6. KITA MASIH BERADA DI AWAL CERITA

73.8K 5.8K 6.1K
                                    

Halooo <3

VOTEE DAN KOMENT BANYAK-BANYAK YAAAAA!!🌷

Selamat membaca, semoga sukaa, Aamiin.

6. KITA MASIH BERADA DI AWAL CERITA

Cinta itu omong kosong, bagi mereka yang tidak percaya.

***

Sebenarnya, untuk apa diciptakannya waktu? dan apa maksudnya membawa manusia dari masa ke masa kalau tujuannya hanya membuat hal-hal untuk datang dan jauh, untuk ada dan hilang?

Perkataan Topik itu, ternyata benar. Ada Razi yang datang mencari Ilusi. Namun, setelah Ilusi keluar kelas, laki-laki itu sudah berlalu pergi. Mungkin ia tipe manusia yang tidak sabaran menunggu, mungkin?

Setelah itu, hari kemudian berjalan, seperti biasanya, yang di mana, rutinitas sekolah terjadi. Ilusi mulai punya banyak tugas, sudah jarang keluar ke kantin juga karena ia akhir-akhir ini rutin membawa bekal. Pertemuan dengan Razi juga amat jarang, mungkin setelah ia melihatnya di parkiran waktu itu, Ilusi sudah tidak lagi pernah mendapatkan objek itu. Sekarang Ilusi hanya mendengarnya dari cerita-cerita Bunga, yang kalau faktanya 'penggemar laki-laki itu semakin banyak'.

"Lo tahu nggak?" tanya Bunga.

"Nggak, kan belum di kasih tahu," jawab Ilusi dan Genta berbarengan, yang kemudian disusul tawa mereka saat itu. Ilusi baru saja datang, baru saja menyimpan tasnya di atas meja.

"Hari ini kita belajar di luar kelas," beritahu Bunga yang baru saja mendapatkan info. "Jadi, nanti, kita di suruh ke sudut sekolah, mana saja yang kita inginkan, lalu kita menulis deskripisnya, apa-apa saja yang kita liat dan rasakan gitu. Tapi, setiap siswa, nggak ada yang boleh sama tempatnya."

"Cop, gue ke kantin," klaim Genta secepatnya. Lalu suaranya ia besarkan, memberitahu seisi kelas kalau itu bagiannya. Ke kantin saat belum jam istirahat itu anugrah.

"Gue di UKS," teriak Bunga cepat juga, lalu menyambungnya, dengan suara pelan, "Lumayan, dapat tempat rebahan gratis dulu sebelum masuk jam fisika."

Teman sekelas mereka yang mendengar itu, juga segera mengklaim tempat mereka. Hanya Ilusi yang belum menyahut juga sampai sekarang. Karena terlalu sibuk memikirkan tempat yang seberuntung tempat Genta dan Bunga.

"Lo di mana, Lus?" tanya Genta cepat.

"Yang milih lapangan udah, rooptop, taman sekolah, parkiran, perpustakaan, kolam sekolah, gedung belakang udah, eh, lo di mana?" tanya Bunga.

Ilusi berpikir keras, lalu menjawab yang terlintas di kepalanya saja, "Gue di ruangan komputer," jawab Ilusi.

Waktu memasuki jam pelajaran bahasa Indonesia, dan segera mereka berpencar, sesuai dengan tempat pilihannya untuk mengerjakan tugas. Saat akan meninggalkan kelas, Genta membisikkan Ilusi dengan kalimat amat menjengkelkan. "Lo pasti nggak lupa kan, tentang cerita horor di SMANDA?" setelah berhasil membuat Ilusi takut, Genta tertawa besar.

Dulu, beberapa tahu yang lalu, di SMANDA punya banyak rumor, dan yang paling terkenal adalah laboratorium komputer, tujuan Ilusi. Katanya termasuk tempat yang punya aura berbeda. Salsa juga tidak tahu banyak. Ia segera menepis itu.

"Gue nggak takut," balas Ilusi.

Bunga menyentil telinga Genta, "Nggak usah nakutin Ilusi, ya!!"

"HAHAHA." Genta masih tertawa, kemudian melanjutkan jalannya ke kantin.

***

Genta mendapatkan kemauannya. Akhirnya, ada juga pelajaran yang selalu ia 'doa' bersantai seperti ini. Meski ia tidak suka pelajaran bahasa Indonesia karena ia adalah orang Indonesia. Alasannya karena ia sudah merasa tahu, merasa sudah amat paham dengan bahasanya sendiri. Padahal ketika disuruh untuk membedakan antara makna sinonim dan antonim aja, masih terbalik.

DIA RAZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang