"Pah, Flora sama Freya liburan kemana dah? Perasaan pagi tadi masih ribet packing. Kok sekarang udah gak ada aja." Adel dengan kedua orangtuanya sedang berada di meja makan. Mereka baru berkumpul lagi dan dinner bareng.
"Panggilnya yang sopan dong, pake Kakak." Tegur Mario pada Adel.
"Iya iyaa. Kakak sama Freya kemana? Udah ilang aja."
"Ke Banda Neira kalo papah gak salah. Soalnya kemarin kakak telpon papah, minta papah parkirin heli di helipad. Dia sama Freya mau ke Maluku katanya." Jelas Mario sambil memotong daging wagyu miliknya dan memasukannya ke dalam mulut.
Adel mengangguk dan ber oh ria.
"Kerjaan kamu gimana, Mas? Lancar ngga peresmian perusahaannya di Korea?" Sisca ikut menimbrung, bertanya pada Mario.
Mario mengangguk, "Alhamdullilah. Walaupun perusahaan cangkang, tapi di sambut baik kok sama petinggi di sana. Aku di dampingi sama Dubes Korea untuk Indonesia selama peresmian. Ada Dubes Indonesia untuk Korea juga yang ikut hadir."
"Oh ya?"
Mario mengangguk, "Pak Dubes ngucapin selamat atas peresmian kantor nya."
Sisca mengangguk paham, "Alhamdullilah kalo lancar."
"Dek, kamu kuliahnya gimana? Perasaan mamah tiap semester gak ada perubahan. Yang serius dong. Kamu kan gak mau nerusin perusahaan, terus mau jadi apa lagi kalau kuliah juga gak jelas." Ujar Sisca pada Adel dengan tiba tiba yang membuat Adel langsung pura pura gak denger sambil mainin hp.
"Kalau orangtua ngomong itu di dengerin, adek. Jangan hp aja yang di liatin." Mario mengambil ponsel Adel dan meletakannya di atas meja.
"Iya papahhhh. Aku denger kok. Tapi aku tetep gak mau nerusin perusahaan. Aku gak cocok kerja kantoran. Suruh kakak aja."
Sisca memutar malas bola matanya.
"Eh aku mau deh, tapi perusahaan tambang batu bara aja. Boleh gak?" Kata Adel sambil menatap Mario serta Sisca secara bergantian.
"Yakin? Emang kamu siap bulak balik keluar kota buat mantau dan lain sebagainya? Kamu papah suruh service mobil tepat waktu aja males malesan. Gimana nanti kalau dinas ke luar kota." Sindir Mario sambil fokus pada makanan miliknya.
"Lah, emang aku males?! Kemarin service Rubicon aku yang service di Bandung." Protes Adel tak terima di bilang malas.
"Iyalah gak males, wong itu mobil pribadi mu. Coba kalo di suruh service Alphard, mana mau kamu." Timpal Sisca.
"Y-ya kan udah di service kemarin sama kakak. Masa di service lagi." Balas Adel.
"Papah kan suruhnya kamu, kamu malah nyuruh kakak lagi." Mario menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Adel.
"Ya maaf. Abisnya aku gak betah pah service Alphard. Lama bangetttt. Masa service mobil aja sampe 4 jam." Eluh Adel manja.
"Kan, kalo males gini mana bisa olah tambang. Nanti kamu tinggal tidur lagi bukannya di pantau."
"Bisa pah aku kalo tambang. Beneran ini mah, suer deh." Adel mengangkat jari telunjuk dan jari tenganya.
Sisca maupun Mario langsung saling pandang, "Beneran bisa memang? Kamu sekolah Hubungan Internasional. Bisa emang hitung hitungan buat puterin semua batu bara nya?" Tanya Mario make sure.
"Ya gak bisa sih... tapi kan papah bisa ajarin aku cara olahnya." Jawab Adel sambil menyandarkan punggungnya di bangku.
Mario menatap Adel lalu mengangguk, "Yaudah kalo kamu serius. Nanti ikut papah ke China. Survei truk baru buat angkut muatan batu bara yang akan di ekspor ke Singapore." Tutur Mario setelahnya.