21.

520 68 25
                                    

Di hari Kamis pukul 10:00 siang itu, Freflo sedang berada di ruang tamu rumah Flora, mereka sedang nonton Netflix karena Mario sedang ada Business trip ke luar kota dan rumah sepi seperti tak berpenghuni.

Sisca lagi sibuk sibuknya dapat job jadi model. Fyi, Sisca dulunya adalah seorang model profesional, lalu Mario datang melamar menjadi satpam di agensi tempatnya bekerja dan itu sangat sangat mencuri perhatian Sisca.

Menurut Sisca, di banding satpam pada umumnya, Mario tergolong tampan. Dengan tubuh tinggi atletis nya, kumis tipis serta brewok membuat Mario makin mempesona di mata Sisca. Lalu mereka berkenalan, dan seiring berjalannya waktu, Sisca jatuh cinta pada Mario, begitu juga sebaliknya, hingga mereka memutuskan untuk menikah.

Oke, kembali ke laptop.

Mereka duduk bersebelahan dengan sebelah kaki Freya yang menindih kaki Flora di atas sofa.

Sekarang mereka lagi nonton Harry Potter, entah siapa yang mengide, tetapi mereka tetap menikmati film nya kok.

"Yang," Panggil Flora tiba tiba disaat film tengah terputar menampilkan adegan sang pemeran utama sedang menaiki sapu terbangnya.

"Hmm.." Jawab Freya dengan deheman.

Flora memandang Freya, dengan raut wajah penuh penasarannya, ia bertanya sesuatu pada tunangannya itu.

"Kalo gigi aku bolong, kamu bisa obatin aku gak?" Tanyanya dengan raut wajah polos.

"Apa sih pertanyaannya. Ya nggak bisa lah aneh. Kan aku spesialis penyakit dalam, ay." Tukas Freya heran. Mahal mahal ia sekolah untuk mendapatkan gelar Sp.PD, malah disuruh obatin gigi, beliau ini terkadang 🗿

"Lah, kan intinya dokter. Emang gak sama apa?"

"Kan ada spesialis nya masing masing, sayang. Kalo gigi ya Drg, kecuali gigi mu tumbuh di lambung, baru aku yang obatin." Freya memeluk lengan Flora sehabis berkata seperti itu.

"Aku kira semua dokter sama aja." Flora membenarkan duduknya untuk menghadap depan. Ia ingin fokus kembali ke film yang mereka tonton.

"Kamu kira kita Camavinga yang bisa apa aja. Ya enggak lah! Ada studinya masing masing."

"Oohh..." Flora mengangguk seperti orang paham. Gak tau dah aslinya paham apa engga.

Freya tak menyahut lagi sehabis itu. Matanya fokus menonton.

"Ekhem! Mentang mentang udah tunangan, mesra mesraan gak tau situasi. Hargai yang jomblo dong. Readers banyak yang jomblo nih." Tetiba, suara sedikit berat terdengar dari arah lift. Yup, betul sekalehh, itu Adel. Dia baru bangun soalnya ada kelas siang ini.

"Ngaca gak sih, Del?" Freya menyahut dengan sinis.

"Biasa aja dong mbaknya! Nanti kalo gue bawa cewek lo kaget." Balas Adel. Gadis jangkung itu berjalan mendekati kakaknya dan sepupunya yang terduduk di sofa dan duduk di spot kosong sebelah kanan Flora.

"Lo ada kelas tapi belum mandi?" Adel mengangguk sambil tersenyum karir.

"Jorok banget gemblung!" Cetus Flora.

"Yaelah lebay banget sih, Kak. Gue gak mandi juga tetep cakep." Jawab Adel sambil sok keren megang megang dagunya.

"Mata lo aja masih ada beleknya. Apus dulu, baru boleh sok keren." Kalo ini Freya yang angkat bicara.

"Njir, gak cwk nya, gak cwk nya, sama sama tukang roasting orang! Lo makan nih ketek gue," Adel mengusap ketiaknya dengan telapak tangan dan mengoleskan telapak tangannya pada hidung Freya.

Sungguh, Freya ingin menghabisi Adel saat itu juga. Jorok banget sih, ihhh.

"ADEL LO JOROK BANGET SIH!!" Pekik Freya menggelegar. Si pelaku langsung ngabret seedan edannya masuk ke dalam lift untuk kembali ke kamarnya. Kalo dapet sama Freya, bisa di rebus hidup hidup dia sama sepupunya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Freyana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang