Syarla menatap foto yang ada di galeri handphonenya, betapa bahagianya ia mempunyai tempat persinggahan yang tidak ada mimpi buruk di dalamnya. Tapi tertanyata pemikiran itu salah, mimpi indah memang selalu berdampingan dengan mimpi buruk.Mereka terlalu sibuk melukis mimpi indah tapi mereka lupa jika mimpi buruk bisa menghancurkan mimpi indah. Rasa sesak dan amarah menghantui, berkecamuk di dalam hati dan pikiran. Akankah mimpi buruk itu akan berlanjut? Atau mimpi indah yang harus dilukis kembali? Entah, keputusan itu ada di Syarla.
"Ka Syarla." Nabila mengetuk pintu kamar Syarla untuk memberinya sarapan.
"Sarapan dulu yu, Nab bawain makanan kesukaan kakak." Lanjutnya setelah tidak mendapatkan respon.
Nabila tak kunjung mendapatkan jawaban dari Syarla, ia pun meletakkan sarapan itu di depan pintu kamar Syarla.
"Gimana nab, sarapannya diambil?" Tanya Rony.
"Engga beh, ka syarla ga jawab apapun." Nabila terlihat lemas.
"Yaudah, babeh mau ke mami dulu ya. Kamu jangan lupa sarapan, abis itu berangkat sekolah ya." Ucap Rony.
Nabila sarapan sendiri di meja makan, sedangkan yang lain berada di kamarnya. Baru kali ini Nabila merasakan kesepian di rumahnya sendiri.
Rony menghampiri Salma yang dari semalam belum makan.
"Ma, makan dulu yu. Nanti kamu sakit." Ajak Rony.
Salma tidak merespon, ia hanya merenung menatap jendela.
"Kita selesaikan masalah ini bersama ya ma, jangan merasa sendiri ada aku di sini." Rony selalu berusaha untuk menenangkan Salma.
"Apa mau papa carikan mantan suami kamu itu?" Setelah Rony berkata seperti itu barulah Salma merespon.
"Kamu serius?" Tanya Salma.
"Aku serius, Syarla perlu mengenal papa kandungnya." Ucap Rony lembut.
Kini Salma tersenyum setelah Rony ingin mencari Dimansyah, mantan suami Salma.
"Kenapa kamu tersenyum ma, perasaanku jadi ga enak." Batin Rony.
Setelah berhasil menenangkan Salma, kini Rony harus bisa memberi penjelasan ke Syarla.
Rony mengetuk pintu kamar Syarla, tapi tidak ada jawaban. Akhirnya Rony membuka sedikit pintu kamarnya, terlihat Syarla yang sedang memegang foto keluarga sambil menghadap ke jendela.
"Syarla." Panggil Rony.
"Makan dulu ya, kamu belum makan dari semalam." Lanjutnya.
"Kenapa papa masih baik sama Syarla?" Tanya Syarla yang masih menghadap ke jendela.
Rony menghampiri Syarla.
"Nak, papa udah urus kamu dari kecil. Meskipun papa bukan papa kandung kamu, tapi rasa sayang papa tumbuh dengan sendirinya." Ungkap Rony.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---