Bayi itu Milikmu

78 7 0
                                    

"Apa yang kamu maksud?" tanya dokter Andreas dingin. "Apakah maksudmu kami melakukan metode yang salah?"

"Tidak, aku tidak mengatakan itu!" Nayeon membentak. "Tapi, menurutku, ada tanda pendarahan internal. Dia harus kembali ke ruang operasi dan kami harus memperbaiki pendarahannya."

"Mustahil!" kata dokter andreas dengan kesal. Bagaimana mungkin dokter residen seperti Nayeon memberikan analisis yang berbeda dari dia dan tim residen lainnya? "Apa yang membuatmu mengatakan itu?"

"Aku yakin ini bukan hanya penolakan tubuhnya terhadap jantung pendonor. Gejalanya sangat mirip dengan pendarahan. Apakah kamu ingin beberapa bukti?" Nayeon bertanya lagi. Dia kemudian mengumpulkan beberapa kertas yang mirip dengan kasus Nyonya. Kane dan menunjukkannya kepada dokter Andreas. "Bagaimana menurutmu? Aku telah menambahkan beberapa catatan di sini kalau-kalau itu tidak cukup jelas untukmu. Kamu bisa membacanya terlebih dahulu sebelum memberi tahu yang lain."

Dokter Andreas kemudian membaca kertas itu sebentar dan menatap Nayeon lagi dengan hati-hati. Memang, dia terlalu percaya diri dengan operasi yang dia lakukan sebelumnya sejak dokter jenius Leonard bersama mereka. Namun, jika analisa Nayeon benar, maka Nyonya. Kane harus kembali ke ruang operasi secepatnya.

"Kalau setuju, kita harus segera mengambil tindakan sebelum keadaan semakin parah," kata Nayeon lagi. Wajahnya terlihat begitu lelah namun keseriusan yang ditunjukkannya tidak berkurang sedikit pun. "Kita harus segera memeriksanya!"

Beberapa saat kemudian, dokter Andreas tidak berkata apa-apa lagi. Ia langsung saja bergegas keluar ruangan dan langsung memanggil rekan Nayeon yang lain untuk segera datang ke rumah sakit.

***

Dua hari kemudian, Yeri dan Sarah berada di ruangan Dokter Andreas untuk mendapatkan penjelasan tentang kondisi ibu mereka. Ternyata memang terjadi pendarahan setelah operasi sehingga kondisi ibunya semakin parah. Saat ini, kondisinya jauh lebih baik karena masalahnya sudah teratasi.

.....

"Jadi, bukankah ini soal penolakan tubuh terhadap jantung pendonor?" Sarah bertanya dengan ekspresi lega.

"Sementara itu, kami tidak bisa seratus persen yakin. Namun, untuk sementara jantung donor dapat memompa darah dengan baik," kata dokter Andreas dengan tenang. Wajahnya terlihat lebih ramah dan lebih menyenangkan daripada terakhir kali mereka bertemu.

"Aku sangat bersyukur. Kami senang dengan berita ini. Kondisi ibu juga jauh lebih baik," jawab Yeri sambil tersenyum lega.

"Untungnya Dr. Decker berhasil menyadari masalah ini dengan cepat. Kalau tidak, kami tidak tahu apa yang terjadi pada Ibu Kane," tambah dokter Andreas lagi. Dia kemudian mengistirahatkan tubuhnya yang sakit di kursi kantornya yang empuk.

Sedangkan Yeri dan Sarah hanya bisa saling memandang dengan ekspresi bersalah. Ternyata, orang yang mereka pikir akan bekerja tidak profesional karena dendam pribadi adalah orang yang membantu ibu mereka.

"Dokter Nayeon Decker?" tanya Sarah memastikan karena dia masih berharap pembantu itu adalah dokter Decker lainnya.

Dokter Andreas mengangguk. Dia kemudian berkata, "Dialah yang paling banyak menangani kasus ibumu. Bekerja tanpa henti untuk membuat kami mempercayai analisisnya."

Sarah dan Yeri hanya membuka mulut, tanpa berkata apa-apa lagi. Semua kata tersangkut di tenggorokan mereka, tidak bisa keluar.

"Dia memang sangat rajin saat menangani kasus-kasus rumit. Padahal, awalnya aku kira dia hanya putri seorang pemilik rumah sakit yang kaya dan manja," tambah dokter Andreas lagi mengungkapkan isi hatinya. "Namun, ternyata Dokter Decker mau bekerja lebih keras dari warga lainnya."

BILLIONAIRES WITH BENEFITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang