You can count on me
-Arga Dirgantara-
"Makasih Bang, tadi udah bayar pakai gopay ya"
Helaan napas pelan terdengar dari kedua bibir Kaivan melihat mobil Arga yang sudah terparkir di dalam garasi. Memang Arga hari ini masuk pagi yang artinya dia pulang sore dan lebih dulu daripada Kaivan.
Beberapa hari ini Kaivan tidak bisa fokus sama sekali karena kejadian tempo hari, sampai tadi dia ditegur oleh atasannya.
Haruskah dia bertanya apa maksud dari tindakan Arga tersebut?
"Mas, aku pulang" Ucap Kaivan setelah pintu depan sudah terkunci kembali.
Suasana rumah tampak sepi seperti tidak ada penghuni padahal Kaivan tahu kalau Arga ada di rumah.
Arga bukanlah tipe orang yang suka mampir atau pergi setelah bekerja, bahkan hanya untuk sekadar makan. Arga akan mampir membeli makan untuk dibawa pulang atau memesan menggunakan aplikasi online.
"Mas Arga?" Panggil Kaivan dengan langkah semakin masuk ke dalam rumah, namun tetap tidak ada jawaban.
Sudahlah Kaivan tak mau ambil pusing, malah bagus kalau dia tidak bertemu Arga.
Selesai mandi bukannya merasa segar, Kaivan merasa badannya semakin lemas.
Dipegang Kaivan keningnya yang terasa menghangat, berbanding terbalik dengan badannya yang mulai menggigil.
Tahu kalau dirinya akan sakit, Kaivan segera mencari obat dan meminumnya. Lalu setelah itu Kaivan langsung masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Entah sudah berapa jam Kaivan tertidur, yang jelas dia terbangun dengan napas tersenggal-senggal, ditambah keringat yang mengucur deras.
Mata Kaivan terasa panas, badannya juga semakin lemas, tapi untunglah Kaivan tidak merasakan pusing di kepalanya.
Kaivan mengumpat pelan karena dia lupa membawa air minum ke kamar dan sekarang dengan kondisi seperti ini dia harus berjalan keluar. Mau lanjut tidur pun tidak bisa, karena tenggorokannya terasa sangat kering.
Sambil meraba-raba dinding, Kaivan berjalan keluar dari kamarnya.
Suasana rumah masih sama seperti sebelumnya, sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan.
Kaivan meminum beberapa teguk baru mengisi penuh botol minumnya, kemudian kembali ke kamar.
Sayang baru beberapa langkah berjalan, Kaivan tiba-tiba merasa pandangannya berubah menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not GAY!
Romance"Aku bukan gay!" "Aku bilang, AKU BUKAN GAY!" -------------------- Tidak cukup dirundung karena fisik dan gaya hidupnya, Kaivan juga harus merasakan sakit ketika seksualitasnya dipertanyakan. Awalnya Kaivan berusaha untuk tak ambil pusing dan memili...