"Beh, nab pamit berangkat ke sekolah dulu ya." Pamit Nabila dengan memasang muka cemberut.
"Anak babeh kenapa pagi pagi udah cemberut?" Tanya Rony.
"Mau babeh anter ke sekolah?" Lanjut Rony.
"Ga usah dianter pa, nab dijemput Ipul." Celetuk Syarla dari arah dapur.
"Apaansih ka." Nabila kesal sambil menghentakkan kakinya di lantai karena digoda terus sama Syarla.
"Udah beh nab mau berangkat." Lanjut Nabila pamitan dengan Rony.
Nabila berangkat sekolah menggunakan sepeda pinknya itu. Keluarga Rony dan Salma bisa dibilang keluarga berada tapi mereka selalu hidup sederhana.
"Syarla kamu jangan goda adik kamu terus." Tegur Rony ke Syarla dengan lembut.
"Emang kenapa sih pa, papa selalu belain Nabila deh. Aku juga kan anak papa." Syarla balik ke dapur.
Syarla memeluk Salma yang berada di dapur. Ia menangis karena habis ditegur Rony😭
"Kenapa anak mama kok nangis?" Tanya Salma sambil mengusap rambut Syarla.
"Papa ga sayang ya ma sama aku?" Syarla melepas pelukannya.
"Loh kok Syarla ngomongnya gitu?" Salma terkejut dengan perkataan Syarla.
"Habisnya papa belain Nabila terus." Syarla menatap mata Salma.
Salma terdiam, karena ia mengerti dengan keadaan ini.
"Papa sayang kok sama Syarla, buktinya papa selalu kasih hadiah kan ke Syarla?" Ucap Salma yang mampu menenangkan Syarla.
Syarla mengerti dan sudah cukup tenang, setelah itu Syarla masuk ke kamarnya.
Mengetaui hal itu, Salma menghampiri Rony yang sedang duduk di sofa sambil minum kopi.
"Pa." Panggil Salma yang kemudian duduk di samping Rony.
"Aku ngerti Syarla memang bukan anak kandung kamu, tapi kamu harus bersikap adil ya pa." Tutur Salma sambil menatap Rony.
Rony bangun dari sandarannya lalu menghadap ke Salma.
"Ma, dengerin aku. Aku selalu berusaha bersikap adil dengan Nabila dan Syarla." Ucap Rony.
Rony menunduk melihat raut wajah Salma yang sedih.
"Maaf ya ma, mungkin memang terkadang papa lebih sayang Nabila. Tapi papa janji, papa akan selalu bersikap adil." Rony menepuk bahu Salma berusaha untuk tidak membuatnya tersinggung.
"Pa, mama sebenarnya sedih. Gimana kalau nanti Syarla tau kalo dia bukan anak kandung kamu, pasti dia kecewa banget sama aku." Salma menangis karena telah menyembunyikan ini semua dari Syarla.
"Bahkan Syarla sekarang ga tau papa kandungnya ada dimana." Salma menangis dipelukan Rony.
"Ma, papa yakin nanti Syarla akan mengerti keadaan ini. Papa yakin Syarla akan tetap sayang sama kamu." Ucap Rony dengan lembut mendengar Salma menangis tersedu-sedu.
"Papa berharap mama selalu percaya sama papa, papa akan selalu menyayangi syarla seperti anak kandung papa sendiri." Rony tersenyum.
Salma melepas pelukannya, Rony mengusap air mata yang masih membasahi pipi Salma.
---
Jalanan sore hari cukup ramai, Nabila mengayuh sepedanya dengan hati-hati. Sekolah hari ini cukup lelah, tapi Nabila tetap semangat karena ia habis membuat trend tik tok bersama temannya di sekolah.
I might, i might kill my ex..
Nabila menyanyikan lagu itu di sepanjang jalan.
Krekkk
"Loh kenapa ini sepeda." Nabila berhenti mengayun sepedanya karena ada yang tidak beres.
"Yahh rantainya putus." Keluh Nabila setelah melihat rantai sepeda putus.
Nabila mencoba membenarkan rantai sepedanya tapi hasilnya nihil, ia tidak bisa membenarkannya.
Terlihat seorang laki-laki turun dari motornya di depan Nabila.
"Sepedanya kenapa nab?" Ucap Paul anak kampung sebelah.
"Hmm, ini ka Paul rantainya putus." Ucap Nabila sambil menunjuk sepedanya.
"Coba ka Paul liat." Paul memeriksa rantai sepeda Nabila sambil mencoba membenarkannya.
"Ga usah ka Paul, kamu kan mau berangkat kuliah nanti kesorean." Ucap Nabila
"Demi Nabila ka Paul gapapa telat ke kampus." Goda Paul sambil tersenyum ke Nabila.
----
Aaaaaa, part ini agak mengandung bawang. Salma yg mulai resah karena status Syarla yang bukan anak kandung dari Rony.
Meskipun mengandung bawang, tapi kenapa aku nulisnya tetep ngakak yaa😭. Cerita ini masih bersambung gais, doain supaya rajin update🤣
Salam chindhaa,
Keluarga Salmon🐳
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---
