Foto itu?

144 91 22
                                    


✧happy reading✧

-

-

Namun, tak lama kemudian, terdengar suara tawa lembut dari balik pintu. Aya muncul dengan wajah polosnya, memegang tali serut tas.

"Hei, kalian berdua seakan-akan melihat hantu saja. Kenapa panik begitu?" tanya Aya sambil tersenyum.

"Kamu menghilang begitu saja, bikin khawatir, tahu!" ujar Nilam sambil menghentakkan kaki.

"Aku hanya bermain sedikit, jangan serius-serius amat," kata Aya sambil tertawa kecil.

Davin yang sudah mendekati tempat itu ikut tersenyum melihat tingkah Aya. Mereka kemudian bersiap-siap menuju ke acara perkemahan yang telah disusun oleh panitia.

Malam itu, suasana perkemahan begitu hangat dengan api unggun dan bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam. Para siswa berkumpul sambil bercerita dan bernyanyi di sekitar api unggun. Aya duduk di antara teman-temannya, termasuk Arkan, Davin, dan Nilam.

"Kemah ini benar-benar membuat suasana hati menjadi lebih baik," ujar Aya.

"Betul, dan aku senang kamu datang bersama kita semua," sambung Arkan sambil menyentuh lembut pundak Aya.

Malam itu berlalu dengan penuh keceriaan, tetapi Aya merasa ada sesuatu yang terus mengganjal pikirannya. Dia mencari keheningan sejenak dan mengeluarkan foto yang ditemuinya.

"Siapa lelaki ini?" tanya Aya pada dirinya sendiri. Namun, sebelum dia bisa merenung lebih dalam, suara Davin memanggilnya.

"Aya, ayo bergabung kembali. Kita akan bermain permainan seru di malam ini!" ajak Davin.

Aya memasukkan kembali foto tersebut dan bergabung dengan teman-temannya. Meskipun dia berusaha menikmati malam, pikirannya masih melayang pada lelaki dalam foto itu.

Besoknya, mereka menjalani berbagai kegiatan seru dan menarik di perkemahan. Saat menjelang sore, Aya dan Arkan memutuskan untuk menjelajahi sekitar hutan yang indah. Mereka berdua berjalan bersama, saling tertawa, dan berbagi cerita.

***

Tiba-tiba, Arkan membawa Aya ke sebuah pohon besar dengan dedaunan rindang. Di bawah pohon itu, Aya melihat sesuatu yang membuat hatinya berdebar kencang.

"Kenapa kamu membawa aku kemari?" tanya Aya, penuh keheranan.

Arkan tersenyum dan mengambil sesuatu dari saku celananya. Itu adalah foto yang sama yang ditemui Aya.

"Ini adalah tempat pertama kali aku bertemu denganmu, Aya. Tempat ini menyimpan kenangan yang tak terlupakan dalam hidupku," kata Arkan.

Aya terkejut dan bertanya, "Tapi kenapa kita punya foto ini bersama?"

Arkan menjelaskan, "Aku menginginkan kejutan ini untukmu. Foto itu diambil saat kita pertama kali bertemu, bahkan sebelum kita benar-benar saling kenal. Aku ingin membuat kenangan itu selalu bersinar dalam setiap langkah kita bersama."

Aya tersenyum dan merasa hangat di hatinya. Mungkin keajaiban yang ia harapkan tak lain adalah kehadiran Arkan dalam hidupnya. Perjalanan hidup yang penuh warna, tak terduga, dan dihiasi oleh keajaiban kecil yang tersembunyi di setiap sudutnya.

***

Namun, takdir selalu menyimpan misteri. Saat senja mulai melingkupi perkemahan, mereka mendengar kabar tak mengenakkan. Terdapat hujan deras yang akan melanda area perkemahan, mengancam kegiatan malam itu.

Arkan dan Aya bersama teman-teman yang lain segera berkumpul untuk membahas situasi ini. TNI yang bertugas memberikan informasi bahwa hujan ini akan terus turun sepanjang malam.

"Sudah diusahakan semaksimal mungkin, tapi tak ada yang bisa kita lakukan untuk menghentikan hujan ini," ungkap salah satu anggota TNI.

"Apa kita harus membatalkan acara malam ini?" tanya Davin, terlihat kecewa.

Sejenak, suasana sepi melingkupi kelompok itu. Namun, Arkan dengan tegas berbicara, "Tidak! Kita tidak akan membiarkan hujan menghancurkan semangat kita. Mari kita temukan cara agar malam ini tetap berkesan."

Semua setuju dan bersiap-siap mencari solusi. Mereka berdiskusi dengan penuh semangat, mencoba menyusun rencana alternatif untuk menjalani malam yang awalnya diharapkan. Tak lama kemudian, muncul ide kreatif dari Aya.

"Kenapa kita tidak menjadikan malam ini sebagai malam cerita di dalam tenda? Kita bisa berbagi pengalaman, kisah-kisah seru, dan membuatnya menjadi malam yang tak terlupakan," usul Aya.

Semua setuju dengan ide tersebut, dan mereka segera membentuk kelompok kecil di dalam tenda. Arkan dan Aya bersama teman-teman mereka berkumpul di tenda besar, menyusun bangku dan duduk bersama. Malam yang seharusnya diisi dengan berbagai permainan dan kegiatan luar, kini berubah menjadi malam yang intim dan penuh kehangatan di dalam tenda.

Setiap orang mulai bercerita. Mereka saling berbagi pengalaman hidup, kisah lucu, dan harapan untuk masa depan. Suasana di dalam tenda menjadi semakin dekat, dan hujan di luar hanya menambah ketenangan dalam percakapan mereka.

***

Namun, takdir menulis cerita yang tak terduga. Sementara suasana hangat memenuhi tenda, tiba-tiba terdengar suara hujan yang semakin deras. Anggota TNI yang berada di sekitar tenda menjadi cemas.

"Ternyata hujan ini lebih parah dari yang kita perkirakan. Kita perlu mengamankan tenda dan memastikan semuanya aman di dalamnya," ujar salah satu anggota TNI.

Semua orang bersiap-siap untuk menghadapi hujan yang semakin deras. Mereka mencoba menutup rapat pintu tenda dan memastikan api unggun tetap menyala. Aya, Arkan, dan teman-teman yang lain saling membantu untuk menjaga keamanan di tengah badai hujan yang melanda.

Namun, di tengah keributan tersebut, tidak ada yang menyadari bahwa Aya tiba-tiba menghilang dari kerumunan. Ketika Arkan menyadari kepergian Aya, hatinya berdebar cepat.

"Aya! Aya, di mana kamu?" teriak Arkan dengan cemas, sementara hujan semakin deras.

Mereka semua bergegas mencari Aya di sekitar tenda yang sekarang terasa semakin gelap. Davin, Nilam, dan anggota TNI lainnya membentuk kelompok pencarian, mencoba menembus derasnya hujan untuk mencari jejak Aya.

Arkan yang panik berusaha menenangkan diri. Namun, di balik kekhawatirannya, ada kecurigaan bahwa kepergian Aya terkait dengan sesuatu yang lebih besar. Tiba-tiba, terdengar suara hujan bercampur dengan langkah kaki yang cepat.

"Arkan, aku menemukan ini di luar tenda!" seru Davin sambil menyodorkan secarik kertas basah.

Arkan membaca pesan singkat yang tertulis di kertas itu dengan wajah penuh ketegangan. "Jika ingin tahu keberadaan Aya, datanglah ke hutan dekat tenda besar. Jangan bawa siapapun, atau Aya bisa terancam bahaya."

Hati Arkan berdegup kencang. Dia tahu dia harus memilih, antara keamanan Aya dan memenuhi permintaan penculik yang tak dikenal. Dalam kegelapan hujan, Arkan memutuskan untuk menyelamatkan Aya, bahkan jika itu berarti melanggar aturan penculik.

Dia meninggalkan tenda tanpa memberi tahu siapapun, menuju hutan yang gelap dan misterius. Keputusannya mungkin membawa konsekuensi yang serius, tetapi cintanya pada Aya membuatnya tak ragu untuk melangkah dalam kegelapan, mencari jejak yang mungkin membawa keberadaan Aya.

Tbc.

Bunga Terakhir [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang