Kaivan melihat sekeliling dan menyadari kalau dia berada di kamarnya.
Kaivan mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur. Berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum dia terbangun di sini.
Ingatan Kaivan mulai muncul, dia ingat kalau tadi dia pingsan karena memori penuh trauma sewaktu ayahnya pergi tiba-tiba muncul.
Lalu Kaivan teringat dengan Arga yang hendak pergi.
Baru saja kaki Kaivan hendak turun dari tempat tidur, pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok Arga yang masuk dengan segelas teh manis hangat.
Kaivan tanpa sadar menghembuskan napas lega melihat Arga. Dia masih di sini, di rumah ini bersamanya.
Diletakkan Arga gelas teh tadi di meja kerja Kaivan.
"Kalau masih ngerasa gak enak, ke rumah sakit Kai"
"Kamu juga mending telpon Wandi atau temen kamu yang lain biar kamu ada yang nemenin"
Setelah mengucapkan itu, Arga berjalan keluar.
"Kenapa aku harus manggil temen aku?"
"Kan ada Mas, emang Mas mau ke mana?"
Langkah Arga terhenti, tampak dia menghela napas, sebelum berbalik menghadap Kaivan.
"Saya keluar Kai, saya gak akan tinggal di sini lagi"
Kepanikan langsung tergambar jelas di wajah Kaivan. Tidak memedulikan badannya yang masih lemas, Kaivan turun dari tempat tidur mendekati Arga.
"Jangan pergi Mas"
"Kenapa Mas mau pergi???"
Air mata sudah menggenang di pelupuk mata Kaivan. Arga yang tak sampai hati melihat Kaivan memilih untuk membuang muka.
"Udah jelaskan? Buat apa lagi saya tinggal di sini?"
"Kalau kamu mau cari orang lain buat tinggal di sini silakan, tapi kalau kamu mau tinggal sendiri juga gak papa, uang sewanya gak akan saya naikkan"
Kaivan menggeleng cepat. Rasa takut akan ditinggalkan kembali muncul, sampai rasanya kedua tangan Kaivan mulai mendingin.
Kaivan tidak mau lagi mengulang masa kelam itu. Dia takut, dia takut kalau harus tinggal seorang diri lagi.
Ini semua salahnya. Kalau saja Kaivan tidak meluruskan kesalahpahaman itu, hal ini tidak akan terjadi.
Harusnya Kaivan diam saja. Lagi pula Arga sudah sangat baik dengannya selama ini, kenapa dia tidak bisa membalas sedikit saja kebaikan Arga?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not GAY!
Romance"Aku bukan gay!" "Aku bilang, AKU BUKAN GAY!" -------------------- Tidak cukup dirundung karena fisik dan gaya hidupnya, Kaivan juga harus merasakan sakit ketika seksualitasnya dipertanyakan. Awalnya Kaivan berusaha untuk tak ambil pusing dan memili...