"Abang, Abang bangun" teriak Thala dengan berjalan masuk ke kamar Kala.
Tak mendapat jawaban dari sang empu, Thala segera mendekati sang kakak yang masih tertidur lelap di atas kasur.
Thala menarik selimut yang di pakai oleh Kala namun dia tak merasa terganggu juga.
Kemudian Thala berjalan memutari kasur yang dipakai kala dan menaki kasur tersebut, ia berniat menggangu sang kakak yang kalo tidur suka pules banget.
Thala memutar tubuh Kala untuk menghadapnya. Pahatan wajah yang sempurna, dengan alis tebal yang menghiasi. Thala yang melihat itu merasa terpesona oleh wajah Kala. Namun, ia segera menepisnya.
Ia mengapit kedua pipi Kala bibir yang mengerucut maju seperti ikan dan itu membuatnya tertawa terbahak-bahak.
Sebenarnya sedari tadi Kala sudah bangun saat Thala sang adik menarik selimut yang di pakainya. Namun ia hanya malas saja bangun dan akan melihat apa yang di lakukan oleh adiknya.
"Ish kok nggak bangun-bangun sih." Ujarnya sambil ikut merebahkan dirinya di samping sang kakak.
Thala melamun, dan di tengah melamunnya ia dapat merasakan usapan lembut di surai hitamnya. Ia menolehkan kepalanya me ngghadap Kala, ternyata sudah terbangun.
"Kenapa? Kenapa melamun?"
Mendengar suara Kala yang nampak serak serak sehabis terbangun, Thala hanya memandang sang kakak dengan mata berbinar.
"Kenapa?"
Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, Thala hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kenapa sih dek?
"Gak papa"
Kala yang mendengar jawaban tersebut memutarkan matanya malas dan melanjutkan tidurnya lagi dengan posisi memunggungi sang adik.
"Ish abangg, kok tidur lagi"
"Mau ngomongin apa? Kalau ga penting gue tidur."
"Abang, adek mau sekolah. Boleh kan ya?"
"Boleh kalau ayah ngizinin" jawabnya sambil memutarkan badannya menghadap Thala.
"Besok aja deh izin sama ayah, lagian ini juga udah malam. Ayahkan ga suka di ganggu kalau dah malam."
"Yaudah sekarang kamu tidur aja, balik sana ke kamarmu." Usirnya agar Thala keluar dari kamarnya.
"Nggak deh, mager. Mending tidur di sini" jawabnya sambil memposisikan dirinya agar cepat tertidur.
Sedangkan Kala sang pemilik kamar yang mendengar ucapan tersebut mendelik kan matanya.
"Serahlah, serah. Mau peluk nggak?"
"Mauu"
Thala segera masuk kedalam dekapan sang kakak.
***
"Ayahhh, ayah di mana?" Teriak Thala mencari sang ayah.
"Kenapa sih dek pagi pagi udah teriak teriak aja?" Tanya ayah ketika berpapasan dengan Thala.
"Ayahh, boleh sekolah kan?"
"Emang udah sembuh?"
"Udah, kata bunda sama Abang udah. Jadi bolehkan sekolah?" Bujuknya kepada sang ayah agar di beri izin.
Ia sudah bosan berada di rumah, ia ingin sekali kembali sekolah.
"Yakin? Adek ga mau di rumah aja? Homeschooling gitu."
Thala menggelengkan kepalanya seraya berkata, "Nggak, pengen sekolah di sekolah umum aja."
"Yaudah ayah izinin, tapi nanti sama Abang terus ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSAKIRA
Teen FictionDunia mimpi adalah dunia yang dipenuhi dengan segala hal yang berbau dengan imajinatif. Lucid dream tak dapat dialami oleh semua orang. Namun, jika ia tak dapat mengatasi mimpi tersebut dengan baik maka akan terjadi gangguan pada pola tidur. Sama ha...