Lagu diatas jangan lupa di play ya, agar supaya...
Hari demi hari berlalu, detik pun silih berganti, tak menyangka, hubungan kedua gadis yang mereka pikir awalnya cuma bakalan bertahan beberapa bulan, kini sudah menginjak hari ke 1092.
Yap. Sudah tiga tahun berlalu sejak mereka memutuskan untuk memulai hubungan.
Ternyata semua tak seburuk yang Flora kira awalnya, walaupun diterpa berbagai macam angin puting beliung masalah, mereka berhasil survive sampai saat ini.
Alur naik turun juga sudah mereka rasakan berdua. Kini saatnya telah tiba. Yeah, Flora datang dan melamar Freya.
Sabar sabar, lamaran dulu, gak usah buru buru. Flora juga belom ada duit buat nikah. Ini pertanda aja kalo dia itu serius sama Freya, dan juga dia mau "mengikat" Freya agar tidak bisa lagi macam macam.
"Gimana? Udah keren belom?" Tanya Flora pada Adel yang sibuk sendiri benerin kerah kemeja batik yang Flora pakai.
"Cakep cakep," Itu Mira yang jawab.
Hubungan Flora dengan teman teman Adel makin rekat saat Adel memberitahu mereka kalau Flora itu kakak tirinya.
Flora tersenyum mendengar jawaban Mira. Ia berpaling untuk melihat ke cermin, melihat pantulan dirinya yang sudah terlihat dewasa sekali. Ofc, dia sudah bisa "mengikat" orang. Bayangin.
Saat melihat dirinya sendiri dengan perasaan campur aduk, ujung mata Flora menangkap sisi cermin yang memantulkan bayangan Olla yang juga sedang memperhatikan dirinya.
Tidak tau mengapa, belakangan ini Flora jadi agak kurang sreg melihat Olla.
Anak itu jadi seperti menghindar dari Flora. Tak tahu mengapa.
Belakangan ini juga, Olla jadi agak sus. Olla jadi sering memisahkan diri saat sedang ridding bersama mereka, alasannya cukup banyak. Entah itu isi bensin, ada keperluan dengan keluarganya, pokoknya macam macam deh.
Olla juga jadi jarang banget nongkrong datang ke markas.
Tentang apa alasan pastinya, Flora juga tak tau.
"Weh! Merenung aja kawan. Ada apa sie?" Olla tersentak dan jadi sedikit malu karena ketahuan melamun.
"Gak ada apa apa. Gue lagi mau ngelamun aja." Jawab Olla sekenanya.
Flora terus memperhatikan interaksi antara Oniel dan Olla dari pantulan cermin.
"Flo," Panggilan dari Mira memecah fokus Flora.
Terlihat jelas Flora menaikan kedua alisnya, menanyakan kenapa.
"Bisa ikut gue sebentar, gak, kebelakang?" Mira menatap Flora penuh arti. Flora yang sepertinya 'menangkap sinyal' pun menganggukan kepalanya.
Mereka berjalan ke halaman belakang rumah Freya. Disana ada bangku taman yang langsung menghadap ke kolam renang. Mira mengeluarkan kotak berisikan rokok, mengambilnya satu batang, dan kemudian membakarnya.
"Mau?" Tawar Mira yang langsung di balas gelengan kepala oleh Flora.
"Lo pasti bingung 'kan kenapa gue ngajak lo kesini?" Seperti tau isi kepala Flora, Mira bertanya dengan raut wajah lempeng.
"Gue yakin, bukan cuma gue yang sadar sama perubahan Olla belakangan ini."
Perkataan Mira tepat sasaran.
Dia tadi memikirkan itu. Mengapa Mira bisa tau?
Flora menganggukan kepalanya sebagai respon.
"Gue juga bertanya tanya, Flo. Beberapa bulan terakhir, sikap Olla berubah drastis. I don't know what happen to her, tapi kayaknya, ini ada hubungannya sama kalian." Mendengar itu, Flora menaikan sebelah alisnya.