Waktu istirahat, Jisoo bersama Jennie akhirnya datang kesekolah. Lisa juga sudah menunggu mereka diparkiran dan sekarang mereka sudah berjalan menuju keruangan kepsek.
Tok tok tok
Setelah mengetuk pintu itu, Jisoo langsung membukanya dan masuk diikuti oleh kedua anaknya.
"Ah Nyonya Jisoo" sambut Pak Yuda.
"Permisi, apa saya mengganggu?" Sopan Jisoo.
"Tidak Nyonya. Silakan duduk" sahut Pak Yuda dengan ramah.
Jisoo bersama kedua anaknya akhirnya duduk dibangku didepan Pak Yuda.
"Atas alasan apa Nyonya kesini?" Tanya Pak Yuda.
"Apa Bapak tahu apa yang terjadi sama Lisa?" Tanya Jisoo.
Pak Yuda mengangguk "Tadi pagi Chaeyoung sudah datang menemui saya dan menjelaskan semuanya. Saya benar benar ingin meminta maaf atas ulah salah satu siswi disekolah ini"
"Kita tidak butuh maaf Pak. Kita hanya ingin orang yang mendorong Lisa itu dihukum!" Tegas Jisoo.
"Baiklah Nyonya. Seperti yang Nyonya inginkan, Viona akan dikeluarkan dari sekolah ini"
"Saya harap kejadian seperti ini tidak kembali terulang lagi. Lisa adalah anak saya yang berharga jadi saya tidak ingin dia terluka lagi" ujar Jisoo.
"Iya Nyonya, saya mengerti"
"Kalau tidak ada apa apa lagi, kami permisi" setelah itu, Jisoo akhirnya berganjak keluar diikuti oleh kedua anaknya.
"Eomma, kasian sama Viona. Kemarin baru saja hari pertama dia disekolah ini masa dia dikeluarkan si" komentar Lisa.
"Kamu jangan terlalu baik Lisa-ya. Dia sudah menyakiti kamu" sambar Jennie.
"Kalian tahu kalau Viona yang menyakiti aku tapi kenapa kalian malah menyalahkan Chaeng Eonnie? Chaeng Eonnie tidak bersalah. Chaeng Eonnie sudah menjelaskan semuanya kepada kalian bukan? Aku jatuh gara gara di dorong sama Viona. Untung sekali ada Chaeng Eonnie yang membantu aku! Kalian seharusnya berterima kasih kepada Chaeng Eonnie, bukannya menyalahkan dia!"
"Lisa-ya, Eo-"
"Apa?" Lisa memotong kata kata Jennie "Apa yang kalian lakukan kepada Chaeng Eonnie itu sudah keterlaluan! Aku kecewa sama kalian bahkan aku ikut kecewa sama Appa yang tega menyakiti Eonnie aku!" Potong Lisa.
"Mianhe Lisa-ya" lirih Jisoo.
"Minta maaf sama Chaeng Eonnie, bukan sama aku" ujar Lisa. Dia menatap Jennie dan mendengus kecil "Kalau Eonnie fikir Chaeng Eonnie tidak menjalankan perannya sebagai seorang Eonnie untuk aku, Eonnie juga harus ngaca kalau Eonnie juga tidak menjalankan peran Eonnie sebagai Eonnie untuk Chaeng Eonnie" setelah itu, dia berganjak pergi dengan menggunakan tongkatnya.
Jennie sontak bungkam. Dia merasa tertohok dengan kalimat yang dilontarkan oleh adek bungsunya itu. Apa benar kalau selama ini dia tidak menjalankan perannya sebagai Eonnie kepada Chaeyoung dengan baik?
"Ayo pulang" ujar Jisoo membuyarkan lamunan Jennie.
Tanpa mereka sedari, ada sosok Chaeyoung yang bersembunyi dan mendengarkan semua perbicaraan mereka. Dia tersenyum haru karena sang adek membela dirinya. Ah, dia benar benar menyayangi adek kecilnya itu.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan Haein bersama istri dan kedua anaknya sudah berkumpul diruang tamu. Mereka menunggu Chaeyoung yang masih belum pulang dari sekolah gara gara les tambahan.
"Appa" panggil Lisa.
"Iya princess?" Sahut Haein.
"Apa yang Appa lakukan kepada Chaeng Eonnie itu sudah keterlakuan. Kenapa Appa tega menyakiti Chaeng Eonnie?"
"Mianhe Lisa-ya. Waktu itu Appa pusing gara gara banyak masalah di perusahan. Appa juga khawatir pas tahu kamu terluka disekolah. Appa tidak sadar kalau Appa melampiaskan emosi Appa kepada Chaeyoung" ujar Haein merasa bersalah.
"Aku harap Appa bisa meminta maaf kepada Chaeng Eonnie"
"Eoh, Appa pasti melakukannya"
Ceklekk
Pandangan mereka sontak tertuju kearah pintu rumah yang dibuka. Masuklah sosok Chaeyoung yang kelihatan capek.
"Chaeyoung" panggil Jisoo.
Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar sebelum menghampiri keluarganya "Wae?"
"Maafkan Eomma karena sudah marah sama kamu. Eomma juga sudah menampar kamu. Mianhe Chaeyoung-ah" lirih Jisoo.
"Appa juga mau minta maaf Chae. Tidak seharusnya Appa mencambuk kamu. Appa merasa bersalah. Maafkan Appa" lirih Haein.
"Chaeng Eonnie, maafin mereka ya. Mereka sudah menyesal" bujuk Lisa.
Hati Chaeyoung itu lembut. Tidak peduli sebanyak apapun dia sering disakiti, dia tetap tidak bisa berdendam. Betapa tulusnya hatinya itu "Sudahlah Eomma, Appa. Aku sudah memaafkan kalian. Apa pun yang terjadi, kalian tetap orang tua aku dan aku adalah anak kalian. Sebesar apa pun kesalahan kalian, aku tidak ada hak untuk menghukum kalian"
"Gomawo Chaeyoung-ah" Jisoo langsung memeluk anaknya itu dengan erat disusul oleh Haein yang memeluk keduanya.
Chaeyoung memejamkan matanya. Ah, pelukan itu hangat. Rasanya sangat nyaman bahkan dia berharap agar bisa menikmati pelukan itu untuk selama lamanya "Ya Tuhan, semoga ini bukan pelukan terakhir dari mereka untuk aku" batin Chaeyoung.
Lisa menyenggol Jennie yang sedari tadi hanya diam itu membuatkan Jennie tersadar "Erm Chae" panggil Jennie ragu.
Setelah pelukan dilepaskan, Chaeyoung beralih menatap Jennie "Apa?" Sahutnya.
Jennie menunduk. Seperti anak kecil, dia memainkan jari jarinya "Maaf. Maafin Eonnie yang gagal menjadi sosok Eonnie untuk kamu. Eonnie fikir kalau kamu perlu mandiri makanya Eonnie tidak membiarkan kamu manja sama Eonnie. Maafin Eonnie Chae" lirihnya.
Chaeyoung tersenyum tipis. Dia langsung membawa sang Eonnie yang mungil itu kedalam dakapannya "Tidak apa apa Eon. Aku hanya berharap agar Eonnie bisa memperlakukan aku seperti adek Eonnie"
"Pasti! Kamu juga adek Eonnie Chaeyoung-ah" sahut Jennie.
Chaeyoung tersenyum dan menatap Lisa "Gomawo Lisa-ya"
Lisa membalas senyuman Chaeyoung "Maaf karena baru sekarang aku bisa bertindak untuk membantu Eonnie"
"Eonnie bersyukur kok. Berkat kamu, semua masalah ini dapat diselesaikan" ujar Chaeyoung membawa Lisa bergabung kedalam pelukan mereka.
Alur akan dipercepatkan soalnya aku lagi patah hati
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless ✅
Fanfiction"Harapanku hanya sederhana. Aku ingin bahagia" "Eomma, Appa, apa aku anak kalian? Kenapa aku diperlakukan berbeda?" Blackpink📌 Siblings📌 Fanfiction📌