Makan malam bersama adalah rutinitas keluarga Rony, hal itu dilakukan agar lebih eratnya hubungan keluarga. Terlihat Nabila anak bungsu dari babeh Rony dan mami Salma sedang lahap menyantap makanannya.
"Pelan-pelan nab makannya." Ucap Rony dengan lembut.
"Laper beh." Celetuk Nabila yang terus mengunyah makanannya.
"Beh" panggil Nabila.
"Affah kidz?" Rony meresponnya dengan candaan.
"Nab mau nanya,"
"Babeh kan orang Batak, mami orang Jawa. Terus kenapa aku bisa lahir di Aceh ya?🤔" Nabila bertanya tentang asal-usulnya.
"Tanya tuh sama mami kamu." Rony melempar pertanyaan Nabila ke Salma yang berada di sampingnya.
"Kok jadi aku." Respon Salma.
"Jangan-jangan..." Nabila terpikirkan sesuatu.
"Aku anak pungut yaa?!!" Celetuk Nabila yang berhasil membuat Rony dan Salma tersedak bersamaan.
"Ga gitu dong nab, haduhh." Rony menepuk jidatnya.
"Jadi waktu itu pas mami hamil, kita tinggal di Aceh. Terus kamu lahir di sana, setelah kamu lahir kita balik ke Jakarta sampai sekarang, gituu loh nak." Jawab Rony dengan penuh kesabaran menghadapi Nabila yang bertanya tentang asal-usulnya.
"Keluarga kita random ya beh. Babeh orang Batak, mami orang Jawa, nab lahir di Aceh sedangkan ka syarla lahir di Kalimantan terus sekarang kita tinggal di Jakarta. Keren ya beh, keluarga kita bhinneka tunggal ika." Nabila pusing sendiri dengan silsilah keluarganya😭
Babeh Rony sama mami Salma cuma bisa tertawa dengar celotehan si bungsu yang random itu.
"Ihh ada apa sih rame-rame, syarla ikutan dong." Syarla duduk di meja makan.
"Yah ka syarla telat." Ledek Nabila sambil mengeluarkan gaya bondolnya "CHINDHAAA"
"Kamu kenapa sih nab?"
"Mama, kayanya Nabila kena tiktok syndrom." Syarla pusing dengan tingkah adiknya itu.
"Mama juga pusing liat nab gaya gitu terus, biarlah terserah dia." Salma pun pusing dengan tingkah anaknya.
"Tuh kan aneh lagi, nab manggil babeh mami. Kok ka syarla manggilnya papa mama sih?" Nabila bertanya lagi.
"Ya karena beda ba-" Ucap Salma terhenti.
"Karena beda apa mi?" Nabila bertanya lagi.
"Karena beda banget, nab lahir di Aceh sedangkan ka syarla lahir di Kalimantan." Lanjut Salma meneruskan bicaranya.
"Emang ngaruh ya mi?" Nabila lagi-lagi bertanya.
"Mungkin karena aku udah nyaman aja kali nab." Sambung Syarla.
"Soalnya aku kan udah biasa pakai panggilan itu dari kecil, ya kan ma?" Syarla bertanya ke Salma.
"Iya betul." Seketika Salma merenung setelah menjawab pertanyaan Syarla, seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.
"Ehh nab, kamu lagi deket sama si Ipul anak kampung sebelah ya?" Tiba-tiba saja Syarla menanyakan hal itu ke Nabila.
"Ipul saha?" Nabila bingung.
"Si Ipul anaknya Bu Novia." Syarla menginterogasi Nabila.
"Paul ka Paul bukan Ipul." Jawab Nabila.
"Tuh kan betul berarti kamu lagi deket sama dia." Syarla meledek Nabila.
"Ngga, cuma temen doang ka." Sanggah Nabila.
"Bohong, Kaka suka dengar Paul bilang demi Nabila, demi Nabila terus suka nyanyiin lagu komang pas telponan, temen darimana kalo kaya gitu?" Syarla tidak mau kalah.
Rony hanya tersenyum sambil menatap hangat salma karena melihat anak gadisnya yang mulai beranjak dewasa. Tatapan hangat Rony pun disambut dengan Salma, Salma menjadi tersipu karena tatapan Rony.
"Syarla udah ih kasian Nabila dicecer terus, nanti malu nabilanya." Salma melerai sambil senyum-senyum karena masih salting karena tatapan Rony😭
"Berarti mama setuju kalau Nabila sama Paul?" Syarla bertanya ke Salma.
"Mama kan temenan sama Bu Novia, ya pasti udah setuju dong." Gantian kini giliran Salma yang menggoda Nabila.
"Tuh kan males ih ngeledekin nab terus, nab ke kamar aja deh." Nabila beranjak dari kursinya menuju kamar sambil memegang hidungnya karena salting.
"Yahh ngambek dia syar, bahaya ini. Dia kalo ngambek bisa kayang." Ucap Salma setelah Nabila pergi ke kamarnya.
---
Wkwkk part 1-nya udah jadi nih gaiss. Keluarga bhinneka tunggal ika ini emang gumushh bgtt. Babeh Rony dan mami Salma yg semakin romantis, si bungsu Nabila yg lgi digosipin sama Ipul eh Paul, buat ka syarla cari jodoh cepettt😭😭🤣
Salam chindhaa,
Keluarga Salmon.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---