jika ada typo tandain yaa 🤩
✯ Happy reading...✯
***
Dan Sahka menyusul, melihat keadaan Arkan. Tetapi Sahka tidak mengikuti mereka, Sahka hampir sama lupa jika ada Aya. Aya yang menangis diujung ruangan, dan Sahka mendekatinya.
"Aya ikut aku, cepatt ini penting!" ajak Sahka.
Tanpa aba aba, tangan Aya ditarik lalu keluar menuju motor Sahka.
"Ka kita kemanaa? ko diruangan tengah ada darah. Siapa yang berdarah ka?" Tanya Aya.
Aya terus bertanya tetapi Sahka, namun tetap saja menghiraukan, karna dia sangat cemas keadaan Arkan.
***
Setelah sampai RS, Sahka dan Aya menuju keruangan UGD untuk melihat keadaan Arkan.
"Gimana arkan?" Ujar Sahka.
Kini Jevan, Raka,Razka ,Ryan, Gavin,Vano, Devan yang sedang menunggu didepan ruang UGD.
"Ka siapa yang masuk RS?" tanya Aya kepada Ryan.
"Arkan, neng Aya udah duduk aja ya?" pinta Ryan.
Ryan langsung mempersilakan, Aya untuk duduk. Dan sambil menenangkan Aya.
Mendengarkan itu Aya langsung berdiam diri, Berkata "Arkan?Arkan kenapa ka?" resah Aya.
Wajahnya tiba tiba berubah menjadi gelisah dan menuju Sahka, "ka sahka, Arkan kenapaa?" lirih Aya, yang kini tengah menangis.
"Udah kamu jangan sedih Aya, Arkan ga kenapa kenapa ko." Rerai Sahka, yang mencoba menenangkan Aya.
Ditengah sedang menenangkan Aya, tiba tiba dokter keluar. Dari arah ruang UGD.
"Dengan keluarga arkan?" panggil dokter.
Jawab Raka, "saya dok." Raka yang mendekati dokter
"Teman kamu sudah siuman, dia masih sedikit lemas." kata dokter, "Beri dia waktu 1 hari saja, untuk menginap disini." lanjutnya.
"Ka? gimana gapapakan?" sela Aya, yang menuju kearah Raka
Balas Raka, "gapapa Aya, Arkan udah siuman mau masuk?" Ajakan Raka, " Mau." Aya mengangguk.
"Arkan? gapapakan? kenapa bisaa?" tanya Aya.
Dirinya yang langsung menuju kearah ranjang. Sejujur dia bukan siapa siapanya, tapi dia trauma mengingat suara tembakan itu.
Ungkapan Arkan, "ishh.. gapapa Aya, gua gapapa." ujar Arkan.
"Lu gapapakan? sorry ya gara gara, gua jadi gini." sesal Jevan.
Melihat itu Arkan sedikit sedih, "gapapa ini udah takdir, kalian gapapakan?" kata Arkan, yang berusaha duduk.
Namun dirinya lupa bawah, bekas lukanya masih basah. "Ishhh.." desah Arkan.
"Tapi Arkan, mereka marah gara gara gua. Kenapa Ryan minta lu ke markas kita, karna gua mau cerita semua. Tapi keburu mereka datang." keluh Jevan.
Dirinyalah yang merasa paling salah, di kejadian ini.
"Udahlah mending ceritain dulu." saran Vano.
"Eh tapi gapapa ada aku? aku takut ini kepentingan kalian. Mending aku keluar aja ya." Ucap Aya, yang berusaha menuju arah pintu. Namun tangannya di cegah oleh arkan, mengisyaratkan tidak boleh pergi. "Udah, dengeriin aja gapapa." pinta Arkan, Aya pun membalasnya dengan mengangguk.
"Jadi gua lagi sama cewe gua, tiba tiba mereka ngehadang gua reflek gua ngerem ngedadak. Saat itu mereka langsung turun dari motor mereka, gua kira siapa ternyata geng gibran. Gibran langsung narik baju gua, disitu gua langsung menepis. Dan tanya mau apa dia, "Bilang sama ketua cupu lu, kita tanding ditempat biasa gua yakin kalian bakal kalah, kalo kalian kalah cewe lu jadi taruhannya dan sebaliknya kalo gua kalah gua akan berdamai " ucap gibran yang menatap tajam gua. Disitu gua gatau harus apa gua langsung pergi, ninggalin mereka. Gua takut kalo mereka, ngelakuin sesuatu ke cewe gua." ungkap Jevan.
"Udah kita ikutin kata mereka, demi keselamatan cewe lu. Buat Arkan, lu diem aja dulu pulihin luka tembakan dulu. Kita mau lu sehat aja dulu, jadi kita hendel semua." Saran Shaka, yang menatap Arkan.
Karna dirinya tidak bisa berbuat apa apa, dirinya pasrah dirinya menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sahka. Ucap Arkan, "oke. Tapi kalo ada apa apa telepon gua!" pesan Arkan.
Ditengah tengah obrolan itu, tiba tiba hp Aya berdering.
Tring.......
Tring........"AYA!!KAMU KEMANA SAJA INI SUDAH HAMPIR SORE KENAPA KAMU TIDAK SAMPAI RUMAH!!" seru Hardi.
"Maaf ayah, Aya abis jenguk temen dulu abis ini Aya langsung pulang." ucap Aya yang panik mendengar perkataan sang ayahnya.
Tatapan Aya beralih kepada Arkan, Arkan mengerti. Dia lupa jika seharusnya, dia mengantarkan Aya pulang. Namun malah, dia yang diantarkan ke rumah sakit.
Karna Arkan peka, Arkan langsung memanggil Sahka. Meminta tolong kepada Sahka, untuk mengantarkan Aya pulang.
Sebenarnya dirinya ingin mengantar, tapi mana mungkin dirinya kuat? dirinya habis terkena tertembakan hahahaha...
"Oke, gua anterin." Sahka memberikan tangan jempol.
"Jangan lupa bawa tasnya dimobil gua. " teriak Arkan.
"Dah Arkan, istirahat makasih ya maaf ngerepotin kamu. Cepat sembuh, ingsaallah aku jenguk kamu." Ujar Aya, sambil tersenyum lalu Arkan membalas dengan mengangguk.
Akhirnya, Aya berjalan menuju parkiran.
Dan Sahka sudah siap menyalakan motornya, Aya langsung menaiki motor milik Sahka.Sesampainya dimarkas, Sahka langsung menuju kearah mobil Arkan. Dan masuk, awalnya Aya bingung? tiba tiba Sahka memberikan kelakson, membuat Aya terkejut.
"Ayoo aya cepatt," Teriak Sahka,
Aya yang berjalan bergegas, menuju kearah mobil.
Beberapa menit kemudian Aya sampai didepan rumah. Dan ternyata dia melihat ayah, sedang bermesraan dengan tante syila. Sontak dirinya menahan emosi.
Setelah Aya turun dari mobil, Sahka tidak mampir karna dia buru buru mengembalikan mobil milik Arkan. Dan dirinya kembali kers.
Disaat Aya ingin masuk kedalam rumah, jujur dirinya sakit. Dia mengingat, betapa sakitnya seorang wanita yang terluka karna lelaki itu.
Dirinya memberanikan diri untuk memasuki rumahnya, disaat dirinya sudah didalam ruang tamu. Sontak sang ayah terkaget, wajahnya tiba tiba marah, "KENAPA KAMU TIDAK PERMISI DULU, AYAH AJARKAN KAMU YANG BENER BUKAN SALAH!" sembur hardi.
Dirinya bener bener membentak Aya didepan pelakor itu. Dengan perasaan kesal Aya meninggalkan sang ayah dan pelakor itu.
"Ibuu...ayah semakin hari semakin berani bu, Aya kangen ibu." lirih Aya.
Dirinya mengambil sebuah foto di laci miliknya, dan memandang foto itu.
"Ibu udah senang kan disana? Dulu Aya kuat demi ibu, tapi sekarang ibu ga ada. Aya ikut ibu boleh?" ucap Aya.
Dirinya sambil memeluk bingkai foto itu.
Karna dirinya terlarut dalam kesedihan, sampai tertidur pulas. Dirinya terbangun melihat jam pukul 23.03 malam, karna haus Aya membangunkan diri dan berniat mengambil segelas air, lalu dirinya tertidur lagi.Ke esok harinya, saat dirinya ingin berangkat sekolah. Ada seseorang yang sudah menunggu dirinya, ruang tamu. Sontak Aya bertanya tanya siapakah?
to be continued
Maaf ya ga jdi dua chapter soalnya ga keburuuu sorryy, up lagi secepatnya makannya vote dan komen sebanyak banyaknyaa okeee🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir [TERBIT]
Teen Fiction[Cover By : Canva application] 📌Ada beberapa chapter yang belum di revisi jadi mohon maaf jika kesannya aneh, selamat membaca ʘᴗʘ ------------------------------------------------------------------------ "Aku tutup cerita kita ya. Selamat bahagia...