-3-

1.8K 258 15
                                    

Malam harinya, Chaeyoung langsung menghampiri kedua orang tuanya yang bersantai diruang tamu. Dia membawa amplop yang diberikan oleh gurunya.

"Eomma, Appa. Chae ingin bicara" ujarnya.

"Ada apa princess?" Tanya Haein.

"Ini" Chaeyoung menyerahkan amplop itu kepada sang Apppa.

"Ini apa? Kartu undangan pernikahan kamu?" Tanya Haein bercanda.

"Appa ihhh!" Rengek Chaeyoung kesal.

"Kartu undangan? Dih, pacar saja dia tidak ada" sambar Jennie menghampiri mereka.

Chaeyoung mendelik sebal "Berisik Eon!"

"Apa? Benar bukan? Kamu tuh sudah kelakuan seperti cowok gara gara temanan sama cowok. Gimana cowok mau melirik kamu coba?" Balas Jennie.

"Memangnya kamu sendiri sudah punya pacar?" Sambar Jisoo.

"Ya belum si" sahut Jennie terkekeh malu.

"Dasar jomblo karatan!" Ledek Chaeyoung.

"Heh!" Jennie sontak mendelik kearah sang adek.

Chaeyoung tertawa dan beralih menatap Haein "Itu surat izin lomba nyanyi. Sekolah aku akan mengikuti lomba nyanyi di Jeju dan aku yang dipilih untuk mewakili sekolah" jelasnya.

"Jadi ini butuh persetujuan dari Eomma sama Appa?" Tanya Jisoo.

"Iya" sahut Chaeyoung "Kalian izinkan?"

"Memangnya kamu benaran mau?" Tanya Haein memastikan.

"Mau banget. Impian aku itu ingin menjadi penyanyi seperti Rosé Blackpink" sahut Chaeyoung.

"Pftthhh" Jennie sontak menyemburkan tawanya "Halu kamu ketinggian deh"

"Jen, jangan diledekin adeknya" tegur Jisoo.

Jennie masih tertawa "Bercanda saja Eomma"

"Kapan kamu akan ke Jeju?" Tanya Jisoo.

"2 hari dari sekarang" sahut Chaeyoung.

"Kamu sendirian?" Kini giliran Haein yang bertanya.

"Aku hanya akan ditemani sama Bu Taeyeon sebagai perwakilan sekolah" sahut Chaeyoung.

"Baiklah, Eomma sama Appa setuju" putus Jisoo menandatangani surat izin itu diikuti oleh sang suami.

"Tapi Eonnie kamu harus menemani kamu" ujar Haein.

"Mwoya!? Aku!?" Sambar Jennie.

"Walaupun adek kamu pergi bareng gurunya, Appa sama Eomma tetap saja khawatir. Jadi kamu harus menemani Chaeyoung" jelas Haein.

"Arreosso" pasrah Jennie "Tapi uang jajannya ditambah ya. Aku butuh belanja di Jeju nanti"

"Iya, nanti Appa transfer buat kalian" sahut Haein.

"Ihhh, aku juga mau ikut!" Lisa tiba tiba muncul dan merengek kecil.

"Heh, ini bukan liburan keluarga ya" sambar Jennie.

"Eomma~" rengek Lisa.

Jisoo tersenyum "Sayang, Chae Eonnie sama Jennie Eonnie harus ke Jeju karena Chae Eonnie bakalan ikut lomba. Jennie Eonnie hanya menemani Chae Eonnie kok. Lisa juga harus sekolah bukan?"

"Terus, kalau Lisa ikut juga sama mereka, Appa sama Eomma bakalan berdua saja dirumah ini dong. Kita bakalan kesepian. Memangnya Lisa mau punya adek lagi? Appa mau saja si" lanjut Haein.

Lisa melotot "No!" Pekiknya "Baiklah, aku tidak akan ikut sama Eonnie deul!" Putusnya.

"Bagus Lis, pastikan kita tidak punya adek lagi ya" ujar Jennie.

"Eung!" Sahut Lisa mengangguk yakin.





*
*

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan sekarang saatnya mereka tidur. Chaeyoung yang tahu kalau insomnia nya bakalan kambuh langsung saja menghampiri Jennie.

"Eon" panggilnya.

Jennie yang baru ingin memutar knop pintu kamarnya langsung menoleh "Apa?"

"Malam ini aku tidur bareng Eonnie ya" ujarnya.

"Dih, tumben"

"Ihhh, boleh dong"

"No, Eonnie capek"

"Jennie Eonnie!" Panggil Lisa berlari kearah mereka. Dia langsung bergelayut manja dilengan sang Eonnie "Malam ini aku tidur bareng Eonnie ya. Tadi malam aku tidak bisa tidur, nightmare" ujarnya mempoutkan bibirnya.

"Uh, kasian sekali adek Eonnie ini" ujar Jennie mengelus kepala Lisa "Ya sudah, kamu tidur saja sama Eonnie"

"Horey!!" Pekik Lisa yang langsung memasuki kamar Jennie dan membaringkan dirinya diatas kasur.

Chaeyoung menatap Jennie "Kenapa aku tidak bisa tapi Lisa bisa?"

"Lisa masih kecil Chae. Kamu itu sudah gede, masa masih mau manja si" sahut Jennie "Sudah lah, Eonnie capek" lanjutnya memasuki kamarnya dan langsung menutup pintu kamar.

Chaeyoung menatap pintu kamar Jennie yang tertutup itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Seperti biasa, alasannya tetap saja sama, Lisa masih kecil dan butuh perhatian. Heol, apa dia juga sudah tidak butuh huh?

"Menyebalkan!" Gumam Chaeyoung yang akhirnya berganjak memasuki kamarnya.

Dia akhirnya memutuskan untuk bersantai di balkon kamar dan menikmati bulan dan bintang yang bersinar dengan indah itu.

Drtt drttt

Chaeyoung kembali memasuki kamarnya dan mengambil ponselnya yang ada diatas nakas.

"Tumben nih caplang bikin video call" gumamnya yang langsung menerima panggilan itu.

Terlihatlah wajah tampan Chanyeol dilayar ponselnya "Helo tupai!!"

"Tumben lo video call gue. Ada apa nih?" Tanya Chaeyoung.

Chanyeol terkekeh kecil "Apa insomnia lo kambuh?"

"Iya, seperti biasa" sahut Chaeyoung dengan malas.

"Gara gara itu juga gue video call sama lo. Gue bakalan menyanyikan lagu untuk lo agar lo bisa tidur. Gue tidak tega melihat kantung hitam lo setiap pagi"

Chaeyoung tersenyum tipis. Dia bersyukur karena dipertemukan sama sosok sahabat seperti Chanyeol.

"Ayo nyanyi" ujarnya.

Chanyeol tersenyum. Dia mengambil gitar dan menyanyikan lagu yang indah untuk menemani Chaeyoung.

Yeoja itu langsung membaringkan dirinya diatas kasur dan meletakkan ponselnya disamping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeoja itu langsung membaringkan dirinya diatas kasur dan meletakkan ponselnya disamping. Dia tersenyum ketika mendengar suara indah Chanyeol. Tidak butuh waktu yang lama, dengkuran halusnya mula kedengaran.

"Chae, lo sudah tidur?" Tanya Chanyeol setelah selesai menyanyikan satu lagu.

Tidak ada sahutan membuatkan Chanyeol tersenyum tipis "Selamat malam, sahabatku" ujarnya sebelum mematikan panggilan video itu.


















Sisakan satu sahabat seperti Chanyeol 😭

  Tekan
    👇

Hopeless ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang