"hi-hikks Chaniee hi-hikks.."
"Sstt manis jangan menangis, aku tidak akan melukaimu. Oke?"
Tangan dingin si pria asing membelai pipi Hyunjin. Tubuhnya langsung beringsut menjauh, takut kembali digapai.
"Ahhh galaknya. Nah kita belum berkenalan, siapa namamu?"
Belah bibir Hyunjin terkatup rapat enggan menanggapi sosok penculik dihadapannya. Kepalanya menggeleng menolak.
"Tidak masalah! Aku sudah tau. Hyunjin? Right? Kenalkan, aku Johnny. Calon suami dan ayah dari anakmu"
"Tidak! Suamiku Chanie! Baby punya Chanie!"
"Uhh romantis sekali sayang. Tidak masalah, sekarang kau punya Chan tapi besok kau milikku"
Lagi-lagi kepala Hyunjin menggeleng menyangkal argumen pria pirang bernama Johnny.
"Kau tetap manis seperti dulu Hyun"
Tangannya kembali membelai pipi Hyunjin.
"Du-dulu?"
Johnny mengangguk perlahan, beranjak dari samping tempat tidur. Dimana ia mengikat Hyunjin.
Dibukanya lemari kaca besar dari lantai ke langit-langit. Sebuah bantal sofa ia bawa kehadapan Hyunjin.
"Kau ingat ini sayang?"
Hyunjin menggeleng kembali. Johnny mendekatkan wajahnya, berbisik sensual disamping telinga Hyunjin.
"Saat di pernikahan Jisung, kau menduduki bantal ini sayang. Aku menyimpannya selama ini, benda ini yang terus membangkitkan khayalanku akan tubuh molekmu"
Kedua bola mata Hyunjin seketika terbelalak. Tak menyangka jika selama ini, ada orang yang juga terobsesi akan dirinya selain Chan.
'me-mengerikan'
"Sudah ingat? Aku tidak masalah jika kau sudah bersuami. Saat anak ini lahir, kau akan segera mengandung anakku Hyunjin."
"Hikks! Tidak!! Tidak mau hikks lepas!! Chaniiee"
"Chanie mu tidak akan datang! Berhenti memikirkannya!"
Hyunjin terdiam saat dibentak, tubuhnya gemetar ketakutan. Tangannya menarik-narik tali yang membelenggu meskipun sia-sia.
"Yahh, hanya ada aku dan kau. Dan yang perlu kau pikirkan sekarang adalah, masa depan kita yang indah"
Udara hangat segera menyapu leher Hyunjin tatkala hidung bangir sang lawan mengendusinya.
Kecupan, jilatan, dan hisapan berkali-kali didaratkan pada kulit putih bak porselen. Kepala Hyunjin tak bisa diam, menggeleng kencang menolak perilakunya.
Srakkk
"Tidaaakkk hikks jangaaannn!!"
Tak bisa melawan, tak berdaya, hanya bisa bersuara namun seperti terbekap, tak terdengar.
Air mata mulai meleleh dari sudut matanya, tubuhnya telah telanjang bulat. Dilucuti oleh tangan yang bukan hak nya.
Hyunjin merasa hina tak berpakaian didepan pria lain selain suaminya.
"Dadamu sudah berisi? Apa suamimu rajin menguleni nya?"
"Hi-hikks jangan sentuh hikks"
Tangan besar Johnny meremas dada Hyunjin yang menggemuk. Meski tak sebesar milik wanita dewasa, itu setara dengan gadis dua belasan tahun yang tengah pubertas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Own you S2 [Chanjin]-END
RomanceMenikahi lelaki atas dasar rasa bersalah, mencoba menebus dosanya tak lantas mendapatkan perasaan sang pujaan. Trauma, Ketakutan, Kebencian Menghiasi rumah tangga keduanya. Chan sendiri harus mati-matian mempertahankan Hyunjin disisinya, serta mempe...