[24]

2K 125 24
                                        

Hyunjin melangkah kan kaki nya memasuki rumah dengan ragu. Kakinya ia tapakkan dengan pelan takut menimbulkan suara.

Semakin Hyunjin memasuki bagian dalam rumah mereka, semakin berantakan penampakannya.

Vas, meja kaca, bingkai foto, televisi, semuanya pecah berserakan di lantai.

Dengan hati-hati Hyunjin menghindari serpihan-serpihan kaca yang berkilau.

Ragu-ragu Hyunjin naik ke atas, menuju kamar mereka. Pintunya setengah terbuka, dari luar pun nampak sangat berantakan.

Benar saja, saat memasuki kamar Hyunjin seperti mendatangi wilayah yang terkena bencana gempa bumi.

Selimut dan baju yang seharusnya tertumpuk rapi di lemari sudah menggunung di lantai dan kasur.

Hyunjin semakin dibuat merasa bersalah, karena dirinya Chan harus marah sebesar ini.

Hyunjin berjalan menapaki selimut-selimut yang sudah tidak berbentuk. Entah itu robek atau putus dari keutuhan nya.

Klak

Tak sengaja kaki Hyunjin menginjak sesuatu, disingkap nya selimut yang menghalangi. Disana ada sebuah bingkai berukuran sedang.

Foto pernikahan mereka.

Kacanya telah pecah hingga menyisakan foto dan bingkainya yang patah.

"hi-hikks andai ini tidak terjadi"

Hyunjin meremas bingkai foto tak peduli telapak tangannya terasa sakit karena tertusuk patahannya.

Derai air mata membasahi foto dalam genggamannya hingga perlahan-lahan menjadi buram.

Dengan kasar Hyunjin mengusap wajahnya, menatap nakas yang telah kosong. Biasanya terdapat barang diatas sana, entah gelas, jam Beker, maupun ponsel.

Tapi kini telah tersapu bersih.

Disisi lain, di dapur Chan tengah mengatur nafasnya. Tangannya bertumpu di meja party, ditenggaknya segelas air bening guna mereda amarahnya.

Menghela nafas menyadari dirinya telah berlebihan.

"Mungkin aku bisa meminta maaf nanti"

Ujar Chan sambil berjalan ke arah dispenser. Mengambil gelas dan sebuah box, menyeduh segelas susu khusus ibu hamil.

Setelah jadi bukannya langsung menemui Hyunjin, Chan kembali menghela nafas. Beranggapan Hyunjin akan balik marah padanya.

Atau mungkin takut?

'persetan! dia akan baik-baik saja jika sudah ku peluk kok. atau mungkin bercinta?'

Langkah tegasnya ia bawa menaiki tangga, memasuki kamar mereka. Namun tak menemukan Hyunjin disana.

"Loh? Belum masuk?"

Diletakkan segelas susu diatas nakas, Chan berlari ke arah garasi. Mengingat-ingat apakah ia lupa justru mengunci Hyunjin di mobil?

Namun setelah ia buka pintu mobilnya, tidak ada Hyunjin dan tidak terkunci. Dibantingnya pintu mobil hingga berdentum keras.

"Sial! Apa dia sungguhan kabur?"

Nafasnya memburu, membayangkan Hyunjin lari darinya. Bersama anak mereka.

"Fuck dimana kunci mobilku?!"

Dirogohnya panik setiap saku celana yang ia kenakan tapi tidak juga menemukan.

Setelah diingat-ingat rupanya di kamar, mungkin tertimbun selimut.

Own you S2 [Chanjin]-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang