-Epilog-

2.7K 261 75
                                    

Para pelayat sudah datang memenuhi rumah Haein untuk memberi penghormatan terakhir kepada Chaeyoung.

"Hiks ini tidak mungkin. Chaeyoung-ah, andwae!" Isak Ryujin menatap sosok sang sahabat yang sudah tidak bernyawa.

Chanyeol dan Mingyu juga hanya mampu menunduk bagi menyembunyikan tangisan mereka. Semua ini seakan mimpi. Sahabat yang sudah berjanji untuk sentiasa bersama malah pergi untuk selama lamanya.

"Lo pergi terlalu cepat Chae. Gue bahkan belum mengungkapkan perasaan gue. Chaeyoung Skyler, gue mencintai lo. Gue senang karena bisa menjadi sandaran lo. Sepertinya sekarang lo sudah benar benar capek bukan? Pergilah, istirahat lah dengan tenang" lirih Chanyeol.

*

Pemakaman akhirnya selesai diadakan. Semua pelayat sudah pulang meninggalkan sahabat serta keluarga Chaeyoung yang masih setia disamping makam Chaeyoung. Tidak lupa juga dengan keberadaan Bu Taeyeon bersama Seulgi yang menunda kepulangannya karena ingin menghantar Chaeyoung ke tempat pengistirahatan terakhirnya.

"Ternyata kemarin adalah pertemuan terakhir kita ya. Chae, Eonnie sudah menganggap kamu seperti adek Eonnie sendiri dan sekarang Eonnie mau kamu bahagia. Bahagia lah disana Chaeyoung-ah. Terima kasih karena sudah hadir didalam hidup Eonnie" lirih Seulgi.

Bu Taeyeon mengusap pundak "Ayo pulang. Sudah sore" Seulgi mengangguk dan mereka berpamitan pergi dari sana.

"Chae, gue sama yang lain pulang dulu ya. Kita janji akan sering kesini agar lo tidak kesepian" ujar Ryujin mengusap nisan Chaeyoung. Setelah itu, dia berlalu pergi bersama Mingyu dan Chanyeol.

Dan kini hanya ada Haein bersama istri dan kedua anaknya yang masih setia disamping makam Chaeyoung.

Ini semua seakan mimpi yang cukup mengerikan untuk mereka. Kenapa secepat ini sosok yang disia siakan oleh mereka itu pulang? Apa selelah itu kah diri Chaeyoung sehingga dia memutuskan untuk pergi dan tidak akan kembali lagi?

*

Sudah 3 jam setelah Chaeyoung dimakamkan, keadaan dirumah menjadi hening. Semua penghuni rumah itu menyendiri; ditemani oleh perasaan bersalah dan kesepian.

Jennie, sosok ini memasuki kamar Chaeyoung. Ah, sudah lama dia tidak memasuki kamar ini. Matanya menangkap guitar yang ada dipojokan. Dia menghampirinya dan mendudukkan dirinya disana. Bukan hanya guitar namun ada juga satu buku kecil yang membuatkan dirinya penasaran. Diambilnya buku itu dan membukanya.

-Ini kisah hidup Chaeyoung Skyler, sosok yang harus mengalah untuk Eonnie dan juga adeknya-

Jennie membuka lembaran selanjutnya.

-Insomnia ku kembali kambuh membuatkan aku tidak bisa mendapatkan tidur yang secukupnya. Paginya aku telat bangun sehingga ditanggal oleh kedua saudaraku-

-Hari seterusnya, insomnia ku kembali kambuh dan aku membutuhkan pelukan dari seseorang untuk bisa menikmati tidurku. Jennie Eonnie, sosok yang aku cari untuk menemani aku tidur. Namun, dia memilih untuk tidur bersama Lisa, adek kecilku-

Jennie memukul dadanya yang terasa sesak itu. Dia masih ingat, hari dimana dia tidak membiarkan adek pertamanya itu tidur dengannya dan malah membiarkan adek bungsunya tidur bersamanya "Maafin Eonnie Chae. Eonnie tidak tahu kamu punya insomnia"

-Hidup ku seakan hancur. Sosok Eomma yang paling aku cintai menampar aku hanya gara gara aku tidak bisa menjaga Lisa. Aku bukan malaikat. Aku hanya manusia biasa. Aku tidak bisa berada disamping Lisa setiap saat-

Jennie menggigit bibir bawahnya bagi menahan isakannya.

-Malamnya, aku kembali menerima amukan dari Appa, sosok cinta pertama bagi setiap anak perempuannya. Bentakan dan cambukan yang diberikan oleh Appa membuatkan aku sadar kalau mereka hanya menganggap aku sebagai penjaga Lisa. Jika aku gagal menjaga Lisa, aku akan menerima amukan dari mereka. Dan hatiku semakin hancur ketika hanya Lisa, adek kecilku itu yang membantuku dari amukan Appa. Jennie Eonnie sama Eomma hanya melihatku tanpa berniat untuk membantuku yang mungkin saja akan mati itu-

Hopeless ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang