Suara dentuman musik terdengar dan begitu memekakkan telinga, lima orang gadis yang sedang duduk di sofa di sebuah club malam, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Keempat gadis menatap bergairah para wanita kupu kupu malam yang ada di club itu, berbeda dengan satu gadis lainnya yang memandang tak biasa atau lebih tepatnya risih.
Ya, itu adalah Adel cs dan Flora.
Jika kalian bingung kenapa Flora bisa ada disitu adalah karena Adel yang tiba tiba datang bersama circle rusuhnya itu ke kontrakan nya, menabrak pagar kontrakan nya sampai copot dan memaksa Flora untuk ikut bersama mereka yang ternyata ke club malam.
"Malam, Adel. Mau pesan apa?" Tanya seorang bartender yang berparas sangat cantik jelita.
"Malam juga Kak Anin sayang." Bukannya Adel yang menjawab, tetapi malah ketiga curut lainnya yang jawab seraya tersenyum mesum.
"Aku nyapa Adel ya, bukan kalian." Sewot wanita bernama Anindita itu.
"Malam Kak Anin, ada apa malam ini?" Tanya Adel menepuk sisi kosong di sebelahnya memberi ruang untuk Anin duduk.
"Gak ada yang baru. Tapi selalu ada aku yang siap melayani sepenuh hati." Anin mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum menggoda.
Flora jadi menaikan sebelah alisnya, dia jadi agak takut melihat Anin yang menggoda Adel dengan seperti itu. Padahal kayaknya Anin bakal lebih cocok kalo jadi mama nya Adel, gak cocok godain begitu.
"Ahaha, Kak Anin bisa aja." Adel hanya terkekeh kecil melihat Anin yang menggoda nya. Dia sudah terbiasa dengan sikap Anin yang memang agak binal, tapi tenang aja, itu hanya sekedar godaan kok, gak pernah lebih dari itu. Ya paling pernah lah kecup kecup sekali dua kali.
"Eh, siapa ini? Kok kamu gak bilang sih Del kalau punya temen yang lebih cakep dari ketiga curut ini." Gawat, Anin menotice keberadaan Flora ternyata. Padahal Flora udah berusaha untuk se kull mungkin agar tak menarik perhatian, tapi ternyata aura nya tetap tembus.
"Dih, kita juga cakep kali, kak. Ya ga ges." Ucap Olla yang diangguki Mira serta Oniel.
Anin tak merespon perkataan Olla dan malah pindah duduk di sebelah Flora. Bola matanya tak pernah lepas untuk menatap Flora yang sudah panik serta keringat dingin itu.
"Kamu lucu banget. Masih sekolah ya? Apa udah kuliah sama kayak Adel?" Tanya Anin seraya memeluk lengan Flora. Sumpah ges, dia bukannya kegoda tapi malah takut.
"S-saya kerja." Jawab Flora berusaha melepaskan rangkulan Anin pada lengan nya.
"Kok saya sih? Aku kamu aja, atau kalau perlu panggil sayang juga boleh." Mendengar itu Flora jadi tambah panik. Anjrit nih si Adel dkk yang malah hanya diam seraya terkekeh kecil karena menurut mereka ekspresi Flora sangatlah lucu.
"A-anu, saya gak terbiasa aku kamu sama orang gak di kenal."
"Ya mangkanya kenalan dong." Sahut Olla menimpali, ia sangat tau kalau Flora takut sama cewe agresif kayak Anin, jangankan agresif, di liatin Freya aja Flora masih suka nunduk takut.
"Ahahaha!" Olla tertawa heboh saat Flora melotot ke arahnya.
"Aku Anindita. Bisa di panggil sayang." Ucap Anin menyodorkan tangannya pada Flora.
"Flora." Balas Flora sekenanya walaupun takut, Flora tetap membalas jabatan tangan Anin. Gak enak, Anin lebih tua darinya, jadi ia harus menghormati.
"Owh, namanya secantik orangnya." Anin mengelus lembut pipi Flora.
Brengsek, rasanya Flora ingin menangis saat itu juga. Help, dia benar benar takut.