Halo am bek, kangen ga? Author si kangen ya gatau kalian gimana
Author bacain komen lucu banget, ada yang nangis lah ini lah itu lah
Iyee nih di up, mff yh harus nunggu setahun, author mager awokwokwokwk
Hepi reding!
Tinggal di rumah sederhana dengan keluarga kecilnya adalah impian besar Flora. Flora bahkan sudah berjanji pada dirinya sendiri, kalau suatu saat nanti ia memiliki anak, anaknya tidak boleh dan tidak akan pernah boleh merasakan seperti apa yang Flora rasakan. Anaknya harus tumbuh dengan keluarga yang lengkap dan harmonis. Ia takkan mengizinkan semesta untuk menyakiti anaknya di masa depan seperti semesta menyakiti dirinya di masa kecil.Kehilangan keluarga sedari Flora kecil mengajarkan Flora untuk selalu bersyukur dengan semua yang ada. Mengajarkan Flora untuk berkerja keras agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan ya, itu sangat menyakitkan. Di saat semua anak yang seumuran dengannya masih merengek kepada orangtuanya saat menginginkan sesuatu, Flora justru harus berkerja keras untuk mendapatkan keinginan nya.
Sungguh, Flora tidak mau jika suatu saat anaknya merasakan hidup kesulitan seperti itu.
Setelah kejadian kemarin, kini Flora sudah tinggal dirumah Mario bersama dengan Sisca dan tentu juga Adel yang dimana sekarang sudah resmi menjadi adik tiri nya.
Walaupun sudah satu Minggu ia berada di rumah ini, Flora masih saja canggung. Mengingat sebelum ini ia terbiasa sekali hidup sederhana dan berada di dalam kesendirian, tiba tiba saja dia harus menerima fakta kalau ternyata dia anak orang kaya dan harus mulai terbiasa dengan kemewahan.
Flora agak bingung juga dengan alur hidupnya. Kok bisa gitu se plot twist itu, bukan apa apa guys, masalahnya dia bahkan gak pernah tidur memakai AC atau pendingin ruangan, tapi dirumah yang besarnya sebesar dosa ini, ia harus terbiasa tidur dalam keadaan ruangan yang dingin, mangkanya saat baru semalam ia tidur dirumah ini, besok paginya sudah di kerokin oleh pembantu rumah Adel.
"Morning sayang," Sapa Sisca tersenyum manis pada Flora yang baru saja sampai di meja makan.
Ya, Flora masih berkerja seperti biasa di cafe milik gadisnya.
"Mo—morning mah.." Balas Flora terbata. Ia masih belum terbiasa untuk memanggil Sisca dengan sebutan mamah.
Sedangkan Mario, ia hanya tersenyum manis melihat anak sulungnya yang masih gugup dan canggung.
"Adel belum bangun—mah?" Tanya Flora pelan.
"Belum. Itu anak emang kebiasaan banget, bangunnya siang mulu. Mentang mentang cafe punya sepupunya sendiri, seenaknya aja dateng. Kuliah juga sering telat." Eluh Sisca pada Flora tentang kelakuan adiknya itu.
Flora hanya menggeleng kecil mendengar kelakuan Adel. Ia tau persis sih, soalnya kalo nginep di kontrakan nya, Flora udah siap siap mau ngojek aja Adel masih tertidur pulas di kamar. Emang dasar pola hidup orang kaya ya.
"Nah itu dia tuh anaknya baru turun." Kata Sisca saat ia melihat Adel berjalan gontai keluar dari lift rumahnya.
Anak itu memakai pakaian yang cukup dibilang casual ya. Dengan Hoodie berwarna putih, celana jeans hitam robek robek, serta sneakers Jordan berwarna black white. Tak lupa, dengan tas ransel yang tersangkut pada sebelah bahunya.
"Morning mi, pi," Sapa Adel sembari terlihat mengantuk.
"Morning. Masih ngantuk aja perasaan, gak seger kayak kakaknya." Canda Mario pada Adel. Adel seketika menoleh ke sampingnya dan ternyata sudah ada Flora yang memandang Adel jijik, sebab, di kedua mata Adel saja masih ada belek.