VOTEE DULUUUU
SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKAA AAMIIN.
22. UNTUK CINTA YANG HAMPIR JADI
Sayangnya, setiap rasa tidak bisa diajak buru-buru.
***Telfon genggam milik Ayah Ilusi bergetar. Ada panggilan masuk dari sebuah kontak yang ia beri nama 'Anak muda'.
"Bagaimana?" tanya Ayah Ilusi.
"Saya sudah memberikan dia sudut pandang, seperti yang om minta."
Senyum di bibir Ayah Ilusi, tersirat, "Bagus, sebisa mungkin, kalian sebagai anak muda nggak usahlah mencoba untuk cinta-cintaan dulu, belum waktunya, Itu buang-buang waktu. Fokusnya belajar dulu, kalian juga belum menghasilkan uang. Cinta di usia sekarang itu cuma delusi dan kesenangan sementara, nggak ada keuntungannya."
"Baik, Om."
"Mulai sekarang, kamu juga nggak usah sok ngejaga anak saya, sampai ngikutin ke rumah, nggak perlu. Nggak enak dilihat sama tetangga. Itu tugas saya sebagai Ayahnya," jelas Ayah Ilusi lagi.
"Baik, Om."
Ayah Ilusi melanjutkan, "Sejak kenal kamu, jujur, ya... anak saya sudah berani bohong, dan tidak nurut sama orang tua, kamu kan yang paksa dia buat ikut-ikutan basket?"
Seseorang yang diseberang sana hanya bergeming. Tidak ingin melawan.
"Saya sebagai orang tua kecewa karena nggak di dengar sama anak sendiri, tapi, terima kasih, karena kamu bisa diajak bekerja sama," tutup Ayah Ilusi.
Razi yang disebutnya anak muda itu bersuara, "Sama-sama, Om."
Ah, cinta memang punya ujiannya masing-masing di setiap orang. Dan menurut Razi, Ayah Ilusi benar, cinta belum pantas untuk dibanggakan dengan sangat di usia sekarang. Anak sekolah, yang masih bermodalkan uang orang tua, lebih baik meluruskan jalannya untuk taat dan bertanggung jawab terhadap mimpi-mimpinya dulu. Karena sangat lucu, jika harus jatuh cinta tanpa otak yang berisi. Sangat lucu, jika mengedepankan perasaan tanpa pendidikan yang gemilang.
Tidak, Razi tidak memandang buruk pesan-pesan Ayah Ilusi yang masuk di handphonenya kemarin malam tentang pernyataan-pernyataan yang jika disimpulkan, Ayah Ilusi ingin Razi menjaga jarak dengan putrinya.
Tidak ada yang buruk jika itu adalah sebuah kebaikan, begitu yang Razi yakini.
Jika menurut Ayah Ilusi, keberadaan Razi di dekat Ilusi adalah buruk, Razi akan melakukan apapun agar semua kembali di pandang baik lagi oleh Ayah perempuan itu, termasuk, menjauhi anak perempuannya, Ilusi.
Lagu berjudul kasih tak sampai, milik Padi terputar besar melalui speaker yang ada di Markas SATROVA BESAR.
"Dan, kita mesti relakan kenyataan ini... Tetaplah menjadi bintang di langit, agar cinta kita akan abadi...."
Setelah hari ini, setelah pertemuan di WAZEB tadi. Selanjutnya, Razi tidak akan mengganggu lagi anak perempuan yang begitu dijaga oleh Ayahnya, apalagi sudah ada penegasan keras untuknya. Kurang sopan jika ia masih melakukannya.
Kesenangan di WAZEB antara dirinya dengan Ilusi adalah fana. Tapi, biarlah rasanya tersimpan di hati masing-masing. Cepat lupa atau tidak, biarlah itu jadi urusan yang tidak perlu dimintai penjelasan.
"Lo kenapa, Zi? Datar lagi tuh muka?" tanya Bara.
Razi tidak menyahut. Seperti kebiasaannya, ia cuma mengalihkan semua yang bertumpuk di kepalanya dengan game, dan vape.