"Aku mau pergi dulu sebentar." Ucap Paul menatap lurus ke arah pantai.
Nabila menengok ke arahnya, "Kemana?"
"Ke Bali." Paul mengalihkan pandangannya ke Nabila.
Nabila terkejut, "Hah, ngapain?"
"Aku lolos beasiswa pertukaran mahasiswa, dan bulan ini aku bakal ke sana selama enam bulan." Paul tersenyum.
"Kenapa kamu baru ngomong sekarang?" Nabila mengerutkan dahinya.
Paul menatap Nabila dalam, "Kamu tau alasan kenapa aku cepat nyatain perasaan aku kemarin? Ya karena ini alasannya, aku ga mau kamu sama orang lain saat aku pergi."
"Maaf." Seketika Nabila menunduk.
"Untuk?"
"Maaf, kalo jawaban aku buat kamu sedih kemarin." Kata Nabila.
Paul tertawa kecil. "Kenapa harus minta maaf? itu hak kamu. Aku ga bisa ganggu." Ucap Paul.
"Aku juga kagum sama kamu, di usiamu yang biasanya sedang gencar-gencarnya pacaran tapi kamu ga mau, kamu beda dan aku suka itu." Paul menepuk-nepuk pundak Nabila.
Nabila tersenyum ke arah Paul, "Kamu hebat bisa lolos beasiswa itu, semangat terus."
"Tapi aku masih bisa dengar jawaban yang lain kan setelah kamu lulus sekolah?" Tanya Paul.
Nabila mengangguk, "Ya."
"Aku akan tunggu momen itu." Paul tersenyum.
Pantai menjadi saksi obrolan panjang mereka malam hari ini, tentang cinta dan pendidikan.
Nabila kembali ke tempat acara, sambil membawa buah ia duduk di depan samping Syarla.
"Mami sama babeh mana ka?" Tanya Nabila.
"Bukannya tadi nyariin kamu?" Ucap Syarla.
Nabila bingung, "Hah, aku ga ketemu."
"Lah gimana sih." Syarla jadi ikutan bingung.
"Nah itu mami sama babeh." Ucap Nabila melihat Salma dan Rony datang dari arah pantai.
"Papa sama mama dari mana? Ini nabilanya udah balik." Kata Syarla.
"Abis liat pantai bentar." Ucap Rony sambil tertawa kecil.
"Mau niru Nabila sama Paul yang duduk di pinggir pantai." Salma menggoda Nabila.
Nabila tersenyum malu, "Emang mami liat aku?"
Salma dan Rony saling melempar tatapan mata. "Lagi serius banget kayanya tadi ngobrol bareng Paul." Ucap Rony.
"Abis salam perpisahan sebelum dia ke Bali." Ucap Nabila.
"Hah, mau ngapain dia?" Tanya Salma.
"Pertukaran mahasiswa mi, enam bulan katanya." Respon Nabila.
"Aduh ada yang LDR-an dong nih." Syarla menyenggol tangan Nabila.
Nabila hanya tersenyum, sepertinya ia agak sedih dan hal itu terlihat oleh Salma dan Rony.
"Pa." Bisik Salma sambil menyenggol kaki Rony.
Rony mengangguk, "Iya papa paham."
Novia datang menghampiri keluarga Rony. "Kalian udah makan?" Tanyanya.
"Udah tante." Ucap Nabila dan Syarla berbarengan.
Novia tersenyum ke arah Nabila dan Syarla. "Ron, katanya Salma mau bikin acara kaya gini tuh." Ucap Novia membuat Salma salah tingkah.
"Emang mama mau?" Rony memalingkan wajahnya ke Salma.
"Ga, itu Novia becanda pa." Salma tidak mau mengaku, "Ya kan Nov?"
"Waktu itu kamu bilang mau Sal." Kata Novia.
"Kalo mama mau nanti kita buat kaya gini juga, ya ga Nov?" Rony tertawa kecil meledek Salma.
"Aduh Nov kenapa bilang di sini sih, niatnya aku kan mau bilang sendiri, malu banget didengar anak-anak." Batin Salma.
"Kenapa Sal diam aja?" Novia menepuk pundak Salma.
"Ehh gapapaa." Buyar lamunan Salma.
"Ditanya tuh sama Rony, mau ga buat acara kaya gini pas anniversary kalian?" Lanjut Novia.
"Ya aku terserah Rony aja sih, hehe." Ucap Salma.
"Cie ciee papa sama mama udah kaya anak muda aja nihh." Syarla menggoda Salma dan Rony, sedangkan Nabila masih diam menyantap buahnya.
Rony memainkan rambutnya yang tidak berantakan itu, "Papa sama mama tetap darah muda dong."
"Iyadeh iyaa." Syarla tersenyum.
Novia melihat Nabila yang dari tadi hanya diam, "Nabila kamu kenapa diam aja?"
"Gapapa tante." Nabila tersenyum.
"Udah ketemu sama Paul? Apa mau tante panggilin?" Ucap Novia.
Nabila memegang lengan Novia, "ga usah tante, tadi aku udah ketemu kok."
"Oiyaa nab, Paul udah bilang ke kamu kalo dia lolos beasiswa?" Tanya Novia.
"Udah tante."
"Gapapa ya LDR-an dulu, nanti ketemu lagi kok." Novia mengelus pundak Nabila.
"Calon mantu cantik banget." Lanjut Novia.
Nabila tersenyum malu setelah mendengar ucapan Novia, sedangkan Salma, Rony, dan Syarla tertawa kecil melihat ekspresi salah tingkah Nabila.
"Yaudah kalian lanjut makan ya, nanti kita foto-foto." Ucap Novia.
Novia pergi menemui tamu undangan yang lainnya.
"Emang beneran kamu mau kaya gini ma?" Tanya Rony sekali lagi.
Salma mengangguk, "Hmm."
Senyum Rony mengembang, "Tapi nanti kostum kita ikan ya ma."
"Tuh kan males kamu itu milihnya yang aneh-aneh." Ucap Salma.
"Ih itu unik ma, bukan aneh. Orang udah banyak pakai kostum yang mewah, elegan, nah kita harus cari yang beda." Tutur Rony.
"Ga ada romantis-romantisnya pa kalo kaya gitu." Salma memalingkan wajahnya.
"Ohh kamu pengennya yang romantis." Rony mendekatkan wajahnya ke Salma.
Salma tidak bisa menahan senyumnya lagi, "Hmm."
"Yaudah nanti kita bikin yang romantis yaa di pinggir pantai juga." Rony mengelus punggung tangan Salma.
Indahnya melihat kebersamaan keluarga seperti ini, orang tua yang romantis, anak-anak yang akur menjadi suatu anugerah luar biasa yang diinginkan banyak orang.
Orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anaknya, dan anak-anak yang menjadi penyemangat orang tuanya. Hal itulah yang dibutuhkan dalam membangun keluarga yang harmonis🤍
___
KS 21 publishh!!
Semangat powll, kita tunggu karya-karyamuu💃🤍
Salam hangat,
Keluarga Salmon 🐳
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---