[27]

2.4K 107 37
                                    

Gosokkan hidup kembali terulang lagi dihadapan Jeongin. Kali ini tidak hanya satu, tapi tiga.

Chan, Changbin, dan Minho. Ketiganya berjalan mondar-mandir, sesekali saling memandang saat tak sengaja berpapasan.

Adegan didepannya lebih membuatnya frustasi ketimbang operasi yang tengah dijalani Hyunjin didalam sana.

Drap drap drap

"Chaaaaaaann hikks ini semua salahkuuu hikks Chaaan aku gagal menjaga mereka hikks"

Felix, dengan tubuh terbalut perban dimana-mana bersimpuh di kaki Chan. Memeluknya erat meminta pengampunan.

Ditariknya pelan bahu Felix agar berdiri dari posisinya, tak ada yang bersuara. Chan sendiri tak memiliki energi untuk menggerakkan pita suaranya.

Jadi sebagai jawaban ia hanya menggeleng lemas dan menepuk bahu Felix menyuruhnya tegar. Sedangkan disini, ialah yang paling rapuh.

Chan segera menyerahkan Felix ke Changbin yang dengan sigap memeluk kekasihnya. Felix kembali menangis keras di pelukan sang pacar.

Elusan dan tepukan Changbin yang biasanya obat termanjur seakan hanya sebagai tepukan biasa yang tak lagi menenangkan perasaan nya.

Jisung yang menyadari sahabatnya tak kunjung diam segera mengambil tindakan. Diambilnya Felix dari pelukan Changbin.

Dengan gentle ia gendong sahabatnya ala koala, menepuk pantatnya lumayan keras dan menimangnya seperti bayi.

Pandangan Chan terpaku pada perilaku Jisung. Pantas saja Hyunjin jatuh hati padanya, ia begitu hangat.

Tak seperti dirinya yang bahkan tak bisa menghentikan tangisan Hyunjin.

Cklek

Pintu operasi terbuka sedangkan lampu diatasnya masih berwarna merah. Seokjin, keluar dari sana masih dengan baju operasinya.

"Keluarganya?"

"Saya!!"

Semua orang yang ada disana sontak berdiri mengaku sebagai keluarga Hyunjin.

"Ekhem- maksudku suaminya"

Changbin, Minho, dan Jeongin mendorong bahu Chan agar masuk mengikuti Seokjin.

Chan masuk ke dalam ruang operasi mengikuti Seokjin. Ia telah menggunakan baju khusus dan tak lupa sarung tangan.

Diatas meja operasi, Hyunjin tengah berjuang untuk nyawanya dan anak mereka. Kaki Chan terasa lemas menyaksikan pertempuran mempertahankan nyawa.

Hyunjin ditidurkan telentang. Kakinya mengangkang diselimuti kain hijau.

"Maaf menambahkan kecemasan mu tuan Bang. Tapi istrimu tidak mau melahirkan secara cesare. Saya harap anda bersedia mendampingi."

"Tentu!"

Chan segera menghampiri Hyunjin, meraih tangannya dan menggenggam erat. Dapat Chan lihat, Seokjin mengambil sebuah pisau kecil dan menenggelamkannya dibalik selimut.

"A-akkhh"

Lengan Chan bertumpu disisian kepala Hyunjin seakan memberi isyarat ia tengah melindungi. Menenggelamkan wajahnya di dada Hyunjin.

Membiarkan bahunya digigit kuat oleh sang istri. Chan tidak bisa membayangkan betapa sakitnya pisau kecil itu merobek bagian bawah Hyunjin.

"Sstt sayang, aku disini"

"Akkhh hikks Chan"

"Kau bisa"

Anggukan optimis seakan menjadi penyemangat untuk Hyunjin. Dengan sekuat yang ia bisa, Hyunjin mengejan mencoba mengeluarkan si jabang bayi.

Own you S2 [Chanjin]-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang