bab 3

9K 429 12
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

JANGAN LUPA BERI VOTE DAN JUGA KOMEN PADA CERITA INI🙏

"Sejak kamu mengucapkan ijab kabul, saya rasa saya sudah jatuh cinta kepadamu hanya karna allah, ya habibi."

                      shaqueena humaira.

"Jangan pernah mengharapkan apapun dari ku, karna sampai kapan pun, aku tidak akan pernah membukakan pintu hatiku untukmu!!"

                      zevano zico aligaza.

                                        •

Suasana pernikahan masih begitu ramai, karna pasalnya, mempelai wanita baru saja akan memasuki ruangan, yang di mana semua orang sedang menunggunya termasuk dengan zevan sendiri, hingga hal itu pula, hal yang paling di tunggu-tunggu para tamu undangan. Meskipun dari mereka hanya saudara sendiri, karna pernikahan mereka tidak mengundang tamu luar.

Jantung maira pun berdetak lebih cepat dari biasanya, karna pasalnya, dia akan segera menemui suami yang baru saja ia nikahi. Hingga membuat tangannya gemetar karnanya, bahkan ia merasa kakinya sulit sekali untuk melangkah. Padahal semua orang sudah menyuruhnya untuk memasuki ruangan. Namun, maira diam saja sejak tadi hingga membuat zevan yang sedang menatapnya pun menjadi muak.

Gadis aneh! Batin zevan menujukan senyum sinis kepadanya. Apalagi saat melihat pakaian yang dia kenakan. Itu membuatnya sakit kepala, karna baru kali ini zevan menemukan pengantin wanita yang tertutup sepertinya. Mirip seperti-

Teroris!

"Vano, sambut istrimu." tegur sang ayah mampu membuat zevan harus terpaksa menurutinya. Sungguh, dirinya benci harus berpura-pura seperti ini.

Ia pun berjalan cepat menuju itrinya berada, yang benar-benar sangat menyusahkan menurutnya. Pasalnya, dia memiliki kedua kaki yang harus datang sendiri kepadanya, bukan malah harus dia yang menghampirinya.

Melihat jalan zevan yang begitu cepat, membuat semua orang menganga tak percaya. Karna pasalnya setiap pengantin pasti berjalan dengan lambat. Namun berbeda dengan zevan. Sepertinya dia sudah tidak sabar menemui istrinya itu.

Saat dihadapan suaminya, jantung maira berdebar-debar dengan begitu cepat. Ia bahkan menundukkan wajahnya karna tidak berani menatapnya meskipun keduanya sudah resmi menjadi sepasang suami istri.

Melihat hal itu, kyai yusuf pun tersenyum dan menatap menantunya."Saya ingin menyampaikan sebuah pesan untukmu, menantuku."

Suasana menjadi hening, entah apa yang tiba-tiba terjadi."Apapun yang terjadi, dan apapun alasannya. Jika kamu tidak lagi menginginkan putriku, maka katakan saja kepada ku. Agar aku sendiri yang akan membawanya pulang." pesan kyai yusuf kepada menantunya, sehingga membuat  zevan terpaksa mengangguk, dan memeberikan senyum palsu. Meskipun di dalam hati dia tidak menginginkan pernikahan ini.

Kya yusuf pun menyentuh kepala putrinya."Nak, setelah ini, surgamu telah berpindah kepada suamimu. maka berbaktilah kepadanya, seperti kamu berbakti kepada ibu dan juga ayahmu." pesan yusuf kepada putrinya, hingga tanpa sadar tetesan airmata keluar dari kelopak mata milik maira seraya memeluk sang ayah. Sungguh berat baginya untuk meninggalkan kedua orang tuanya.

Kyai yusuf pun memeluk erat putrinya, karna dirinya harus rela melepas putrinya sekarang. Putri yang ia rawat dan ia jaga selama ini sudah bukan tanggung jawab dirinya lagi untuk mendidiknya.

Setelah melepas pelukan ayahnya, maira pun segera menghadap ibundanya dengan perasaan sedih."Apapun yang terjadi jagalah rumah tanggamu agar orang lain tidak bisa memasukinya." pesan bunda siti hingga membuat maira mengangguk seraya memeluknya.

She's Mine END (PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang