[2]

3.3K 160 14
                                    

Pagi ini Chan membawa Hyunjin ke rumah Minho. Rumah Chan dan Minho ternyata bersebelahan. Chan sedang berbincang dengan Minho berniat menitipkan Hyunjin karena Chan harus kembali mengajar.

"Aku bisa mempercayai mu kan Minho?"

"Aku juga harus kuliah Chan, apalagi besok ada pertandingan basket aku tak bisa meninggalkan latihan." Minho menggaruk tengkuknya canggung.

Dimana kedua bottom mereka? Hyunjin dan Jisung sedang duduk di sofa. Sedari tadi Hyunjin menatap Jisung dalam, Jisung yang ditatap pun hanya diam karena bingung.

"Kau.. kenapa?"

"Jijii~~"

Hyunjin merengek lalu memeluk Jisung menumpahkan kerinduan nya. Jisung tertawa melihat tingkah manja Hyunjin kemudian balas memeluk Hyunjin.

Awalnya hanya pelukan biasa, tapi lama-lama Jisung merasa Hyunjin mulai bergerak aneh. Hyunjin mengelus punggung Jisung, membenamkan hidungnya di leher Jisung.

Tiba-tiba Hyunjin menjilat tengkuk Jisung sambil mengeratkan pelukannya.

"Enghh Jinie.."

Minho yang mendengar desahan Jisung menoleh dengan cepat, mendapati Jisung yang meremas kaos Hyunjin sambil memejamkan mata.

"YAKKK!!!"

Minho langsung menarik Jisung, dipeluknya erat-erat Jisung takut diterjang Hyunjin lagi. Sedang Hyunjin sudah melayang ke pundak Chan.

Kakinya bergerak heboh minta diturunkan.

Plak

"Aw shh!!"

Chan memukul pantat Hyunjin keras.

"Minho aku berubah pikiran"

Chan langsung keluar dari kediaman Lee dengan langkah lebarnya. Sorot mata Chan nampak sekali ia sedang emosi.

Minho sampai bergidik ngeri melihat aura hitam yang kental dari sahabat nya.

Dalam hati Chan berteriak marah.
'Hyunjin masih menginginkan Jisung! Hyunjin tidak boleh bertemu Jisung! Hyunjin hanya miliknya'

"Turunkan aku!! Aku bisa jalan"

Chan hanya diam tak menanggapi.

Sampai dirumah Chan tidak membawa Hyunjin ke kamar mereka. Dibawa nya Hyunjin kesebuah ruangan bercat merah. Bisakah kita menyebutnya ruang hukuman??

Dihempaskan nya tubuh kurus Hyunjin ke single bed. Tanpa mengatakan apapun Chan meninggalkan Hyunjin, menutup serta mengunci pintu bercat merah.

Ketika pintu tertutup ruangan tersebut berganti menjadi gelap total. Tidak ada satupun penerang didalam ruangan itu.

Tidak ada benda lain selain ranjang yang Hyunjin duduki, benar-benar gelap. Bahkan tidak ada lampu diatasnya.

Lubang fentilasi hanya ada satu di atas pintu. Tidak ada jendela juga. Ruangan ini, mengingatkan Hyunjin pada ruangan di apartement Chan.

Ruangan yang menjadi awal mula pelecehan Chan kepadanya.

Hyunjin mulai gemetar ketakutan, nafasnya tersengal tak beraturan. Ruangannya sangat gelap sampai-sampai Hyunjin tidak bisa membedakan apakah dia membuka mata atau menutup mata.

Hyunjin mencoba meraba tepian ranjang, berdiri dengan terhuyung mencoba menggapai pintu.

"Ch-chan bu-buka hikks a-aku takut hi-hikks maaf.."

"Chan ma-maaf.. ku mohon keluarkan a-aku.."

Tangan Hyunjin menggedor-gedor tembok didepannya.

Saking gelapnya Hyunjin tidak tahu dimana pintunya berada. Hyunjin kelimpungan, bibirnya sudah ia gigiti menahan tangis.

Own you S2 [Chanjin]-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang