19. KENAPA CINTA HARUS MENYAKITI MANUSIA?

68.7K 5.1K 6.3K
                                    

VOTEE DULUU

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKAA AAMIIN

19. KENAPA CINTA HARUS MENYAKITI MANUSIA?

"Patah hati adalah oleh-oleh dari senang yang amat."

***

"Kalau nggak bisa ambil hatinya, ambil saja sendalnya, nanti dikejar kok."

Sebuah gurauan dari Genta saat jam kosong itu tiba-tiba singgah di kepala Ilusi. Lucu saja membayangkan jika ada orang yang benar-benar mempraktikkannya. Haha, selalu ada cara untuk merasa dikejar, meski tujuannya bukan rasa.

Ilusi kembali menatap pesan yang sama sekali belum ia balas itu.

"Ini serius dia nanya kayak gini?" Ilusi menggeleng-geleng.

Di kamarnya, yang memiliki luas 4 x 3 meter itu, Ilusi mondar-mandir tidak jelas. Bingung, pusing, aneh, senang. Perasaannya tidak terbaca, ia merasa panas dingin. Dan Ilusi benci merasakan seperti sedang diterbangkan secara perlahan.

"Ngapain coba dia nanya kayak gini?" Ilusi bertanya pada dirinya sendiri.

"Gue harus jawab apa?"

Lalu diantara banyaknya pikiran Ilusi, terbesit sebuah pendapat seperti ini, "Eh? Atau dia lagi dibajak sama temen-temennya? Sengaja mau prank gue? Astaga..."

Ilusi percaya, kalau pesan suara itu isinya adalah sorak-sorakan teman-temannya yang akhirnya ketahuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilusi percaya, kalau pesan suara itu isinya adalah sorak-sorakan teman-temannya yang akhirnya ketahuan.

Tapi saat ia putar, ternyata bukan.

"Halo kakak, ini benar-benar Abang Razi. Nggak ada prank kok hehe."

Suara di voice note itu terdengar sangat imut, lucu, dan menggemaskan.

"Kak Ilusi lucuu," begitu suara yang terdengar dari voice note itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Ilusi lucuu," begitu suara yang terdengar dari voice note itu. Diikuti dengan kekehan kecil seorang laki-laki.

Diam! Ilusi jadi senyum-senyum sendiri sekarang.

DIA RAZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang