Neyl sudah memberikan alamat lengkap Dimansyah ke Rony, terlihat raut wajah Rony masih menyimpan rasa cemburu tapi itu semua harus ia tahan demi keharmonisan keluarganya kembali.
Rony langsung menyampaikan hal ini ke Salma dan Syarla, ia berharap setelah masalah ini Salma dan Syarla bisa berkomunikasi lagi seperti biasa. Setelah mengetahui alamat Dimansyah, mereka pun pergi menuju rumahnya, tapi Nabila tidak bisa ikut karena harus sekolah.
Selama di perjalanan tidak ada komunikasi apapun, semuanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Seperti orang yang berbeda ketika melihat Salma dan Syarla tidak saling menyapa, tapi Rony berusaha untuk mengerti perasaan mereka.
Rumah Dimansyah sudah mulai dekat, entah mengapa malah Rony yang merasa gugup. Rony memakirkan mobilnya di tanah lapang depan rumah Dimansyah. Rumah yang bisa dibilang cukup besar bernuansa putih itu membuat Rony bertanya-tanya, "kenapa dia ga pernah mencari atau menafkahi anaknya? dilihat dari rumahnya sepertinya dia orang berada." Batin Rony.
Rony mengetuk pintu rumah tersebut, diikuti Salma dan Syarla yang berada di belakang Rony. Sudah 3 kali ketukan belum juga ada respon, Salma dan Syarla berpikir mungkin salah rumah tapi Rony tetap yakin kalau itu rumah Dimansyah. Akhirnya ketukan yang kelima baru mendapat respon. Betapa terkejutnya Salma ketika melihat orang yang membuka pintu itu benar-benar Dimansyah. Begitu pun sebaliknya dengan Dimansyah, ia juga terkejut karena tidak menyangka anak dan mantan istrinya menghampiri tempat kediamannya.
"Sal--ma?" Dimansyah terlihat gugup.
"Halo, saya suaminya Salma." Rony mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya ke mantan suami Salma itu.
"Ohh halo." Dimansyah menjabat tangan Rony.
"Ayo masuk dulu." Ajak Dimansyah.
Salma terheran-heran melihat nuansa rumah Dimansyah yang terlihat mewah, ia bertanya-tanya di dalam hatinya kenapa Dimansyah tidak pernah sekali pun mencari Salma dan Syarla setelah mendapatkan ini semua.
Mereka duduk di sofa ditemani dengan secangkir teh yang dibuatkan oleh Dimansyah.
"Apa kabar kalian?" Tanya Dimansyah memulai percakapan.
"Ga baik." Celetuk Syarla.
Melihat respon anak itu Dimansyah baru tersadar kalau dia adalah anak kandungnya.
"Syarlaa." Dimansyah memanggil anaknya dengan mata yang berbinar.
"Sal, apa benar ini anak kita?" Tanya Dimansyah ke Salma yang membuat Rony sedikit kesal dengannya.
"Iya, dia anak yang anda tinggal dulu." Lagi lagi Rony menjawab pertanyaan yang seharusnya bukan ditujukan untuk dia.
Setelah mendengar perkataan Rony, Dimansyah langsung terdiam.
"Kamu kemana aja setelah belasan tahun meninggalkan kami?" Kali ini Salma yang membuka suara.
"Sampai anakmu sebesar ini, rumahmu semewah ini kamu ga pernah mencari kami?" Lanjutnya dengan penuh tekanan.
"Sekedar menanyakan kabar pun ga pernah. Kami ga mengemis hartamu, kami hanya butuh penjelasanmu selama belasan tahun." Salma merangkul Syarla.
"Peninggalan suratmu ga cukup bagi kami, teganya seorang kepala keluarga meninggalkan anak dan istrinya dalam keadaan susah. Itu bukan alasan yang masuk akal Dim." Salma mengeluarkan apa yang ingin dia sampaikan sejak lama.
Syarla tidak bisa lagi menahan air matanya, tangisnya pun pecah.
"Sampai kamu mendapatkan ini semua, sampai kamu menjadi orang berada pun tetap ga pernah mencari kami. Cukup aku aja kamu sakiti, jangan anakmu." Ucap Salma sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---