17. Fakta Yang Sebenarnya.

2.4K 234 64
                                    

Brak!!



"Opah!"

Semua orang yang berada di dalam ruangan sontak menoleh ke arah Adel yang datang dengan hebohnya.

Adel melihat sekeliling dan agak ke distrak saat melihat ternyata sudah ada banyak orang di dalam kamar Freya.

Ada Kenan, Veranda, Chika, Sisca, Jessi, Zean, Zeran dan Mario. Iya, papah dari Adel itu juga turut hadir disitu.

"Ada apa?" Tanya Kenan pada Adel.

Adel yang teringat bahwa ia datang bersama Flora pun langsung memekik senang.

"Aku dateng sama Flora, Opah! Flo masuk." Adel menarik tangan Flora untuk masuk ke dalam kamar Freya dan menghampiri Kenan.

"Ini, ini Flora, Opah." Kenan memandang seorang gadis dengan rambut panjang, memakai track top berwarna hitam dengan celana jeans berwarna senada, serta sepatu Nike Air max berwarna putih.

Anak itu hanya diam saat semua mata melihat kearahnya.

"Flo," panggil Jessi memecahkan acara tatap tatapan itu.

"C-ci Jessi?"

"Kamu—nak Flora?" Akhirnya Kenan membuka suaranya.

Flora mengangguk ragu dan kemudian berkata, "Iya Opah."

Kenan memandang Flora sejenak dan kemudian tangannya mengintruksi Flora untuk mendekat padanya.

Flora berjalan dengan ragu, mendekati Kenan yang sudah mengulurkan tangannya.

Flora di sambut pelukan hangat oleh Kenan. Setelahnya, Kenan memberi jalan untuk Flora menghampiri Freya yang terbaring lemah dengan bibir pucat pasi.

Flora memandang semua orang di sekitarnya termasuk Zeran, dan kemudian menatap Freya.

Flora menggenggam tangan Freya yang sangat dingin. Oh lord, Freya sampai mengeluarkan keringat dingin seperti ini.

Telapak tangan Freya serasa seperti bongkahan es.

Flora memajukan kepalanya dan kemudian berbisik pelan di telinga Freya, "Sayang, are you oke?" Tidak ada pergerakan dari Freya.

"Wake up, ini aku." Sudah mulai ada respon, Freya mengeratkan genggaman tangan Flora pada tangannya.

"Flo, maafin aku! Maaf.. maaf..." Racau Freya dengan mata terpejam.

"Hey, aku disini... Aku gak marah sama kamu. Kamu gak perlu minta maaf." Flora mengelus kening Freya yang basah karena keringat.

Dengan lembut Flora mengelus pipi Freya, "Aku disini sayang." Ujar nya lagi.

And bravo! Setelah Flora berkata seperti itu, Freya membuka matanya.

"Flo—Flo—maafin aku!" Seperti ada tenaga tak kasat mata yang datang pada Freya, Freya beranjak untuk memeluk Flora dengan erat.

"Maafin aku, maafin aku" Freya menangis di pelukan Flora.

"Kamu gak salah, aku gak marah sama kamu. It's oke, aku disini sayang, jangan sakit ya..." Flora mengelus punggung Freya dengan penuh kelembutan.

Sedangkan disisi lain, Chika sudah berderai air mata melihat adegan mengharukan itu. Tidak salah ia memberi restu pada Flora, Flora gadis manis yang sangat baik. Ia sangat terlihat tulus pada putrinya.

Setelah beberapa menit Freya menangis seraya memeluk Flora, perlahan pelukan itu pun terurai. Mereka saling melepas pelukan dan memandang wajah satu sama lain.

Freyana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang