Bisakah nafsu berubah menjadi cinta? Soojung dijodohkan dengan Yoongi meski sudah memiliki kekasih, Yeri. Terdengar klise seperti kisah perjodohan karena dia berencana untuk tidak menyentuh istrinya dan berniat untuk menceraikannya suatu hari ketika...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak ada yang tahu sudah berapa lama sejak kaki Soojung berjinjit untuk menyamai tinggi Yoongi, sehingga bibirnya bisa bertemu dengannya, menyentuhnya tanpa kesulitan. Sepatu hak putihnya tidak cukup tinggi untuk membantunya melakukan pekerjaan itu. Yoongi masih terlalu tinggi meskipun Soojung tidak terlalu pendek.
Yang dilakukan Soojung hanyalah menyentuh bibirnya dengan bibirnya. Itu hanya kecupan karena dia hanya bermaksud berterima kasih padanya. Namun entah kenapa, Soojung melakukannya dalam waktu yang sangat lama. Sebuah kecupan seharusnya tidak bertahan selama itu.
Soojung tidak bermaksud berlama-lama. Namun, begitu aroma mint dan acai berry napas Yoongi tercium di hidungnya, dia tidak bisa melepaskan bibirnya dari bibirnya. Dia menginginkan lebih.
Itu hanya kecupan di bibir, tapi jantung Yoongi berdebar kencang. Ciuman ringan Soojung seharusnya tidak membangkitkan hasratnya, membuat kaki ketiganya tegang. Ini sangat salah karena yang dilakukan Soojung hanyalah mendekatinya, menyentuh pipinya, lalu menempelkan bibirnya ke bibirnya. Namun, tindakan sederhana itu membuat seluruh tubuhnya merinding.
Yoongi ingin menggigit bibir manis dan lembut Soojung. Dia menginginkan lebih dari kecupan di bibir. Namun, perasaan bersalahnya karena melakukan hal buruk pada Soojung mencegahnya untuk berbuat lebih jauh.
Seharusnya itu hanya sebuah ciuman. Namun, Soojung tidak bisa melawan reaksi di tubuhnya. Sesuatu bergerak di dadanya, turun ke perutnya, dan menuju intinya. Dia yakin, saat itu, ada sesuatu yang keluar dari intinya, mengotori celananya.
Mengetahui bahwa ini akan berakhir buruk, Soojung segera memisahkan diri dari Yoongi dengan canggung. Dia menurunkan tangannya dan menyembunyikannya di belakang pantatnya karena malu.
"Ah, aku hanya... ingin berterima kasih," Soojung terbata-bata. Tidak biasanya dia merasa canggung. Dia harus berusaha keras, bernapas dengan teratur, agar Yoongi tidak mendengar detak jantungnya yang cepat.
Yoongi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dia memandang Soojung dengan mata zamrudnya yang murung, mengungkapkan kesedihan yang mendalam. "Apa yang aku lakukan tidak banyak. Ini semua tidak akan bisa menebus hal buruk yang aku lakukan padamu. Aku tidak pantas menerima ciuman terima kasih darimu."
.....
Soojung mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya mengapa Yoongi datang dari New York ke Seoul untuk mengatakan sesuatu yang dia tidak begitu mengerti. Apakah Yoongi tidak senang karena dia tiba-tiba memberikan kecupan ringan?
Benar. Itu pasti yang terjadi. Yoongi baik dan perhatian padanya karena hubungan di antara mereka selalu baik. Bukan berarti Yoongi memberikan perhatian khusus padanya.
"Apakah kamu di sini karena kamu ingin berbicara tentang perceraian?" tanya Soojung, mencari kebenaran dugaannya.
Yoongi tersentak mendengar pertanyaan Soojung. Ia kembali lupa kalau keduanya memang sedang membicarakan perceraian. Namun, mengingat semua yang dia lakukan pada istrinya begitu buruk, wanita mana yang tidak meminta cerai setelah diperlakukan begitu kejam? Bahkan jika dia mabuk pada saat itu.