-4-

1.6K 233 29
                                    

Pagi harinya, Chaeyoung akhirnya bangun lebih awal dengan suasana hati yang ceria. Dia merasa senang karena bisa mendapatkan tidur yang secukupnya tanpa gangguan dari insomnia.

"Pagi Eomma, Appa!" Sapa nya dengan ceria ketika bergabung bersama kedua orang tuanya dimeja makan.

"Pagi juga" sahut kedua orang tuanya.

"Tumben kamu bangun awal? Biasanya telat mulu" ujar Jisoo.

"Tadi malam aku mendapatkan tidur yang secukupnya makanya bisa bangun awal" jelas Chaeyoung.

"Makanya Eomma bilang jangan bergadang waktu malam. Itu pasti gara gara kamu bermain game mulu" omel Jisoo.

"Tapi Eomma-"

"Jangan mencari alasan" potong Jisoo.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar. Ingin sekali menjelaskan kalau dia mengalami insomnia namun sepertinya kedua orang tuanya tidak ada waktu untuk mendengarkan curhatannya.

"Pagi Eomma, Appa, Chaeng Eonnie!" Sapa Lisa yang baru bergabung disusul oleh Jennie.

"Pagi juga princess" sahut Haein sama Jisoo secara bersamaan.

"Tadi malam Eomma kekamar kamu tapi kamu tidak ada. Kamu tidur sama Jennie Eonnie?" Tanya Jisoo.

Lisa mengangguk "Iya Eomma. Aku takut nightmare lagi makanya aku tidur sama Jennie Eonnie"

"Eoh, princess Appa ini sering nightmare?" Tanya Haein sedikit khawatir.

"Iya Appa. Aku selalu mendapat nightmare" sahut Lisa.

"Sebelum tidur, jangan ditonton film hantu. Nanti kebawa kedalam mimpi" ujar Jisoo.

"Baiklah Eomma" sahut Lisa dengan patuh.

Chaeyoung tersenyum miris. Kedua orang tuanya bahkan bisa mendengarkan segala curhatan Lisa namun apabila gilirannya, kedua orang tuanya seakan tidak peduli.

"Kenapa diam?" Tanya Jennie menatap Chaeyoung.

"Tidak ada apa apa" sahut Chaeyoung tersenyum singkat.

"Ayo habiskan makanannya anak anak. Eomma sudah menyiapkan sup dumpling kesukaan Jennie Eonnie" ujar Jisoo.

"Asyik!" Seru Jennie antuasis.

Mereka akhirnya menikmati sarapan mereka bersama dengan penuh canda tawa namun Chaeyoung hanya memakan makanannya dengan berdiam diri. Percuma dia berbicara, pasti tidak akan ada yang peduli. Hah~ miris sekali hidupnya.













Mobil yang dikendarai oleh Jennie berhenti didepan gerbang sekolah kedua adeknya.

"Eon, minta uang jajan dong" pinta Lisa.

Dahi Jennie mengernyit "Bukannya Appa sudah memberikan uang jajan untuk kamu?"

Lisa cengesan "Nanti pas pulang sekolah aku mau ketoko buku Eon. Jadi Eonnie traktir aku ya"

"Kenapa tidak mintanya nanti saja?" Tanya Jennie.

"Takut lupa" sahut Lisa.

Jennie menggelengkan kepalanya. Ada ada saja si adeknya itu. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari tasnya dan memberikannya kepada Lisa "Nih"

"20000 won? Banyak banget Eon!" Kaget Lisa.

"Simpan saja" ujar Jennie.

Cup

Lisa mengecup pipi Jennie "Gomawo Eonnie. Aku duluan ya" dia berganjak keluar dari mobil dan langsung berlari kekelasnya.

"Kamu tidak mau turun?" Tanya Jennie melihat Chaeyoung yang duduk di jok belakang.

Chaeyoung cengesan "Minta uang juga dong"

"Bukannya Appa juga sudah memberikan uang jajan buat kamu?"

"Aku perlu membeli buku untuk tugas sekolah aku Eon"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Dia mengeluarkan uang dari tasnya dan memberikannya kepada Chaeyoung.

"5000 won saja?"

"Harusnya kamu bersyukur. Kamu itu sudah gede Chaeng, belajar nabung lah. Apa kamu fikir Eonnie ini atm kamu?" Omel Jennie.

"Tapi Lisa-"

"Lisa masih kecil. Kamu jangan menyamakan posisi kamu sama dia dong. Dia masih dimasa pertumbuhan. Ada banyak yang perlu dia belajar" potong Jennie.

Chaeyoung tersenyum tipis "Arreosso, aku mengerti. Terima kasih untuk uang ini. Aku janji akan membayarnya kembali"

Cup

Setelah mengecup pipi sang Eonnie, dia bergegas berganjak keluar dari mobil dan berlari kekelasnya.

Jennie menatap kepergian Chaeyoung dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada sedikit rasa sakit dihatinya ketika dia menyadari sorot mata Chaeyoung. Apa kata katanya itu membuatkan adeknya itu terluka?

Tidak ingin memikirkannya, Jennie memutuskan untuk langsung berlalu pergi dari sana.



*
*

Waktu jamkos tiba dan Chaeyoung langsung menuju keruangan Pak Agus. Kebetulan sekali, Bu Taeyeon juga berada disana.

"Chaeyoung, silakan duduk" ujar Pak Agus.

Chaeyoung duduk dikursi "Ini surat yang sudah ditandatangani oleh orang tua saya. Mereka memberi izin untuk saya menyertai lomba ini" ujarnya.

"Baguslah" ujar Pak Agus "Kamu sudah tahu kalau kamu akan berangkat bersama Bu Taeyeon bukan?" Lanjutnya.

"Iya Pak dan saya ada permintaan buat kalian" ujar Chaeyoung.

"Ada apa?" Tanya Pak Agus.

"Begini Pak. Orang tua saya memang memberi izin untuk saya ke Jeju bersama Bu Taeyeon tapi mereka tetap merasa khawatir. Jadi mereka memutuskan untuk membiarkan Eonnie saya untuk ikut menemani saya. Apa itu tidak masalah?"

Pak Agus menatap Bu Taeyeon "Gimana menurut Ibu?"

"Saya tidak masalah. Lagian Jennie juga memang mantan siswi disekolah ini. Dia mungkin bisa membantu Chaeyoung di Jeju nanti" ujar Bu Taeyeon membuatkan Chaeyoung bernafas lega.

"Terima kasih Bu, Pak. Kalau tidak ada apa apa lagi, saya permisi" pamit Chaeyoung diangguki oleh keduanya.











Ayo mampir ke cerita baru Chaennie(Jentop)

Ayo mampir ke cerita baru Chaennie(Jentop)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Tekan
   👇

Hopeless ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang