Dari sekian banyak tempat yang kita singgahi, senyaman dan semenarik apapun tempat itu tidak akan bisa menggantikan betapa indahnya tempat dimana pertama kali kita tinggal. Ya.. tempat itu Adalah rumah, rumah yang kita tempati bersama keluarga. Jadi, sejauh apapun kamu melangkah di luar sana, setinggi apapun kamu dipuji manusia jangan pernah lupa untuk pulang, karena dari rumah itu lah kamu dibentuk menjadi pribadi yang baik dan tumbuh menjadi manusia hebat seperti sekarang.
Jadilah manusia yang mempunyai hati seluas samudera, manusia yang selalu berbuat baik kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun itu. Jangan pernah berbuat jahat kepada orang lain, karena apa yang kita tabur itulah yang nantinya kita akan tuai. Tetap menjadi anak baik meski terkadang dunia tidak berpihak pada kita.
- Papa Rony.
Sebelum memulai aktivitas di pagi hari, keluarga Rony selalu memulainya dengan memberikan motivasi terlebih dahulu ke anak-anaknya. Memberikan arahan dan nasihat untuk mencapai hidup yang lebih baik setiap harinya.
"Pa, kalo kita ga boleh balas jahat ke orang yang udah jahatin kita terus balasnya pakai apa pa?" Tanya Syarla.
"Cukup balas dengan senyuman yang tulus dan buktikan kalo kamu ga seperti apa yang mereka bilang. Ingat pesan papa tadi, berbuat baiklah kepada siapapun, meski dia adalah orang yang sudah jahat ke kamu. Jangan pernah bosan yaa nak jadi anak baik." Rony memberikan penjelasan.
"Beh, apa yang harus dilakukan saat orang lain ada yang ga suka sama kita?" Kini giliran Nabila bertanya ke Rony.
"Di dunia ini pasti ada aja orang yang ga suka sama kita. Apapun yang kita lakukan sebaik apapun itu, orang yang ga suka sama kita pasti akan selalu mencari kesalahan. Jadi, ga perlu menghabiskan energi kita hanya untuk memikirkan orang-orang yang ga suka dengan kita. Jangan karena terlalu memikirkan orang-orang yang ga suka sama kita membuat kita lupa betapa banyaknya orang lain yang sayang sama kita." Rony memberikan arahan ke Nabila.
"Dunia ini keras, nak. Bentakkan kecil papa dan mama mungkin terkadang membuat kalian kesal. Tapi percayalah, papa dan mama melakukan itu karena kita sayang sama kalian. Selamat berproses nak, papa dan mama selalu mendukung kalian, kapanpun itu." Ucap Salma yang berhasil membuat mata Syarla dan Nabila berkaca-kaca.
Syarla dan Nabila memeluk Salma dan Rony.
"Ma, pa.. makasih ya udah sayang sama kita." Ucap Syarla sambil melihat Salma dan Rony.
"Mi, beh.. makasih ya selalu ada dan kuat untuk kita." Ungkap Nabila tersenyum ke arah Salma dan Rony.
Mereka saling berpelukan untuk menambah energi positif sebelum melakukan aktifitas di luar.
"Yaudah kita sarapan dulu yuk, mama udah siapkan makanan tadi." Ajak Salma.
"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka."
"Syarla ke kampus naik apa hari ini?" Tanya Rony.
"Aku naik ojek online aja pa." Ucap Syarla yang masih mengunyah makanannya.
Rony meng-iyakan perkataan Syarla.
"Nabila berangkat sekolah mau sekalian bareng babeh atau gimana? Sepedanya kan masih di rumah Tante Novia." Ucap Rony.
"Bareng aja beh, nanti pulangnya baru naik ojek." Jawab Nabila.
"Yaudah siap-siap dulu deh kalian takut kesiangan." Salma berdiri untuk mengambil tas kerja Rony.
Setelah sarapan mereka siap-siap untuk menjalankan aktivitasnya masing-masing.
Setelah mereka pergi, salma kembali masuk ke kamarnya. Ia membuka laci yang di dalamnya terdapat surat dari Dimansyah, mantan suaminya.
"Dimana sekarang kamu dim? Sudah belasan tahun ga ada kabar. Apa kamu ga kangen sama anakmu?" Batin Salma sambil melihat surat yang diberikan Dimansyah kala itu.
"Anakmu sudah besar, dia perlu tau siapa papa kandungnya. Terlalu sakit aku menyimpan rahasia ini dim, sakit sekali rasanya. Melihat kebahagiaan Syarla yang sekarang namun dibalik itu semua ada rahasia yang ku tutupi." Batin Salma.
Tak terasa air mata mengalir membasahi pipinya. Bukan karena Salma masih cinta, bukan. Salma hanya takut jika rahasia ini akan merenggut kebahagiaan Syarla. Syarla kecil sudah cukup menderita, Salma tidak ingin melihat Syarla menderita lagi.
Salma mengusap air matanya dan kembali meletakkan surat itu di dalam laci.
Tok tok tok...
Ada orang yang mengetuk pintu rumah, Salma pun segera membuka pintu.
"Halo tante, ini Paul mau balikin sepeda Nabila." Ternyata ada Paul datang untuk memulangkan sepeda Nabila.
"Ohh ya ampun makasih ya Paul anak sholeh." Puji Salma.
"Hehe sama-sama tante."
"Nabilanya udah pergi sekolah ya Tan?" Tanya Paul sambil melirik-lirik ke dalam rumah Salma.
"Iya udah berangkat tadi bareng babehnya." Ucap Salma.
"Ohh kalo gitu Paul pamit ya tante."
"Salam ya sama mama kamu, nanti main lagi ke sini kalo ada Nabilanya." Goda Salma.
"Hehe, nanti dipantau lagi tante sama om Rony." Celetuk Paul dengan muka polosnya.
"Tenang aja ada tante nanti jadi ga usah takut." Salma tertawa mendengar ucapan Paul.
"Yaudah tante, Paul pamit dulu ya. Mau pergi ke kampus juga soalnya." Paul pamit ke Salma.
***
Di kampus Syarla dimintai akta kelahiran oleh bagian sekretariat fakultas, ternyata ada beberapa berkas yang belum terpenuhi saat mendaftar sebagai mahasiswa baru beberapa bulan yang lalu.Selama ini segala macam berkas-berkas selalu diurus oleh Rony dan Salma, jadi Syarla tidak tau apa-apa.
"Kenapa ya sampai diumur 19 tahun aku ga pernah liat akta kelahiran aku sendiri." Batin Syarla.
"Mama juga larang aku membuka laci di kamarnya." Batin Syarla yang mulai bertanya-tanya.
"Aku harus nanya mama habis pulang dari kampus." Batin Syarla.
___
KS-9 publish!!
Terima kasih selalu support aku buat lanjutin cerita ini🤗Kali ini ceritanya agak mengandung bawang sedikit gapapa ya gaiss karena hidup itu ga selamanya indah dan lucu😭😭
Menurut kalian seru ga si kalo mereka main miniseries gitu? sumpah nungguin banget mereka kelar idol terus ada project miniseries seru bgt pastinya, semoga terkabul yaa gaiss😭
Salam lebaran,
Keluarga salmon🐬
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---