3. SEPERTI ACAK YANG DITAFSIRKAN

84.2K 6.7K 3K
                                    

MET BACA, SEMOGA SUKAA AAMIIN <3

3. SEPERTI ACAK YANG DITAFSIRKAN

Inti dari semua takdir yang tertulis adalah kamu, ku harap.

***

Mata Ilusi membola, melihat balasan dari laki-laki itu. Sebenarnya kesalnya sudah hilang sejak tadi, ia sudah mulai tenang dan tidak memikirkan yang terjadi di sekolah, namun melihat notifikasi handphonenya, tiba-tiba jantungnya berubah, berdebar kencang, posisinya yang tadinya berbaring, langsung terduduk kaget di kasurnya ketika melihat nama Razi yang jadi pengirimnya.

RAZI MEMBACA CHATNYA!!!

RAZI MEMBACA CHATNYAAAAA!!!

Dilihatnya lagi balasan dari laki-laki itu yang hanya menuliskan sebuah tanda tanya, satu.

"Keyboardnya kayaknya hilang," monolog Ilusi. "Kasihan."

Lalu Ilusi kemudian meruntuki dirinya, bisa-bisanya tidak menarik atau penghapus pesan-pesan yang ia kirimkan itu. Ya, ia berani mengirimkan pesan seperti itu, karena Ilusi mengira bahwa kontaknya sudah di blokir oleh laki-laki itu. Jauh beda dengan realita malam ini. AAAA MALUUU!!

"Fix, gue harus pindah sekolah," runtuk Ilusi, menyesal, malu yang bercampur.

"Ya ampun, Ilusi, di mana harga diri lo." Ilusi memukul-mukul bantal yang ada di sebelahnya, menyalahkan dirinya, ia belum pernah mengirimkan pesan sememalukan ini pada laki-laki. Ilusi tidak tahu apa gerangan yang terjadi dengan dirinya juga. Baru saja sebulan ia duduk di bangku SMA, dirinya sudah menemukan hal seperti ini.

Mata Ilusi kemudian menatap lagi room chatnya dengan Razi, ia melihat status online pada laki-laki itu yang baru saja hilang, menandakan bahwa whatsApp baru saja di buka oleh laki-laki itu.

Setelah megirimkan pesan itu, Ilusi kemudian mencoba mengatur tenangnya, berusaha kembali pada jati dirinya yang anggun. Sembari memikirkan suatu cara untuk melupakan yang terjadi malam ini, antara dirinya dan Razi.

Ilusi berpikir, hingga tercetus sebuah ide, "Ok, langkah pertama, kita hapus aja nomornya."

Tangan Ilusi bergerak cepat, menghapus nomor Razi, juga menghapus riwayat pesan mereka. Tidak ada untungnya berurusan panjang dengan laki-laki itu. Apalagi Razi bukan dari kalangan orang biasa, teman-teman saja cukup membuat Ilusi angkat tangan. Nanti, ia terbawa-bawa pergaulan yang tidak-tidak.

"Langkah kedua, gue harus parkir motor di parkiran samping sekolah, nggak usah dekat-dekat sama motor SATROVA BESAR."

Ilusi mengangguk, menyetujui ucapannya sendiri. Ia sudah terlalu malu untuk menatap wajah Razi, dan teman-temannya.

Setelah berdiskusi berat dengan isi kepalanya, Ilusi kemudian menyimpan handphonenya, bersiap untuk tidur, melupakan kejadian ini. Berkali-kali terdengar nafas berat yang perempuan itu buang.

Malam dengan suhu udara yang sedang tidak normal karena gerimis. Di sela-sela Ilusi akan memejamkan matanya, tertidur, perempuan itu bertanya diantar lelap yang akan datang.

"Jika orang-orang yang hadir di hidup kita bisa ditukar, nanti gue akan menukar siapa dengan siapa, ya?"

***

DIA RAZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang