Malam telah tiba. Suara serangga telah bermunculan. Lampu-lampu menyala terang menyinari tempat yang sepi.
Duduk lesehan di halaman belakang rumah merupakan hal yang tak terlalu buruk untuk di lakukan.
Sama halnya yang di lakukan Thala bersama keluarganya. Setelah makan malam usai, mereka memutuskan untuk duduk lesehan di halaman belakang sambil menikmati angin malam.
"Ayah" panggilnya kepada sang ayah.
"Iya dek ada apa?" Tanya sang ayah.
"Ayah besok mau ga temenin adek cari bunga?"
"Bunga yang kayak gimana?" Tanya Kala ikut menanggapi.
"Bunga itu loh, yang tangkainya bisa di anyam. Tau kan?"
"Bunga yang kek mana sih, bunda jadi ikut bingung" timpal sang bunda ikut menanggapi.
"Ituloh, bunganya tumbuh liar gitu. Bunganya warnanya putih, trus tengahnya warnanya kuning. Bunganya bentuknya kecil." Terang Thala agar yang lain paham apa yang di maksudnya.
"Bunga Daisy? Bunga Aster?" Tanya sang bunda.
"Nggak tau, pokoknya warnanya itu putih. Trus tengahnya kuning"
"Kek mana sih dek?"
"Ya, kek gitulah bang. Bingung jelasinnya."
"Yaudah besok kita cari aja sama-sama." Tengah sang Abang.
"Buat apaan emngnya? Tumben cari-cari bunga?" Tanya sang aya bingung.
"Buat di bawa kesekolah, kan ada acara tuh ya yah nah suruh pakek baju item trus kasih accesoris gitu yaudah adek pilih opsi bunga aja."
"Oh gitu toh, iya iya ayah paham."
***
Keesokan harinya, mereka bertiga berangkat bersama-sama mencari bunga yang di maksud oleh Thala.
"Ini mau kemana dulu?" Tanya sang ayah sebelum berangkat.
"Mau kesawah dulu, atau nggak ke samping taman yang pernah kita kunjungi itu loh yah, atau nggak ke kebun bunga aja. Adek sama Abang ya yah berangkatnya?"
"Yaudah sana."
Mereka bertiga akhirnya berangkat. Tujuan pertama yaitu di sekitar sawah untuk mencari bunga yang di cari oleh Thala.
"Gimana ada kah bunganya?" Tanya sang ayah memastikan.
"Nggak ada yah, yaudah ketujuan berikutnya aja. Ayo ketamann" seru Thala dengan semangat.
Setelah sampai di taman, ternyata bunga yang dicarinya juga tak ketemu. Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kebun bunga yang di olah oleh petani bunga.
Sesampainya disana, ternyata masih ada beberapa petani bunga yang sedang melihat bunga-bunganya.
"Yang kaya gitu kah dek?" Tanya Kala memastikan, Soalnya sedari tadi tak menemukan bunga yang di carinya.
"Iyaa, yang kayak gitu. Yah, bang ayo kesanaa. Buruan sebelum petaninya pergii."
Ayah dan Kala menuruti kemauan Thala. Mereka memarkirkan motornya dan ayah meminta izin kepada salah satu petani untuk memetik bunganya. Tak lupa ayah juga memberikan beberapa lembar uang untuk membeli bunga yang akan di petik.
"Abangg, ayo kesana." Tunjuk Thala kearah hamparan bunga yang tertanam.
"Ayo" mereka berdua pergi terlebih dahulu untuk memetik beberapa bunga meninggalkan ayah yang sedang berbicara dengan petani tadi.
"Abang, petiknya jangan pendek-pendek ya nanti takut ga bisa buat mahkota bunga" peringat Thala agar Kala tak melakukan kesalahan.
"Iyaa, kayak gini petiknya?" Kala menunjukkan sebatang bunga kearah Thala.
"Nah bener yang itu"
Mereka berdua mencari sampai di rasa cukup. Dalam genggamannya mereka berdua mendapatkan berbagai macam warna bunga.
"Abang, adek udah kah cari bunganya?" Teriak sang ayah agar Thala dan Kala dapat mendengarnya.
"Udah yah, ini udah dapat banyak" balasnya Thala kepada ayah.
"Yaudah ayo sini, bunda tadi udah nelpon."
"Iyaa, ini lagi jalan kesana"
Mereka berdua yaitu Thala dan Kala masing masing membawa bunga di genggaman tangan masing-masing.
"Ayah, liat kita berdua dapat banyak" tunjuknya kepada sang ayah.
"Iyaa banyak banget, udah kan? Bunda udah nyariin suruh pulang."
Ayah berpamitan kepada petani bunda tadi yang di ajaknya ngobrol dan segera pergi dari sana bersama kedua anaknya mengendara motor masing-masing.
Sama seperti tadi, Thala di bonceng oleh sang kakak dengan membawa bunga tadi yang mereka taruh paper bag yang cukup besar agar tak rusak ketika sampai di rumah.
***
"Bundaa. Adek pulang" teriak Thala dengan riang karena mendapatkan bunga yang di inginkannya. Ternyata bunga yang di maunya bunga Daisy.
"Gimana? Dapet banyak gak?" Tanya sang bunda menghampiri Thala.
"Dapet dongg, lihat" Thala mengangkat tinggi-tinggi agar bunda dapat melihat bunga yang di dapatkannya.
"Wah, apa yang bunda bilang. Bunganya yang adek mau tuh bunga Daisy. Adek ngeyel sih di bilangin."
"Hehe, kan adek ga tau Bun. Yaudah adek mau cari tempat air buat ini bunga biar ga layu." Thala berlari ke dapur dan mengisi wadah yang berbentuk kotak dengan air.
"Adek, sama Abang habis ini mandi yaa. Udah mau magrib ini, ga baik mandi malem-malem." Teriak sang bunda agar kedua anaknya dapat mendengarnya.
"Iyaa bunda" jawab kedua kakak beradik tersebut bersamaan.
Makan malam telah tiba, mereka semua segera memakan makanannya yang telah tersaji di atas meja.
"Bun, yah, bang, adek udah selesai makannya. Adek mau ngerangkai bunga tadi." Pintanya kepada keluarganya.
"Emang bisa dek?" Tanya ayah tak meyakinkan.
"Bisa dong, kan adek kreatif. Pasti bisa kok, nanti adek jamin hasilnya bagus."
Thala segera berlalu dari sana, dan segera merangkai bunga-bunganya tadi agar menjadi mahkota yang terbuat dari bunga.
Membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam untuk membuat satu rangkaian bunga. Akhirnya mahkota bunganya telah jadi, Thala cukup bangga dengan hasilnya.
Ia merasa beruntung dapat membuatnya, apalagi tadi di bantu mencari bunga yang di butuhkannya.
Thala senang karena mereka berdua yaitu ayah dan abangnya dapat meluangkan waktunya untuk menemaninya.
***
Haii, makasih sudah mau mampir. Jangan lupa votmen yaa, see you...
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSAKIRA
Novela JuvenilDunia mimpi adalah dunia yang dipenuhi dengan segala hal yang berbau dengan imajinatif. Lucid dream tak dapat dialami oleh semua orang. Namun, jika ia tak dapat mengatasi mimpi tersebut dengan baik maka akan terjadi gangguan pada pola tidur. Sama ha...