Rony berusaha mencari mantan suami Salma lewat sosial media, ia meminta bantuan juga kepada teman-temannya. Lebih banyak yang mencari lebih cepat pula untuk ditemukan.
Biasanya setiap sore Rony dibuatkan kopi oleh Salma, tapi karena keadaan yang sedang tidak baik akhirnya Rony membuat kopi sendiri. Ia memanaskan air di kompor, tanpa sengaja ia menyenggol ujung panci yang berisi air panas itu.
Brakkk...
Air panas itu mengenai kaki Rony, ia menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit di kakinya hingga merasa kaku. Perlahan ia pun berjalan menuju sofa untuk mengobati luka di kakinya.
"Babeh kenapa?" Tanya Nabila yang baru saja sampai rumah.
"Gapapa, cuma kejatuhan air aja tadi." Ucap Rony merasa baik-baik saja.
"Gapapa gimana sih beh, itu kakinya merah melepuh gitu. Ayo kita ke dokter, cepetan beh." Nabila panik karena melihat kaki Rony yang melepuh.
"Mami sama Syarla kemana sih beh? Masih diam-diaman juga?" Ucap Nabila kesal karena melihat Salma dan Syarla belum juga berkomunikasi.
"Husshh jangan ngomong kaya gitu, mami sama Syarla lagi butuh waktu untuk sendiri." Rony memberikan pengertian karena maklum Nabila masih labil dalam mengatur emosinya.
"Ya kalo kaya gitu terus kapan selesainya." Celetuk Nabila.
"Ayo beh nab anter ke dokter takut kenapa-kenapa itu kali babeh."
Akhirnya Rony dan Nabila pergi ke dokter, karena kaki Rony sakit akhirnya Nabila yang memboncengi Rony pakai motor. Sebenarnya Nabila masih takut mengendarai motor, tapi demi babeh ia mencoba untuk berani.
Di perjalanan Rony selalu memanjatkan doa, ia merasa sedang naik motor di sirkuit Mandalika karena Nabila mengendarai motornya dengan cepat. Rony menyesal mengizinkan Nabila membawa motor, karena itu sama saja seperti mengantar nyawanya ke sang pencipta.
"Beh pegangan ya, ada lubangan besar di depan." Perintah Nabila.
Gubrakk...
Nabila menghantam lubangan besar itu, padahal di sampingnya ada jalanan yang bagus tapi ia tidak bisa beloknya.
"Nab, kenapa kamu harus hantam lubangan itu?" Rony ketakutan.
"Maaf beh, nabila ga bisa beloknya." Ucap Nabila yang sebenarnya takut juga😭
"Babeh aja deh sini yang bawa." Rony pasrah mending ia merasakan sakit dikakinya dari pada harus luka seluruh badan.
"Dikit lagi beh nanggung." Nabila terus melajukan motornya seperti Valentino Rossi.
Rony hanya bisa pasrah memegang bagian belakang jok motor, tidak lupa juga mulutnya selalu memanjatkan doa.
Akhirnya setelah melewati begitu banyak rintangan dan cobaan Mereka pun sampai di rumah sakit. Setelah proses pendaftaran dan antre ia pun segera diperiksa.
"Bapa, ini saya kasih resep obat jangan lupa diminum. Kakinya juga sudah diperban bisa diganti sendiri ya pa." Ucap dokter.
"Baik, terima kasih dokter." Rony pun keluar dari ruangan itu.
"Gimana beh, apa kata dokter?" Tanya Nabila.
"Gapapa, ini udah diperban sama dikasih resep obat nanti ambil obatnya di depan." Ucap Rony sambil menunjukkan kakinya yang diperban itu.
"Yaudah ayo beh ambil obat sekalian pulang." Ajak Nabila.
"Kunci motornya mana nab?"
"Kenapa emang beh, kan Nabila yang bawa motornya." Ucap Nabila bingung.
"Ga usah ya biar babeh aja yang bawa, kamu cukup duduk manis di belakang." Kata Rony sambil mencoba untuk tersenyum.
"Emang gapapa beh kakinya?" Tanya Nabila lagi.
"Gapapa banget nab, udah sembuh kaki babeh udah bisa buat balap lomba karung hehe." Ucap Rony yang sebenarnya kakinya masih sakit.
"Yaudah kalo gitu, nih kuncinya beh." Nabila memberikan kuncinya.
Rony menghembuskan napas dan mengelus dadanya.
"Akhirnya selamat gua." Batin Rony.
Setelah mengambil obat mereka kembali ke rumahnya. Tidak ada cerita di jalan pulang karena berjalan mulus, aman, tenteram, dan damai. Sepertinya Nabila harus belajar motor lebih giat lagi.
"Kamu makan dulu deh nab, belum makan kamu dari pulang sekolah." Kata Rony.
"Nanti aja beh belum laper, nab istirahat dulu di kamar." Nabila pergi ke kamarnya.
Kini Rony hanya sendirian di ruang keluarga. Biasanya di ruangan ini ramai semuanya kumpul di sini, tapi sekarang keadannya berbalik.
Drrtt..drrtt
Handphone Rony bergetar ada panggilan masuk dari Neyl.
"Halo kenapa bro?"
"Ron, ini udah ada tanda-tanda keberadaan Dimansyah."
"Yang bener Lo Neyl?
Ada di mana?""Ada di daerah Jakarta Selatan."
"Loh kalo gitu ga jauh
dari daerah kita.""Iya nanti gue kabarin lagi ya."
"Okee makasih ya broo."
"Santai aja Ron."
Sudah ada titik cerah keberadaan Dimansyah, tapi perasaan Rony menjadi tidak tenang. Ia teringat kembali senyuman Salma setelah ia bilang ingin mencari Dimansyah, ia takut kalau Salma ternyata masih ada perasaan dengan Dimansyah.
"Rony ga boleh mikir kaya gitu, masa lalu biarlah masa lalu jangan kau ungkit jangan ingatkan aku. Tuh kan jadi nyanyi gua." Batin Rony
Rony menghampiri Salma yang masih berada di kamar, ia ingin menyampaikan informasi ini.
"Ma, udah ada info tentang keberadaan Dimansyah." Ucap Rony.
"Yang benar pa?" Salma terlihat senang.
"Iya tadi dapat info dari Neyl, katanya sekarang Dimansyah ada di daerah Jakarta Selatan." Ujar Rony agak cemburu sedikit karena melihat Salma yang sepertinya senang sekali.
"Makasih ya pa." Salma tersenyum ke arah Rony.
"Kamu keliatannya seneng banget ya?" Akhirnya Rony mengeluarkan kalimat itu karena sudah tidak tahan lagi menahan gejolak di dadanya.
Salma yang melihat Rony cemburu langsung tersenyum sumringah, karena baru kali ini ia melihat Rony secemburu itu biasanya ia pandai menyembunyikannya, tapi kali ini tidak.
___
Tiga kali update dalam sehari 😭🤣
Makasih gaiss udah bikin aku semangatt, love youuuu💃🤸Selamat malam minggu,
Keluarga salmon🌬️
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the End🦋
Teen Fiction"Keluarga menjadi tempat pulang bagi setiap hati yang terluka. Sejauh apapun kamu melangkah, setinggi apapun kamu dipuji manusia, jangan pernah lupa untuk pulang." ---