She's Mine END (PART LENGKAP)

bab 13

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

JANGAN LUPA FOLOW SEBELUM MEMBACA DAN VOTE KOMEN🙏

"Jika dengan sholat qobliyah subuh lebih baik dari dunia dan seisinya, apakah itu termasuk memilikimu dan seluruh hatimu."

                      shaqueena humaira

"Bukan tentang siapa langkah nya lebih cepat, melainkan siapa arahnya yang paling tepat, lebih baik sampai di tujuan meski terkesan lambat, dari pada harus mengulang dari awal karna tersesat."

                      zevano zico aligaza

                                       •
                                       •

Jam sudah menunjukan pukul 20:00 malam, hingga Zevan pun memutuskan untuk pulang dari markas karna saat ini istrinya pasti sedang mengkhawatirkan dirinya, karna pasalnya ia tidak sempat untuk berpamitan kepadanya. Dan untuk masalah markas pun ia dan para anggotanya sudah membicarakanya untuk membalas meraka setelah keadaan wiliam membaik, karna saat ini defense black code sedang terluka parah, tidak mungkin mereka melawan tanpa dirinya karna pastinya wiliam tidak akan menyukainya.

Setelah motor yang ia kendarai sudah sampai di depan mansion milik keluarganya. zevan pun berjalan masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang tidak enak terhadap istrinya.

"Dari mana saja kamu?" Mendengar pertanyaan sang mama, mampu menghentikan langkahnya.

"Markas."

"Istrimu di sini sudah masak banyak buat suaminya, tapi malah kamu pergi gitu aja tanpa berpamitan dengannya." cecer sang mama kesal.

"Zevan tidak sempet berpamitan, zevan buru-buru."

"Vano kamu itu seorang suami, sudah sewajarnya kamu berpamitan dengan istrimu!"

"Vano tau, tapi tadi situasinya tidak memungkinkan"

"Karna itu vano mau minta maaf sama maira." sambungnya lagi.

"Istrimu di dalam kamar, minta maaflah sama dia." titah sang mama tidak ingin membahasnya lebih panjang lagi.

"Hm." Zevan pun memilih berlalu dari sana menuju kamarnya.

Saat zevan baru saja membuka pintu kamar miliknya, ia melihat istrinya sedang melaksanakan sholat saat ini. Hingga ia pun memutuskan untuk membersihkan dirinya sebelum dia menjelaskan kepada istrinya.

Setelah beberapa menit, ia pun keluar dari kamar mandi, dan ternyata istrinya sudah menyiapkan baju untuknya sambil tersenyum menatap dirinya. Ada perasaan bersalah di hatinya ketika melihat hal itu, sebab dirinya telah meninggalkan istrinya begitu saja tanpa izin.

"Ya habibi sudah makan?" tanya maira begitu lembut.

"Belom, kamu?"

"Belom juga, karna aku sedang nungguin kamu pulang."

"Kenapa harus nungguin? kamu kan bisa makan sama yang lain?"

"Aku akan makan jika suamiku ikut makan." Mendengar hal itu, mampu membuat zevan tertergun.

"Baiklah, ayuk kita makan." ajaknya, dengan mengandeng tangan istrinya. Melihat perlakuan dari suaminya membuat maira tersenyum bahagia.

Mereka pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah tanpa melepaskan tangan keduanya yang masih setia bertautan satu sama lain sehingga saat keduanya baru sampai di lantai bawah mereka menemukan revan dari arah dapur hingga membuat maira segera menunduk pandanganya.