Terlanjur menyimpan rasa
-Arga Dirgantara-
Arga menghentikan ketikannya di laptop ketika hp-nya bergetar.
"Rumi?" Gumam Arga melihat nama Rumi yang muncul di layar.
"Ha—"
"Ah Mas Arga!"
Belum selesai Arga mengucapkan "Halo", Rumi dari seberang panggilan langsung menyambar begitu tahu panggilannya dijawab.
"Aduh untung Mas belum tidur, aku mau minta tolong Mas"
Arga melihat sekilas jam di laptopnya, waktu hampir menunjukkan pukul setengah dua dini hari.
"Minta tolong apa Rumi?"
"Mas bisa jemput Kai gak? Dia mabuk Mas..." Suara Rumi terdengar takut-takut di seberang.
Arga yang kaget mendengar Kaivan mabuk langsung berdiri dari duduknya, berjalan menuju pintu depan, dan mengambil kunci mobilnya.
"Tolong share location, saya jalan ke sana sekarang" Ucap Arga dan langsung memutus panggilan.
Setelah beberapa saat di jalan, Arga tiba di sebuah tempat karaoke. Di dalam Arga diantar oleh salah satu karyawan yang berjaga menuju ruangan tempat Kaivan dan teman-temannya berkaraoke.
"Mas Arga...!"
Rumi tampak lega melihat Arga sudah tiba untuk menjemput Kaivan.
Dilihat Arga, Kaivan yang sudah mabuk duduk bersandar di sofa dengan kedua matanya yang tertutup.
"Maaf Mas jadi ngerepotin. Kita mau pesenin taksi, tapi gak ada yang tau alamat lengkap Kai, hp-nya juga mati jadi kita gak bisa mesenin dari hp dia..." Jelas Rumi.
Arga hanya mengangguk sekilas sambil membereskan barang-barang Kaivan.
"Makasih udah ngabarin saya" Pamit Arga sebelum meninggalkan tempat karaoke bersama Kaivan.
Terdengar lenguhan dan decakan Kaivan dalam rangkulan Arga.
Siapa yang membopongnya? Tidak tahukah orang ini kalau kepala Kaivan sangat pusing dan dunianya terasa berputar.
"Loh... Mas Arga..."
Kaivan baru menyadari kalau orang yang membopongnya adalah Arga.
Refleks Kaivan hendak menjauhkan dirinya dari Arga sehingga membuatnya hampir saja terjatuh.
"Kamu mabuk Kai, gak usah sok-sokan mau berdiri sendiri"
Nada bicara Arga terdengar tidak bersahabat, seraya dia mengeratkan rangkulannya pada pinggang Kaivan.
Baru saja Kaivan hendak protes, perutnya tiba-tiba terasa seperti diaduk-aduk dari dalam dan sesuatu dengan cepat naik ke tenggorokannya.
"Hu—" Kaivan menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not GAY!
Romance"Aku bukan gay!" "Aku bilang, AKU BUKAN GAY!" -------------------- Tidak cukup dirundung karena fisik dan gaya hidupnya, Kaivan juga harus merasakan sakit ketika seksualitasnya dipertanyakan. Awalnya Kaivan berusaha untuk tak ambil pusing dan memili...