Hai, gimana harinya? aku harap baik yaa. Aku double up nih setelah sekian lama hiat. Mungkin sebagian akan lupa akan alurnya, maaf yaa baru bisa nulis lagi.
Happy reading!!
Setalah menyelesaikan sarapannya, Ayah, Kala, Lance dan Kailan segera pergi ke kamarnya guna membersihkan diri mereka.
Sementara bunda dan Thala, mereka berdua memilih pergi ke arah gazebo yang berada di halaman rumah mereka.
Gazebo yang di letakkan dihalaman yang cukup luas, dengan beberapa bunga yang bermekaran disampingnya.
Bunga yang ditanam oleh bunda, bunda merupakan orang yang sangat menyukai tanaman.
"Adek duduk sini samping bunda, bunda mau tanya sama adek." Bunda menepuk tempat sampingnya agar Thala duduk disebelahnya.
"Iya, kenapa Bun?" Tanya Thala bingung sambil mendudukkan dirinya disamping bunda.
"Kalau bunda tanya, adek jawab jujur ya? jangan dipendem sendirian." Thala yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk kepalanya.
"Adek, kata Abang sama kakak sepupumu mereka liat dan denger adek kemarin nangis, apa itu benar? adek kenapa nangis? sini sayangku cerita sama bunda"
"Adek..." Thala tampak bingung mau menceritakannya mulai dari mana, tapi saat melihat tatapan bunda Thala menjadi risau.
"Kenapa? Kamu jangan takut buat terbuka sama bunda ataupun yang lainnya." Bunda mencoba meyakinkan Thala agar berani mengutarakan isi hati dan pikirannya.
Thala menceritakan semuanya kepada bunda, mulai dari orang yang tidak menyukai Thala, pamitnya Arlo, kesepiannya Thala disekolah, ia menceritakannya semua pada bunda.
Thala menceritakannya kepada bunda dengan berbagai macam ekspresi wajah dan mata yang berkaca-kaca yang siap menumpahkan air matanya.
"Adek tau? Perkataan mereka yang tidak suka sama adek gak perlu adek hiraukan, anggap aja mereka iri sama adek. Mereka iri karena gak bisa bersaing lebih dari adek, dan juga kalau adek ga punya teman disekolah atau dikelas juga tidak apa. Tapi adek udah pernah blum nyoba nyari temen di luar kelas? Adek udah nyoba bersosialisasi belum sama yang lain?"
"Udah, adek udah coba. Awalnya mereka respon adek baik, tapi setelah mengetahui Arlo, mereka natap adek dengan tatapan gak suka bundaa, adek takut dengan tatapan mereka."
Thala mengadukan semuanya pada bunda, dan tanpa mereka sadari sedari tadi ada beberapa orang yang mendengar pembicaraan tersebut.
Mereka yang mendengarnya ikut meneteskan air matanya karena tidak kuat mendengar cerita dari Thala.
"Hiraukan saja ya, anggap mereka hanya angin lalu saja, jangan takut sama tatapan mereka. Disana ada Abang kamu, sama kakak-kakak sepupumu yang akan selalu sama adek."
"Tapi bunda, adek juga mau dapat teman. Adek ga mau ditatap seolah monster karena adanya Arlo, dan bunda tau? Sekarang Arlo pergi bunda, Arlo udah gak sama adek lagi."
"Arlo pergi kemana sayang? kan kamu sama Arlo itu sama." Tanya bunda dengan suara bergetar karena sedari tadi menangis.
"Arlo pergi tidur, trus katanya dia gak akan muncul kalau dia tidak ingin. Dia juga ngerasa bersalah sama adek karena dia adek dapat tatapan gak suka dari mereka. Apakah Arlo akan pergi selamanya bunda? Adek gak mau."
"Nggak, adek. Dia tidur agar adek gak sedih lagi."
"Tapi dia bikin adek sedih. Dia selalu muncul saat adek dapet masalah. Dia selalu muncul saat orang lain natap adek gak suka. Dia juga selalu muncul saat adek ngerasa kesepian, bunda. Adek gak mau Arlo pergi tidur."
Bunda segera memeluk Thala agar putri kecilnya dapat tenang. Ayah segera menghampiri dua orang tersayangnya yang sedang berpelukan dan memeluk mereka berdua guna menyalurkan rasa sayang.
Sementara Kala, Lance, dan Kailan segera pergi dari sana untuk segera kembali ke kamarnya masing-masing karena tidak kuat melihat bunda dan adiknya menangis.
***
Udah dipenghujung cerita nih, lanjut? Jangan lupa vote dan komen yaa, see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSAKIRA
Teen FictionDunia mimpi adalah dunia yang dipenuhi dengan segala hal yang berbau dengan imajinatif. Lucid dream tak dapat dialami oleh semua orang. Namun, jika ia tak dapat mengatasi mimpi tersebut dengan baik maka akan terjadi gangguan pada pola tidur. Sama ha...