1. first meet

463 37 4
                                    

Di dalam ruang kamar yang tak begitu luas terdapat seorang gadis yang kerap di sapa dengan nama Thala sedang sibuk bergelung di dalam mimpinya.

Thala merupakan seorang yang cukup unik. Mengapa? karena sebelum ingin tidur ia selalu membuat skenario yang seolah-olah pernah di alaminya.

Suatu hari skenario mimpi tersebut menjadi kenyataan sehingga thala tak bisa melupakannya. Dalam mimpi tersebut Thala bertemu dengan seorang laki-laki yang memiliki tubuh tegap. Nampaknya laaki-laki tersebut umurnya tak jauh dari Thala.

Thala menghabiskan waktunya dengan di temani oleh laki-laki tersebut dengan menjelajahi berbagai tempat yang memanjakan mata.

Senyum manis selalu tersungging di bibir mungil itu, laki-laki tadi yang melihat senyum thala yang begitu merekah ia merasa senang.

''Kau tak mau kembali?'' tanya laki-laki asing tersebut kepada Thala, Thala yang mendengarnya mendelikkan matanya lalu berkata, ''Kau mengusirku?''

Laki-laki itu yang mendapatkan delikan dari Thala hanya bisa menggaruk belakang kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal. ''Bukan begitu, aku tak bermaksud mengusir dan menyuruhmu pergi. Tapi kau juga tak boleh berlama-lama di sini, karena ini belum waktunya.''

''Maksudmu?'' tanyanya sambil mengerutkan alisnya bingung.

''Kau tak bisa mengetahuinya sekarang.''

''Gimana? aku tak paham apa yang kau maksud barusan.''

''Sudah lupakan saja, sekarang pejamkan kedua matamu agar kau lebih cepat kembali.'' perintah laki-laki tersebut.

''Kok gitu? kenapa ya?''

''Udahlah turutin aja, ribet bener. Tinggal pejamin mata aja banyak tanya.'' jengkel laki-laki tersebut, Thala yang mendengarnya tertawa karena menurutnya hal tersebut sangatlah lucu.

''Dih malah ketawa.'' Deliknya sambil memalingkan wajahnya, namun Thala yang melihatnya semakin mengeraskan tawanya.

''Ngambek nih ceritanya? iya iya ini mau pejamin matanya. Trus habis itu gimana?'' tanyanya penasaran setelah memejamkan matanya.

Laki-laki tadi yang melihat Thala sudah memejamkan matanya, ia tersenyum miring lalu mendekat ke arah Thala, karena tadi posisinya di depan Thala dan berdiri di belakang Thala.

Dia memajukan kepalanya dan bertumpu di bahu Thala, ''Bye sweet girl, see you in the next life.''

Thala yang mendengar suara dengan nada rendah tersebut seketika mematung, dan ia merasakan tangan laki-laki tersebut menutup matanya menggunakan telapak tangannya setelah menjauhkan kepalanya dari bahu Thala.

Setelah laki-laki tadi menutup kedua matanya, thala merasa seperti tertarik kedalam sebuah pusaran yang membuatnya cukup pusing. Ia mencoba membuka matanya dan berhasil. Ternyata Thala sudah kembali lagi ke kamarnya yang semula.

Thala merasa shock akan kejadian yang barusan dialaminya, dia terus memikirkan kejadian tadi sampai tak menyadari bahwa sedari tadi ada yang mengetuk pintunya berkali-kali.

''Nak apakah kamu sudah bangun? kalau belum cepatlah bangun karena kamu hari ini akan masuk sekolah. Jangan sampai terlambat.'' Teriak ibu yang sedari tadi mengetuk pintu coklat tersebut.

''Nak apakah kamu mendengar suara ibu?'' tanya ibu sekali lagi buat memastikan apakah Thala sudah terbangun dari tidurnya apa belum.

Di panggilan kedua ini Thala dapat mendengarnya karena sedari tadi ia melamunkan hal yang baru saja ia alami. ''Iya bu, kakak dengar.'' Sahutnya kepada sang ibu.

Ibu yang sudah mendengar suara Thala segera pergi untuk mempersiapkan sarapan yang akan dimakan oleh anggota keluarganya.

''Sebaiknya gue melupakan kejadian tadi, ingat itu hanya bunga tidur yang tak akan pernah nyata dan tak akan pernah terjadi.'' Monolognya meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah yakin ia segera pergi kekamar mandi dan pergi berangkat sekolah. Thala menghabiskan kurang lebih lima belas menitan untuk melakukan ritual mandinya, dan sekarang ia sudah selesai mandi dengan balutan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya.

Thala berjalan menuju ke arah cermin untuk menata rambutnya , memakai bedak, dan memakai pelembab bibir dan hal-hal lainnya. Setelah dirasa cukup, Thala segera keluar dari kamarnya untuk segera sarapan bersama keluarganya dan berpamitan unuk pergi ke sekolah.

*

*

*

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak yaa, makasih sudah mampir.

AKSAKIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang