Rony menyiapkan barang-barang yang harus keluarganya bawa untuk keperluan piknik, dibantu dengan Salma yang akhirnya mau keluar kamar.
"Akhirnya mama keluar kamar." Ucap Rony yang bahagia karena Salma mulai berbaur lagi.
"Udah itu cepet diberesin barang bawaan kita." Salma enggan menjawab perkataan Rony tadi.
Apapun respon Salma, Rony tetap senang melihatnya mulai ceria kembali. Setelah beberapa hari rumah terasa sepi seperti kuburan, kini mulai ada kehidupan kembali.
Setelah semuanya siap, Rony memanggil Nabila dan Syarla untuk segera ke mobil karena waktu sudah mulai siang.
"Ayo ka." Nabila menggandeng tangan Syarla.
Salma dan Rony duduk di depan sedangkan Syarla dan Nabila duduk di belakang kemudi.
"Mau?" Nabila menawarkan permen ke Syarla.
Syarla mengambil permen pemberian Nabila, ini pertanda kalau Syarla sudah berdamaj dengan keadaan.
"Oh my God." Nabila menutup mulutnya karena kaget melihat Syarla mengambil pemberiannya.
"Kenapa sih nab?" Tanya Rony.
"Kenapa si beh, ga ada yang ngomong sama babeh." Ucap Nabila.
"Ga jelas kamu." Celetuk Rony.
Rony melihat Salma yang masih terdiam langsung mengajaknya bicara.
"Kenapa ma diam aja? Kamu sakit?" Rony memegang dahi Salma untuk memeriksa panas atau tidak.
"Mama gapapa pa, sehat kok." Salma meraih tangan Rony yang berada di dahinya.
"Kenapa senyum-senyum sih ma?" Kata Rony melihat Salma tersenyum terus.
"Gapapa pa." Ucap Salma
"Gapapa aja terus, biasanya kalo jawab gapapa itu pasti ada apa-apa." Kata Rony.
"Beneran, bawel banget sih pa." Salma mencubit kecil tangan Rony.
Syarla tersenyum kecil melihat Salma dan Rony bercanda, sepertinya strategi Rony dan Nabila untuk mengembalikan keharmonisan keluarganya akan berhasil.
Mereka sampai di taman, bernuansa hijau dan dilengkapi pemandangan danau yang indah. Ditambah angin yang sejuk membuat hati dan pikiran ikut tenang.
Salma dan Rony menggelar helaian kain untuk menjadi alas duduk mereka, sedangkan Syarla dan Nabila menyiapkan makanan.
Mereka terlihat bahagia terpancar dari senyumannya, sedikit menghilangkan rasa penat dan masalah yang ada. Kalau dekat dengan air entah kenapa memang rasanya lebih tenang apalagi ditambah dengan suara gemericiknya, tenang jiwa dan raga.
"Gimana kalian senang ga?" Tanya Rony ketika melihat wajah mereka sumringah sekali.
"Sengbrut behh." Ucap Nabila sambi mengambil soda.
"Sengbrut apaan?" Kata Rony.
"Senang brutal xixixi." Singkatan baru dari Nabila.
"Aja ada ada kamu nab." Ucap Salma sambil tertawa.
"Ada ada aja mi." Rony membetulkan perkataan Salma.
"Xixixi ngakakk abiezz." Nabila menutup mulutnya.
Syarla ikut tertawa melihat tingkah mereka, walaupun tidak ikut bicara setidaknya ia sudah bisa tertawa lepas.
"Mama mau papa suapin ga nih?" Ucap Rony sambil mengambil potongan pizza.
"Suapin suapin!!" Kata Nabila dan Syarla berbarengan.
"Aaaaa buka mulutnyaa." Rony mengayun-ayunkan tangannya seperti menyuapi anak kecil.
"Enak gaa pizza-nya?" Tanya Rony.
Salma hanya mengacungkan jempolnya karena mulut dia penuh terisi oleh pizza.
"Syarla sama Nabila mau papa suapin gaa?" Sekarang giliran Syarla dan Nabila.
Rony menyuapi Syarla terlebih dahulu.
"Anak pintar makannya lahap." Perlakuan Rony benar-benar seperti mengasuh anak kecil.
Syarla terlihat bahagia, senang sekali Rony melihatnya.
Sebelum pizza mengarahnya, Nabila sudah lebih dulu buka mulutnya.
"Ini ngapain lagi anak udah mangap aja, ga jadi deh males babeh jadinya." Kata Rony.
"Ishh si babeh." Nabila menutup kembali mulutnya.
"Canda kidzz, bukaa mulutnyaa." Giliran Nabila yang disuapi oleh Rony.
Semuanya memang terlihat bahagia, tapi Salma dan Syarla tetap saja belum ada komunikasi apapun. Akhirnya Rony dan Nabila berpura-pura untuk mengambil barang yang tertinggal di parkiran, agar Salma dan Syarla bis berkomunikasi.
"Aduhh earphone aku ketinggalan beh di mobil." Nabila mulia akting.
"Ishh gimana sih kamu nab, mau diambil?" Rony mengikuti akting Nabila.
"Yaudah yuk beh anterin Nabila bentar."
"Mama, Syarla papa tinggal bentar ya. Ini si Nabila ada aja yang ketinggalan di mobil." Ucap Rony.
"Iyaa kamu anter aja dulu pa." Kata Salma.
Kini suasana mendadak canggung, salma dan Syarla tidak ada yang ingin memulai percakapan. Tapi pada akhirnya Salma memulai membuka obrolan.
"Kamu senang nak?" Tanya Salma.
"Seneng ma." Respon Syarla tersenyum ke arah Salma.
"Mama ikut seneng kalo kamu juga senang Syar." Salma tersenyum.
"Jangan benci mama ya nak, dan jangan sedih lagi." Ucap Salma.
"Aku minta maaf ya ma, ga seharusnya aku marah sebegitunya sama mama padahal mama ga salah." Ungkap Syarla.
"Kamu juga ga salah nak, semua ini memang sudah jalan dari-Nya. Semoga dari masalah ini kita mendapatkan pelajaran." Salma memeluk Syarla.
Dari balik pohon Rony dan Nabila mengintip kebersamaan Salma dan Syarla, mereka ikut senang melihat Salma dan Syarla sudah baikkan.
"Berhasil kan beh rencana nab." Nabila menaikkan salah satu alisnya.
"Iya deh iya, besok babeh tambahin uang jajan kamu dua ribu." Ucap Rony.
"Sengganya naik lima ribu kek beh." Nabila protes.
"Ayok ayok kita balik lagi." Kata Rony keluar dari persembunyiannya.
Datang-datang Rony langsung memeluk Salma dan Syarla.
"Nah gitu dong baikkan, kan kalo gini kita jadi ga sedih terus." Ungkap Rony.
Rony melepas pelukannya, lalu menatap anak dan istrinya.
"Kita ini keluarga, jadi mulai sekarang kalo kita lagi ada masalah kita hadapi sama-sama jangan dipendam sendiri, janji?" Ucap Rony terlalu sangat bahagia.
"Janjiii!!"
Rony memegang tangan salma sambil menatapnya, betapa beruntungnya ia memiliki keluarga yang hangat dan utuh. Dari kejadian ini mereka mendapat pelajaran baru, jika kita mempunyai masalah jangan pernah disembunyikan karena suatu saat masalah itu akan meledak dengan sendirinya.
"I love you ma." Ucap Rony ke Salma.
"I love you too pa." Salma tersenyum.
___
KS-16 publish!!
Maaf baru update + kurang panjang kayanya, otakku lagi mumet gaisss😭
Sebelum libur lebaran kira-kira harus update berapa kali? Tapi jgn banyak-banyak plss🤣
Hmm,
Keluarga Salmon🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---