Pagi hari ini, masih pagi sekali, bahkan ayam belum menyerukan Kokok an nya. Flora sudah terbangun dari tidurnya akibat ketukan di pintu yang terus menerus terdengar.
Tok tok tok!!
Tok tok tok!!
"Siapa? Iya sebentar." Flora melirik jam dinding yang terpasang di kamar nya.
Pukul tiga lewat empat puluh tiga dini hari.
Orang gila mana yang bertamu pada jam larut seperti ini? Tapi Flora tetap berjalan keluar untuk membukakan pintu.
Saat sampai, Flora membuka pintu kontrakan nya dengan raut wajah kesal. Ternyata... Tidak ada apa apa wkwkwk.
Tapi boong, terdapat sebuah map coklat yang tergeletak pada meja depan teras kontrakan Flora. Anak itu jadi clangak clinguk, mencari siapa yang menaruh map coklat itu di teras rumahnya, tapi sialnya Flora tidak menemukan siapapun.
Flora lantas mengambil map itu dengan perasaan campur aduk. Ada bingung, takut, ragu, pokoknya semua ngeblend. Ditambah dia baru bangun tidur, nyawanya masih misah misah.
Setelah mengambil map itu, Flora bergegas kembali masuk ke dalam kontrakan nya.
"Apaan nih?" Monolog Flora saat dia sudah berada lagi di kamarnya.
Flora dengan rasa penasarannya pun membuka map itu, dengan seksama ia melihat beberapa foto foto Freya bersama seorang laki laki tampan bertubuh tinggi, Freya tampak bahagia didalam foto itu. Tak lupa dengan tangan si cowok yang merangkul Freya serta mengelus lembut kepala Freya.
"Apa maksudnya?" Flora meletakkan foto itu dan kemudian mengambil secarik kertas yang berada di dalam map bersama foto foto itu.
"Kalo lo baca ini, berarti lo udah lihat. Hahahaha, Flora Flora, Freya gak sebaik dan se setia itu. Lo bodoh kalo percaya dia setia dan gak berani macem macem di belakang lo. Gue gak bakal maksa lo buat percaya sama gue, but see? Dia ketawa tawa sama cowo lain di belakang lo. Rangkul rangkulan, mesra mesraan, pantes gak kalau temen doang tapi begitu? Gue tau lo gak bodoh Flo, gue ngirim ini semua ke lo biar lo sadar dan buka mata lebar lebar. Tinggalin Freya, dia gak pantes buat lo, dan lo gak akan pantes buat Freya. Lo miskin Flo, lo putus sekolah, lo gak kuliah, dan yang terpenting... Lo hidup dari panti asuhan. Gue cuma mau lo lihat dan sadar diri sedikit, kalo lo gak ada apa apanya dibanding cowo yang ada di foto itu. Dia kaya, kuliah, dan punya orang tua. Punya segalanya, sedangkan lo? Hahahaha, gue cuma bisa ketawa deh. Gue bilangin ya sama lo, bokapnya Freya itu gak suka sama lo. Dan gak akan pernah suka. So, lo tau kan harus apa kalo lo udah gak dapet restu begini? You don't deserve her, Flo. So I beg you to come to your senses. Semoga lo ngerti dengan ini semua. Maaf kalo kata kata gue nyakitin, gue cuma mau lo sadar kalo sampai kapanpun, lo sama Freya gak akan pernah bisa."
-S
Flora terdiam sejenak setelah membaca surat itu. Dia tidak tersinggung membaca isi surat itu, akan tetapi ia bingung, apa alasan dan tujuan si pengirim surat? Apa Flora ada salah padanya hingga ia ber effort seperti ini untuk mengirim ini semua saat tengah malam.
Apa Flora membuatnya kesalahan padanya hingga membuat sang pengirim begitu dendam pada Flora?
Sebenarnya ada apa dengan semuanya? Ia sangat sangat bingung.
Flora pun menghembuskan nafasnya dan menggelengkan kepalanya. Banyak sekali masalah yang datang semenjak ia memutuskan untuk menerima Freya. Ia tak menyalahkan Freya, ia hanya bingung, apakah alam sebegitunya untuk tak merestui hubungan nya dengan Freya? Ia sungguh bingung, tak pernah berhenti masalah yang datang pada hidupnya.